Kamis, 14 Desember 2023





 .. " Bahagiakah Bersama Seleb ? " ..
disatu siang , kami duduk ber 4 disebuah warkop, 
semua wanita ,
 dan bisa ditebak , obrolan berkisar tentang pria .
 waduh .. jangan buru buru berprasangka sebab bicara
 tentang pria bisa macam macam temanya .
 lha karena kebetulan satu diantara kami 
belum menikah dan satu sudah pernah menikah alias
janda , dan dua lainnya masih ( sedang ) menikah . 
maka tema yang di " diskusikan " akhirnya seputar 
" mengapa terjadi perceraian " ? 
lho ..menarik bukan ?
alasan alasan klasik tentu saja bermunculan yang 
intinya adalah Sudah Tidak Adanya Kesesuaian ! 
mau itu karena selingkuh , karena campur tangan 
mertua yang bikin runyam , karena tidak pinya keturunan , 
karena suami menganggur dan keluarga tidak 
punya penghasilan tetap , karena pertengkaran
 terus menerus , karena KDRT baik fisik
maupun psikis dst dst . 
 
 
tetapi yang menarik justru yang dialami salah satu 
dari kami dimeja kopi siang itu , karena ternyata
penyebab perceraiannya adalah 
Tidak Betahnya Bersuamikan Selebriti . 
( Seleb itu bisa artis , pejabat , pengusaha ,
 politikus dll lho )
lho lho lho ... padahal hampir tiap wanita 
mengimpikan suami seleb yang umumnya adalah
 terkenal , kaya , terpandang , dan ter ter ter ter lainnya ! 
maka yang 3 pun bergantian meng " interviwe " nya
 seputar apa sih alasan sebenarnya dari 
perpisahan mereka . 
diluar dugaan , inilah  yang dia sharing kan 
dengan meja kami siang itu yaitu : 
" Susah , karena terkenal , maunya istrinya harus 
menuruti setiap keinginannya agar dimata publik 
selalu nampak sempurna dan dialah yang harus lebih
 tampak Benar , Menonjol , Dominan , 
Tidak Ingin Pemikiran/ Ide Idenya dikalahkan atau
kalah oleh istri apalagi sampai diketahui publik ,
dan jikapun sampai cerai harus dia yang terlihat 
sebagai pihak penggugat / tak bersalah , 
jadi " AKU " nya dia itu kegedean sampai 
bikin istri muntah ... !". 
 
 
lho lho lho ... kami surprise karena selama belum cerai
mereka tampak baik baik saja dan ketika perceraian
terjadi kami pikir itu justru karena mereka 
belum sempat punya momongan setelah 
3 tahun menikah . 
teman tadi menyambung : 
" capek deh ... pokoknya matahari itu cukup dia saja , 
sehebat apapun istrinya harus menjadi pengikut saja , 
jangan sampai menutupi sinarnya . 
padahal aku ya ngga punya niatan mengurangi 
cahayanya , tapu perlakuan kepada istrinya itu yang
 bikin ngga betah , seolah istri bagi dia hanya 
pendorong semangat tanpa punya peluang menjadi 
patner yang bisa dia banggakan didepan publik
entah karena prestasi istri sebagai akademisi 
atau sebagai pengusaha atau sebagai seniman  
atau apapun , ngga penting bagi dia untuk
ditonjolkan menyainginya didepan piblik ! "
 oalala ... masih ada sambungannya ternyata , 
begini katanya : 
" lagipula pelan pelan aku muak 
dengan gelimang hartanya yang seolah aku bisa dia
kendalikan dengan itu . wanita mana yang ngga suka
 kemewahan tetapi agaknya dia lupa bahwa
harta tidak bisa membeli kebahagiaan hati , 
maka aku pilih mundur daripada ngenes ... " 
( " ngenes " ini bhs Jawa yg artinya kira2 
adalah Sakit Hati ) .
dimeja kami tiba tiba seperti tersihir dan senyap 
sebab melepasan suami yang seleb  dan berduit 
mungkin sebuah kegilaan dijaman serba cuan ini .
tetapi tiba tiba kesenyapan dipecahkan
 oleh salah seorang yang 
( masih sedang dan sudah ) menikah diantara kami , 
komentarnya membuat tercengang : 
 
 
" iya sih .. aku ini bersuami orang yang sederhana
dengan penghasilan juga sederhana , 
dia juga bukan seleb , ayah dari 3 anak kami 
yang juga biasa biasa saja , 
tapi dia memberi kebebasan penuh ke aku bahkan 
sekalipun aku menjadi lebih hebat darinya baginya
tak masalah selama aku menjalankan fungsi 
sebagai istri dan ibu yang baik .
 aku bahagia dalam kesederhanaan kami .. " 
obrolan ngalor ngidul ini akhirnya harus berakhir
 jam 14 ketika 3 diantara kami harus memenuhi tugas
 masing masing yaitu ada yang 
menjemput sekolah , ada yang punya janji ke salon 
perawatan kulit dan ada yang bergegas pulang sebelum
saat ashar plus " mengentas " jemurannya 
karena cuaca mulai mendung . 
tinggallah saya yang masih harus menunggu bungkusan 
makanan pesanan saya untuk malam harinya .
 saya merenung sendiri di meja kami tadi , 
ah ya .. kadang yang nampak gemerlap tidak 
selamanya sama gemerlap didalamnya , 
apa yang nampak biasa biasa saja ternyata malah
 lebih gemerlap didalamnya .. 
 
 
dalam falsafah Jawa dikenal istilah 
Sawang Sinawang atau saling Pandang yang 
seringkali salah dalam melihat atau menilai sesuatu ..
demikian kehidupan .. C'est la vie ..
( Titiek Hariati , catatan 4 " pendekar kehidupan " ,
( 14.12.23 )


Tidak ada komentar: