>> Begini seharusnya : pejabat marah ! <<
minggu yl di tv terlihat gubernur jawa barat ngamuk ngamuk menangkap basah aksi suap di sebuah timbangan truk truk. untuk melicinkan urusan timbangan tonase truk yang
kelebihan muatan, si petugas timbangan mendapat imbalan dan hal itu rupanya
" sudah tradisi ", bukan barang baru.
sang gubernur melakukan razia sendiri dengan membuka laci laci para petugas timbangan dan naaa ... banyak amplop amplop siluman ditemukan didalamnya,
klop sudah : sang gubernur bertambah murka !
lalu kemarin walikota Surabaya juga ngamuk ngamuk karena taman bungkul yang susah payah didandaninya sampai ijo royo royo mendadak bures dan tanaman bergelimpangan gara gara
ada perusahaan ice cream bagi bagi icecream gratisan !
surabaya yang panas terik diberi acara ice cream gratisan ditengah kota, laaa ...
" sopo wonge sing gak tertarik ? " ...
maka warga berbondong bondong tanpa memikirkan repotnya sang walikota menata surabaya supaya sejuk dan nyaman bagi warganya!
ee ... ternyata di bandung juga sama, walikotanya ngamuk ngamuk, alasannya kok ya sama : pembagian ice cream gratis dari perusahaan yang sama itu menyebabkan kemacetan kota bandung yang tidak alang kepalang dan membuat geram warga yang tidak
peduli ice cream sebab urusannya tidak cuma makan ice cream gratisan tok,
semua ngamuk, warga ngamuk walikotanya ngamuk.
saya senang melihat " tren " pejabat ngamuk ngamuk ini,
sebab kalau seorang pejabat inginnya dicintai dan berlaku selalu
" memaafkan dan lemah lembut agar tampak baik hati dan agar dicintai "
waaaa, semrawutlah dunia sebab tatanan jadi kacau !
lemah lembut dan baik hati itu ada tempat dan waktunya, juga ngamuk itu sama.
orang ngamuk terus itu nanti lama2 stroke, tapi kalau lembutttttt terus lama2 jadi mahluk halus hehe dan di injak2 sebab mau saja diperlakukan se wenang2 walaupun sampai
disakiti bak khitan dengan pisau tumpul tanpa bius ( maaf ! ) !
naaa ... " marah sesuai porsi " inilah penting bagi pejabat negara menghadapi ketidak beresan dilapangan maupun sistem. apalagi kalau nyata2 ketidak beresan yang ditemui si pejabat itu dibiarkan saja oleh pejabat pejabat lainnya yang lebih
terkait dengan ketidak beresan yang terjadi.
dalam kasus rusaknya taman bungkul surabaya dan macetnya lalin di bandung tsb diatas, seharusnya ada surat ijin keramaian yang sekaligus dilengkapi dengan persyaratan2 tertentu misalnya :
tidak menginjak area tanaman, tidak menyebabkan kemacetan lalin dst dst yang disertai kesanggupan pihak peminta ijin apabila
terjadi kerusakan/ kemacetan lalin maka kegiatan mereka dapat sewaktu waktu dihentikan/ dibubarkan serta mengganti seluruh kerugian yang ada.
bahkan bila perlu ijin tidak diberikan apabila rentan kerusuhan/ kerusakan / kemacetan serta dialihkan ketempat yang lebih aman.
celakanya, lebih banyak pejabat yang " pura pura tidak tahu dan membungkam 1000 bahasa " entah karena apa.
apakah si pejabat dalam kasus semacam ice cream ini misalnya, sudah lebih dulu rumahnya dikirimi ice cream 1 truk ? hehehe ... untunglah kedua walikota diatas termasuk yang tidak dikirimi ice cream dan tidak jaim untuk marah2 demi kebaikan kotanya.
( susah menghadapi pejabat yang jaim2, kira kira kepada warganya yang bandelpun si pejabat akan berkata dalam hatinya " silahkan berbuat apa saja asal engkau cintai aku sepenuh dompetmu " wk wk wk .... )
maka, marilah kita mulai membiasakan diri menerima amukan amukan proporsional dari pejabat pejabat yang berupaya untuk " lurus lurus saja " daripada kita melihat pejabat pejabat yang selalu terlihat bak malaikat yang lemah lembut dan penuh cinta tetapi
amplop amplop dilacinya " sak ketapruk " !
marah itu manusiawi disaat ada alasan tepat untuk marah,
dan sejauh ada hasil hasil positif nyata sudah yang dicapai oleh pejabat pejabat yang suka marah ini, kita patut dukung kemarahannya sebab pilihannya memang hanya dua :
01. membiarkan ketidak beresan itu berarti mempercepat kemunduran bahkan kehancuran.
02. menata ulang bahkan membongkar total ketidak beresan itu berarti melangkah
kearah yang lebih baik dan positif.
sesungguhnya, pilihan ditangan pembaca. ( th )
( semua gambar diambil dari google )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar