Selasa, 27 September 2022






.. " Dari Mobil  Sampai Kompor Listrik " ..

sebentar lagi para pejabat publik bakal mengganti
 mobil mobil dinasnya menjadi mobil listrik . 
seorang teman berkomentar :
 " lho .. kita kan sejak kecil dulu sudah duluan make ya ,
 di Pasar Pasar Malam itu kan mobil listrik to ? " .
 saya mengangguk setuju sebab dimasa kuecilll saya ,
salah satu favorit mainan di pasar Malam saya 
adalah mobil mobilan listrik yang seringkali 
berbenturan dan diatas lempengan besinya yang 
bersentuhan dengan atapnya itu sering kali memercikkan
 listrik dengan bunyi khasnya ! 
sekian dekade kemudian , setelah anak anak saya 
mengenal mainan Tamia itu juga mengingatkan pada 
konsep mobil listrik ini . naa .. itulah 
kenangan kenangan pada mobil mobilan listrik 
dan tentu saja saya juga setuju bahwa mobil listrik ini
 memang akan mengurangi polusi udara 
plus budget yang biasanya untuk bbm . 



yang masih jadi pertanyaan adalah berapa harga
 sebuah mobil listrik nantinya mengingat ditanah air
 belum diproduksi secara masal ? 
jika harga impornya  saat ini masih 2 - 3 kali harga
 mobil bensin , itu namanya " pak pok " alias 
" sami mawon " alias tidak efisien .
 tetapi lagi lagi teman saya berkomentar 
" ojok kuatir , nanti kita bakal produksi 
sendiri dalam negri , lebih murah dari mobil bensin " , 
dan saya tidak berkomentar sebab istilah 
" nanti " itu bisa 1,2,3,4, tahun atau lebih dan 
sementara itu ya sudah pasrah dulu hehehe ... 
belum selesai ngobrol tentang  mobil listrik ,
 sudah disusul oleh isu tentang kompor listrik . 
ide PLN ini memang bukan asal asalan karena
 pastinya para pakarnya sudah njlimet 
menghitung nya dengan segala konsekwensinya . 
kalau kemudian ide ini disambut pro kontra 
itu ya wajar wajar saja sebab pro kontra 
adalah diperlukan untuk mempertimbangkan 
plus minusnya sebuah kebijakan sebelum 
dilempar ke publik sebagai sebuah ketetapan . 



bahkan ada yang berkomentar 
" bagaimana ini , belum tuntas prokontra kenaikan
 bbm sudah disusul isu kompor listrik . 
boro boro beli kompor listrik , yang sekarang ada saja ,
 kompor gas , itu sudah reyot belum bisa beli lagi ...
 juga bukan hanya mahalnya kompor listrik, 
tapi tagihan listrik pasti ya ikut naik . 
masih ditambah kalau PLN byar pet apa ngga pusing .. "
 dst dst komentar yang berkembang .
saya yakin , semua reaksi seperti diatas pasti sudah 
dihitung oleh PLN dan lembaga lembaga terkait . 
dan saya juga yakin bahwa tidak akan ada 
ketidak setujuan pada rencana kompor listrik jika
 rakyat mendapatkan kompor listrik secara gratis
 plus kenaikan pada jatah listriknya tidak
 berdampak pada tagihannya karena itu subsidi .
 waduh ... berapa triliunkah itu nanti ya ? 
subsidi ini , subsidi itu , subsidi sana , subsini sini , 
pasti Ibu Sri Mulyani yang brilian ini bakal 
lembur lembur dikantornya .. 
 ( saya pengagum berat beliau yang hebat ini , 
bersyukur Indonesia memiliki beliau ) . 
jujur saja , saya menyimpan kompor listrik saya 
sudah hampir 10 tahun alias tak terpakai .
 bukan soal apa apa , tetapi sudah terlanjur terbiasa
 dengan gas dan dapur saya yang " outdoor " tidak 
mungkin pakai kompor listrik mengingat
 tampias hujan dll hehehe .. 
dan kemarin seorang pakar dilayar TV berkata : 
" paling paling akhirnya nanti akan banyak
 masyarakat yang pakai kompor dobel , 
ya gas ya listrik untuk jaga jaga jika listrik mati 
atau gas nya habis " , masuk akal juga ..
tapi waduh , kalau sampai ada wacana tentang  
dobel kompor ini 
dikemukakan , apa ngga bakal ada gelombang demo
 para emak emak yang membawa pentung serta
 mencari pejabat publik yang menyarankan
 dobel kompor itu ? 
beda dengan mobil listrik untuk pejabat publik, 
yang bisa saja mereka men dobel nya lewat
 mobil bertype hybrid yang bisa bensin bisa baterei
sebab itu mobil dinas .
lha kalau " kompor hybrid " ? 
hehehe .. nanti dulu daripada nanti ada 
gelombang emak emak ngamuk ke gedung parlemen !



maka untuk sementara , 
saya hanya bisa melihat dan menunggu 
bagaimana kelanjutan drama mobil dan kompor listrik
 ini sebab yang satu adalah menyangkut 
kepentingan Pejabat Publik dan yang lain  
adalah Kepentingan Rakyat . 
sebagaimana dulu pergantian 
Minyak Tanah Ke Gas , sesuatu perubahan 
semudah sulapan , perlu waktu untuk penyesuaian 
dan sosialisasi yang berkesinambungan agar 
tidak ada rasa " tersakiti " oleh 
 perubahan perubahan yang dianggap membebani . 
( Titiek Hariati , 27.09.22 )
gambar dari google

Tidak ada komentar: