Senin, 29 September 2014






 .. " Melok Omong Pilkada , R.I.P " ..

pernah ada yang mengkritik saya begini " iki blog opo sakjane, koq isine mulai kuliner, wisata macem2, curhat2, sampek politik, terus yo onok wayang campur2 ? "
 hehe .. saya tidak berkomentar sebab saya tahu bahwa komentar akan melahirkan komentar. 
justru saya berterima kasih koq ya masih ada yang memperhatikan isinya yang campur2 ini. buat saya blog itu seperti buku harian yang apa saja bisa saya tulis disitu,
 mulai yang hepi2 sampai yang sebel2.
 lha bedanya buku harian itu biasanya rahasia, tapi yang ini saya buka buat umum sebab isinya diharapkan akan sedikit membawa manfaat baik itu berupa 
informasi, pengalaman atau apapun.
 naa termasuk soal ribut2 RUU Pilkada ini, saya sudah empet2 untuk tidak omong tapi koq ngga kuat sebab kalau ngga urun omong nanti dikira saya cuek atau pro dengan sikap pak SBY yang 
menjelang berakhirnya jabatannya ini lha koq malah membuat jengkel rakyatnya yang 
cinta demokrasi.
oalaaa pak, mestinya bapak ini kan menghadiahi kami kami rakyat kecil ini dengan kado kado yang mengesankan misalnya Elpiji turun, kebutuhan pokok turun, dll serba turun sebelum bapak sendiri turun dari kursi RI-1.  lha ini kok malah bapak memberi kami kado menyakitkan ? 
 saya tidak usah sebut dipartai mana saya dulu pernah gelimpangan, tetapi saya tinggalkan gara gara isinya cuma eker-ekeran toq bahkan bakar bakaran atribut dihalaman hotel tempat 
kami sedang mengadakan pemilihan ketua.
 jadi saat ini saya sedang dipartai netral karena tidak ingin mengulang Kisah Sedih Dihari Minggu itu ( lho bapak kan paling demen to bikin lagu2 dan nyanyi, jadi saya menyesuaikan lho pak ) .
 tapi  apa hubungannya dengan ini?
 jujur, saya sungguh prihatin bahwa partai bapak yang semestinya Terdepan dalam penegakan demokrasi ditanah air sesuai nama partainya juga, saat ini justru 
menjadi yang paling Terbelakang ?
lha ? 
bahkan apa yang terjadi selama kunjungan bapak di AS yang lalu dengan demo demo, penolakan undangan makan malam dll dari warga kita disana, itu adalah cerminan dari 
 kekecewaan masyarakat Indonesia yang bahkan 
ribuan kilometer berada jauh dari tanah air !
 sebagai rakyat kecil saya tentu saja tidak akan pernah tahu alasan Mengapa bapak memilih sikap yang membuat jengkel sebagian besar rakyat bapak sendiri, sebab ya hanya hati nurani bapak sendirilah  yang paling mengetahuinya. 
lho mengapa saya tidak menulis " seluruh rakyat Indonesia " ? 
sebab ternyata sebagian daripada kami kami  itu pro wafatnya demokrasi yang telah susah payah diperjuangkan sekitar 15 tahun terakhir ini.
 apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur lapindo,
 dan apapun yang sekarang akan bapak lakukan, putuskan atau suarakan, meski akan beraroma bak pahlawan, sudah tidak akan pernah bisa menghapus kenangan kami rakyat kecil ini bahwa 
diakhir jabatan bapak ini bapak memberi kado silet yang 
menyayat hati nurani sebagian besar rakyat bapak sendiri. 
 maka, sebentar lagi bila bapak memasuki masa pensiun sebagai RI 1, bapak mungkin akan memanfaatkan sebagian waktu bapak untuk menggubah lagu2 .
naa ..  sebagai rakyat kecil, saya berharap bapak menyisihkan sedikit waktu untuk menggubah sebuah lagu dengan judul " Maafkan Rakyatku " atau dengan judul lain misalnya :
 " Demokrasi, Istirahatlah dalam damai " ... ?
kami tunggu ya pak ..
 ( sementara itu diam diam saya mensyukuri keputusan saya untuk keluar dari arena politik sekian tahun yl meski nama partainya masih saya rahasiakan ) 
( th ) 
 ( gambar dari inilah.com, karya mas Dendri, September 2014 )

Tidak ada komentar: