Kamis, 19 Mei 2022

 
 
 
 
 
 
  .. "Antri Makanan Apa BLT ? " ..
 
salah satu penanda adanya sesuatu yang baru , 
apakah itu tempat belanja , jam jam obralan barang , 
warung / kedai / cafe adalah adanya 
antrian panjang yang mengular ! 
catat saja beberapa kemunculan baru yang menarik
 orang untuk rela ber jam jam mengantri misalnya
 warung nasgor yang ada di jalan Anjasmoro Malang ,
 toko sepatu didaerah Sengkaling pada jaman
 sebelum covid , camilan khas Bandung yang
 digelar di Jalan Besar Ijen , Burger King di 
Jalan Besar Ijen , Kelapa Gading di Klandungan , 
La Fayette Basuki Rahmat  dll .
 dan yang terakhir dan sedang IN adalah Mie Gacoan 
di daerah Dinoyo dimana saya diajak langsung 
seorang teman untuk melihatnya dari dekat setelah 
beberapa pekan mengamati antrian yang 
seperti tidak ada habis habisnya . 
teman yang mengajak saya untuk menjajal mie ini , 
berkomentar : 
 
 
" penasaran mbak , kira kira enak mana sih dibanding
 dengan Mie Setan atau Kober atau 
Mie Jawa atau Gang Jangkrik atau buatan kita sendiri ? " . 
saya hanya senyum senyum sebab rasanya
 jawabannya saya sudah tahu hanya tidak saya 
utarakan sebab ini masalah selera apalagi milenial
 umumnya lebih menggandrungi segala 
yang berbau " modern " dan asing 
dibanding menu menu lokal dan jadul ! 
 
 
untunglah , doa saya terkabul bahwa ketika kami 
sudah berada disebelah dalam ruangan dari 
Mie Gacoan Dinoyo yang ber pekan pekan masih 
dipadati antrian , teman saya ternyata lebih
 dulu menyerah ! 
" wes mbak , cari tempat lain saja , bisa bisa kita 
berdiri ber jam jam .. ini lho saya hitung masih ada 
sekitar 50 an orang yang menunggu giliran ... " ! 
ha ha , hebat , ternyata sempat juga teman ini 
menghitung antrian ... buat saya , tidak masalah sebab 
jujur saya yang penggemar Mie Jawa dan Mie Pangsit 
ini memang agak sulit menyukai kreasi kreasi mie
 " modern " yang kadang hanya pedasnya 
yang terasa mendominasi hehehe ... 
salahkah lidah para milenial kita ? 
saya rasa bukan itu penyebabnya . 
salah satu alasan bisa saja semakin jarangnya milenial
 mendapat olahan rumahnya atau masakan ibundanya 
adalah antara lain karena : 
 
 
kos dikota lain , bekerja diluar rumah atau kota , 
atau juga memiliki ortu yang juga berselera " modern " 
dan membiasakan menu menu ( negara ) asing
 sebagai kesehariannya . contoh kecil , 
makan pagi tanpa nasi dan membiasakan roti atau
 makanan berserat tinggi sebagai gantinya plus 
berbagai macam salad . 
jaman bergeser , menu menu ataupun resep resep asing 
sangat mudah dicari di internet dan gofood siap 
 menghidangkannya dalam hitungan menit , 
apa lagi yang harus dirumitkan ? 
jika angkatan saya tidak lagi harus menyiapkan 
masakan masakan rumahan disaat anak anaknya 
pulang mudik , maka syukuri saja ketika anak anaknya 
 menawarkan untuk makan bersama diluar rumah 
dan mengajak untuk 
" ber Jepang an atau ber Korea an atau ber Swedia an " . 
tidak berarti mereka tidak menyukai lagi masakan
 rumahan , tetapi menurut mereka 
" waktu berkumpul yang berharga sebaiknya 
dimanfaatkan untuk bertukar cerita , ngobrol dll
 dan tidak perlu dihabiskan di dapur atau
 belanja berlama lama dipasar " . 
masuk diakal meskipun saya sempat berfikir 
 ( bahkan bercuriga )
" apakah rawon saya sudah tergeser oleh Pizza dll ? "
 hehehe ..
 
 
bagaimanapun teknologi memberikan kemudahan bagi
 angkatan saya untuk menghindari antrian dan
 sekali lagi saya bersyukur bahwa saya hanya butuh 
 menggerakkan jari tanpa perlu enerji untuk
 mendatangkan Mie Gacoan atau apapun yang 
sedang dipadati antrian diluar sana ...
jadi  apalagi  yang harus saya keluhkan ?
( Wrting & Photos :  Hariati , 18.05.22 ) 
keterangan foto : 
01 . saingan antri BLT
02 . teman saya yang menyerah dalam antrian
03 . sabarrrrr .....
04 . sampai banyak juga yang " ngglosoh " 
ala hippi emperan hehehe ... 
05 .kepalang tanggung , ya ditunggu aja ...
*********

Tidak ada komentar: