Minggu, 31 Maret 2019






.. " Siapa Sebenar Saudaramu ? " ..
beberapa minggu terakhir ini saya seolah tersedot 
oleh kegiatan RT RW . jangan meremehkannya
 meski ini bukan kegiatan partai politik , lembaga , 
perusahaan atau kampus ternama .
 bayangan semacam kegiatan arisan memang
mendominasi sebab umumnya arisan adalah kegiatan
 rutin bulanan yang hampir selalu ada disetiap RT RW . 
maka deretan kegiatan yang saya maksud ini
 memang rutin diperumahan kami ,
 dimana sekitar 250 KK memiliki peluang untuk 
berkumpul dan sharing . sebut saja pertemuan rutin
 untuk arisan RT , arisan RW , senam , Eko Dharmo 
( perkumpulan kematian ) , kerjabhakti , dan rekreasi 
serta taman toga dan pengajian .
 inipun masih ditambah kegiatan dari pusat ( kelurahan )
 yang harus dilaksanakan oleh masing2 RT RW
 seperti misalnya pelatihan ini itu , posyandu , dll .
 siapa yang harus berpartisipasi? 
 setiap warga idealnya mengambil bagian , meskipun 
dalam kenyataannya ada beribu alasan untuk 
tidak dapat mengambil bagian mulai alasan 
Sibuk Dikantor , Momong Cucu , Mengantar Jemput
 Anak2 Ke/Dari sekolahnya , Kurang Sehat , 
Diluar Kota , dll dll . 
kebetulan masa masa sibuk saya di kantor dan 
perusahaan2 maupun kampus2 serta merawat anak anak
 sudah lama lewat , yang ada saat ini adalah
 kegiatan2 yang bersifat spiritual dan sosial disamping
 " jalan dan nulis " yang memang sudah menjadi
 panggilan hati.. !
 maka sebenarnya apa yang terpenting dari seabreg 
kegiatan RT RW yang sepintas seperti 
" kurang bermanfaat " ini ?
 wahai , benarkah pertetanggaan kurang perlu
 dibanding kegiatan kantor , bisnis atau 
komunitas tertentu ?
 benarkah hanya buang buang waktu saja untuk
 arisan , pengajian , perkumpulan kematian ,
 kerja bhakti , senam dll itu ? 
banyak kasus tragis terjadi di perumahan2 dimana
 hubungan antar tetangga terasa berjarak bahkan 
tidak saling mengenal kecuali pembantu2 
atau ART nya ! 
bahkan ada yang sudah meninggal beberapa hari 
tetapi tidak diketahui siapapun hingga
 sang tetangga menangkap bau tidak sedap dari 
rumah sebelahnya ?
 atau ada penghuni perumahan yang terkena stroke 
dan jauh dari anak2nya , tidak tertolong karena 
 tidak mengenal satupun tetangganya 
apalagi nomor telepon atau WA atau grup WAnya ? 
dari pengalaman saya pribadi ketika ibunda saya wafat 
di pagi buta sebelum subuh dirumah ,
 ada dua tetangga terdekat tempat saya meminta 
pertolongan pertama . yang pertama adalah
 tetangga dokter , untuk memberikan kepastian tentang
 wafatnya ibunda saya dan 
Surat Keterangan Kematian dari dokter tersebut . 
tetangga kedua adalah pengurus Eko Dharmo
 dimana saya menjadi anggotanya ,
 yaitu untuk
 mempersiapkan peralatan bagi jenazah mulai 
ambulans , alat alat perlengkapan permandian jenasah ,
 dll yang dalam waktu sekejap sudah langsung 
tersedia dipagi subuh . 
yang luarbiasanya adalah kesigapan ibu ibu tetangga 
yang tergabung dalam tim perawat jenasah yang
 kalau saja tanpa bantuan beliau2 saya tidak tahu 
bagaimana cara merawat jenasah hingga siap untuk dimakamkan . 
semuanya selesai dalam waktu singkat !
dan ketika semua kerabat dan teman berdatangan
 beberapa jam setelahnya , 
mereka mendapatkan bahwa pemakaman telah selesai .
 mengapa tidak menunggu semuanya hadir ? 
dalam keyakinan saya , 
pemakaman sebaiknya disegerakan , sehingga 
kepentingan yang meninggal haruslah diletakkan
 diatas kepentingan yang masih hidup !
  andai saja saya tidak dibantu para tetangga , bisa saja
 jenasah baru akan dirawat siang hari 
menunggu kerabat dan teman2 datang !  . 
maka .. apakah kelak kita akan berjalan sendiri 
kepemakaman kita ? dan atau ketika ada
 situasi darurat dirumah dan tidak ada seorangpun 
yang dapat membantu kita , kita akan menunggu
 kerabat atau anak anak kita yang mereka masih harus 
naik KA atau pesawat untuk ke UGD ?
 tentu saja tetangga tidak hanya bermanfaat disaat 
darurat , sebab dalam situasi ' normal ' pun kita
 memerlukan kehadiran mereka sebagai 
sebuah keluarga besar . 
permasalahan2 yang timbul dalam lingkungan tidak
 selalu bisa diselesaikan sendiri2 dan dengan guyubnya
 warga maka musyawarah2 akan menjadi 
jalan keluarnya .
 contoh di perumahan saya misalnya masalah jalanan
 yang rusak , keamanan dan kebersihan lingkungan ,
 perbaikan2 masjid , menengok yang sakit atau 
yang pindahan rumah ,
 membantu yang sedang berduka cita dll .
mengirim pembantu atau ART untuk rapat2 atau
 temu warga kuranglah etis yang bukan saja
 karena  mereka bukan pengambil keputusan
 sehingga tidak dapat mewakili suara majikannya
 dalam suatu kesepakatan warga .
  maka dalam sebulan ,
apakah benar bahwa kita tidak dapat menyisihkan waktu
 barang sejam dua jam untuk 
bersilaturahmi dan berbagi informasi dengan para 
tetangga lewat salahsatu kegiatan ? 
apalagi dijaman di gital yang serba cepat ini ,
 pertemuan2 antar warga dapat dijadikan sebagai
 salah satu upaya  menangkal Hoax yang
 bersliweran tiap detik di sosmed .
 masihkah pembaca meragukan fungsi pertetanggaan ? 
atau pembaca ada yang lebih suka cuek ? 
 bila demikian , jangan kaget kalau rumah anda 
dimasuki pencuri bahkan perampok atau  kebakaran dll
dan tetangga yang tahu akan membiarkannya saja 
karena anda juga tidak peduli pada mereka ?
 sungguh hidup adalah deretan pilihan2 ...
( Writing & Photos  : Titiek Hariati , 
Malang , 30.03.19 )
 keterangan foto : 
yang ada saya didalam foto ,
 berarti dijepret oleh yang lain .
 selebihnya jepretan saya sendiri yang
 tidak selalu bagus . 
kegiatan ibu2 di RW 09 mulai 
senam , kerjabhakti , pengenalan berkebun buah
 dan budidaya ikan , pengajian dll
 yang tidak bisa dipasang semua foto2nya sebab
 sudah terlalu banyak kegiatannya 
( rentang waktu penjepretan foto2adalah 
selama  bulan Maret 2019 )









Tidak ada komentar: