Jumat, 16 September 2022

 
 
 
 
 
 .. " AADP ? " ..
( Ada Apa Dengan Ponpes ? )

berbagai peristiwa mengenaskan akhir akhir ini 
terjadi seolah beruntun dan TKP nya adalah justru 
Pondok Pesantren yang diyakini sebagai 
sebuah tempat para santrinya menimba keilmuan 
yang sarat nilai kebajikan guna membekali 
para santrinya dengan nilai nilai positif dalam 
menjalani kehidupan dunia dan pembekalan bagi 
kehidupan akherat . 
tetapi bayangan ponpes sebagai sebuah tempat 
menggali pengetahuan spiritual dan keimanan , 
menjadi coreng moreng ketika berbagai kasus justru
 muncul secara ironis dibeberapa ponpes
 yang bahkan sudah sangat ternama .
 sebut saja banyaknya kasus kasus pelecehan seksual
 oleh para pengajar atau ustadznya kepada 
santriwatinya , dan yang terakhir bahkan tragis 
karena adanya kematian salah satu santrinya akibat
 penganiayaan para seniornya di ponpes Gontor . 
miris dan memprihatinkan . 
 
 
pertanyaan yang timbul adalah : 
" apakah Kemenag dalam hal ini tidak memiliki 
semacam sistim pengawasan pada periode tertentu 
terhadap ponpes ponpes yang jumlahnya puluhan ribu 
ditanah air ini serta seberapa jauhkah
 wewenang Kemenag terhadap kasus kasus yang
 terjadi di ponpes ponpes ? " . 
lebih spesific lagi adalah pertanyaan 
" apakah Kemenag tidak menetapkan semacam 
sertifikasi bagi ponpes ponpes sesuai level nya ? " . 
jika misalnya ada peng level an dari ponpes , 
semacam akreditasi yang kita kenal selama ini
 di kalangan Perguruan Tinggi , 
mungkin akan membantu masyarakat membuat 
penilaian dan pilihan mana mana ponpes yang 
memang layak , 1/2 layak dan kurang atau 
tidak layak untuk disebut sebagai sebuah ponpes . 
 
 
itu tidak saja meliputi kurikulumnya keagamaannya , 
tapi juga secara menyeluruh yang meliputi program
 program Character Building nya ! 
Iman dan Ilmu seyogyanya berjalan sejajar 
beriringan secara berimbang untuk 
membentuk manusia seutuhnya . 
maka adalah memilukan ketika pelecehan seksual 
terjadi justru disebuah lembaga yang mengajarkan 
nilai nilai kehormatan dan martabat wanita
tetapi ditempat yang sama justru 
para wanitanya dilecehkan harkat dan martabatnya ! 
 
 
 kemudian pada kasus penganiayaan seorang 
santri hingga tewas , juga memperlihatkan lemahnya 
pengawasan dan peraturan para pengelola ponpes
 sehingga terjadilah keleluasaan bertindak 
para santri senior kepada para santri baru .
 lebih tragis lagi bahwa pada awalnya para 
pengelola ponpes justru berupaya menutupi dan 
memanipulasi kematian santrinya dengan 
alasan alasan yang bahkan dikuatkan oleh keterangan 
dokter yang penuh kebohongan . miris !
 para santri yang datang dari berbagai daerah 
dipenjuru tanah air , adalah dipenuhi 
cita cita dan harapan bahwa kelak mereka akan
 kembali kekampung halamannya dengan 
membawa ilmu yang bermanfaat bagi lingkungannya 
serta masa depannya . 
cita cita dan harapan ini hancurlebur ketika yang
 diperoleh adalah justru kenistaan dan bahkan 
kematian . 
apakah ponpes memang sebuah lembaga steril yang
 tidak memperkenankan para orangtua santri 
mengikuti perkembangan putra putrinya 
selama dalam masa pendidikan ? 
 
 
 bentuk bentuk komunikasi seperti apakah sebenarnya
 yang ada di ponpes ponpes yang memberikan 
peluang bagi para santrinya untuk berkomunikasi 
dengan keluarganya ? 
beribu pertanyaan muncul dan semoga saja kasus 
terakhir yang terjadi di ponpes tersohor Gontor
 dapat menjadi momentum " pembongkaran " sistim
 yang selama ini dinilai kurang / tidak lagi 
relevan dengan tuntutan jaman dan tidak 
memberikan Rasa Aman bagi para santrinya 
terutama yang baru masuk / bergabung di ponpes . 
keterbukaan dan kejujuran para pengelolanya 
terhadap  kasus kasus yang ada dalam lembaganya 
adalah sebuah keniscayaan yang tak dapat 
di tawar dijaman digital ini , 
karena " mata gadget " ada dimana mana dan 
masyarakat berhak tahu apa sebenarnya yang terjadi
 disetiap kasus yang muncul untuk 
menghindarkan peristiwa yang sama terulang 
dimasa depan . 
 
 
sedih dan prihatin sudah pasti , hanya 
pertanggungjawaban secara kesatria dari para 
pengelola ponpeslah yang akan sedikit mengobati luka
 keluarga para korban meskipun luka ini 
tidak akan pernah disembuhkan . 
pertanyaan selanjutnya barangkali adalah 
" benarkah ponpes satusatunya lembaga yang dapat
 membentuk sebuah karakter utuh dan seimbang
 antara Imtaq ( Iman dan Taqwa ) dan Iptek 
( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ) ? " .
sayangnya , saya tak punya jawabannya .....
(  Titiek Hariati , 17.09.22 )
gambar dari google

Tidak ada komentar: