OXYGEN Pantai Selatan ( 04/ 09 )
Ngliyep, Gunung Kombang ..
Berbicara pantai yang satu ini, seperti ditarik mesin waktu kemasa balita. Betapa tidak, saat itu pantai yang satu ini merupakan salah satu tempat wisata populer yang meski transpotasi belum semarak sekarang tetapi para ortu meletakkannya sebagai salah satu tujuan wisata keluarga.
Maklum, tempat tempat wisata belumlah sebanyak sekarang dan umumnya masih berupa wisata wisat` alam.
Maklum, tempat tempat wisata belumlah sebanyak sekarang dan umumnya masih berupa wisata wisat` alam.
Terletak sekitar 70km selatan Malang, pantai Ngliyep ada di Sumber Manjing Kulon
( sekedar pengingat : Pantai Sendang Biru, pulau Sempu, Pantai Bajul Mati, Pantai Goa Cina dll ada di Sumber Manjing Wetan ). Dari Malang kita mengambil arah Kepanjen terus Donomulyo.
Sebetulnya terdapat beberapa pantai didaerah Donomulyo ini. Tetapi memerlukan transpotasi jenis " offroad " karena musim hujan ini bisa mendadak ada kolam kolam lumpur, maka saya hanya mencari yang aman yaitu ke pantai Ngliyep .
Bersyukur bahwa jalanan kearah pantai lumayan bagus, meski diseling beberapa ratus meter berjerawat dan bergelombang. Perbedaan lain dengan jalanan menuju Sendang Biru, disini lebih banyak ditemukan lembah lembah " teletubbies " yang serba hijau dan pemandangannya memang lebih wow..
Juga jalanan tidak terlampau ber SSSSSSS jadi cukup banyak peluang untuk jeprat jepret . Sekian tahun bahkan puluh tahun yang lalu, jalanan masih sederhana dan perjalanan perjalanan kearah pantai selalu " penuh siksaan " he he ..
Bersyukur bahwa jalanan kearah pantai lumayan bagus, meski diseling beberapa ratus meter berjerawat dan bergelombang. Perbedaan lain dengan jalanan menuju Sendang Biru, disini lebih banyak ditemukan lembah lembah " teletubbies " yang serba hijau dan pemandangannya memang lebih wow..
Juga jalanan tidak terlampau ber SSSSSSS jadi cukup banyak peluang untuk jeprat jepret . Sekian tahun bahkan puluh tahun yang lalu, jalanan masih sederhana dan perjalanan perjalanan kearah pantai selalu " penuh siksaan " he he ..
Salah satu tujuan wisata lain yang berdekatan dengan pantai Ngliyep adalah Sendang Kamulyan, atau Mata Air Kemuliaan, terjemahan bebas saya. Namun saya urungkan menjenguk karena sekilas medannya terlihat kurang pas dengan mobil saya disaat hujan hujan seperti ini .
Lagipula mata air atau sendang Kamulyan ini dipercayai sebagian orang sebagai tempat ritual dengan berbagai niatan, dan saya tidak ingin membuang waktu disitu karena panggilan ombak dengan bau lautnya yang khas sudah sampai dihidung saya ( bukan telinga lho he he .. ) .
Mendekati pantai, belantara hutan semakin melebat dan akhirnya sampai disebuah gerbang yang memisahkan dua jalan. Tertulis disitu :
" Selamat Datang Di Lokasi Wana Wisata Pasir Panjang Ngliyep " dan ternyata masih ada lagi tulisan dibawahnya yaitu:
" Jangan Coba Coba Mandi Dilaut " , sebuah peringatan yang sungguh harus diperhatikan. Maka memang sangatlah benar citra pantai selatan dilokasi ini adalah BUKAN pantai untuk bersantai santai ditepinya seperti halnya di Kuta.
Wana Wisata dan Pantai Pasir Panjang saya tinggalkan dulu, saya mendahulukan ke arah kiri, pantai Gunung Kombang . Tidak sampai lima menit saya sudah memasuki kawasan Gunung Kombang ( GK ) ini.
Saya seperti mengalami semacam " Deja Vu " saat memasuki kawasan ini. Tampak saya berlarian dipasir dan ayah ibu berusaha mengejar agar saya tidak terlampau dekat ke tepi laut. Warung berdinding kayu yang dulu menjual ayam kecap, sudah lenyap, berganti wajah dengan deretan rumah rumah dan warung warung penduduk yang minggu pagi itu anehnya hampir 90% tutup. Atau belum saatnya buka?
Seorang wanita tua tampak berjalan dengan bantuan penyangga kaki dan di meja depannya ada beberapa kerajinan kerang berbentuk ayam dll yang sejak masa saya kecil dulu rasanya bentuk ini sama sekali tidak berubah. Saya duduk didekatnya, mbok Sumiati namanya, 87 tahun seingatnya.
disini sekarang sepi, banyak yang merantau.. " .. Saya ingin tahu lebih lanjut : " Anak anak dimana bu? Apa ibu tidak ada yang menemani ?" .... " Anak saya lima, semua di Kalimantan, sudah menikah. Saya sendirian saja, ya mudah mudahan ndak sakit, cuma ini kaki memang agak sulit buat jalan .... " ....
Sesak dada saya. Saya lihat dikawasan ini, pada hari Minggu seperti ini tidak banyak pengunjung atau belum banyak karena masih cukup pagi? Adakah hari ini pengunjung yang akan membeli ayam ayaman kerangnya?
Sesak dada saya. Saya lihat dikawasan ini, pada hari Minggu seperti ini tidak banyak pengunjung atau belum banyak karena masih cukup pagi? Adakah hari ini pengunjung yang akan membeli ayam ayaman kerangnya?
Bergeser 50 meter dari mbok Sumiati, ada dua warung lain yang juga ditunggui oleh manula yang berjualan air mineral dan sejenisnya. Itu saja yang bisa saya lihat. Mungkin pantai ini memang lebih menawarkan alamnya yang luar biasa " cantik dan buas " ombaknya disamping untuk tujuan tujuan ritual.
Saya penasaran seperti apa tempat yang konon dijadikan ritual.Maka saya coba menyeberangi jembatan kayu dari arah pantai kesebuah bukit karang diseberang pantai.
Setelahnya saya sampai di susunan tangga yang naik keatas bukit karang. Dipuncaknya ada bangunan yang memiliki pintu dan cendela kayu berukir dan bangunan ini seukuran musholla tetapi pagi itu tampak terkunci rapat.
Setelahnya saya sampai di susunan tangga yang naik keatas bukit karang. Dipuncaknya ada bangunan yang memiliki pintu dan cendela kayu berukir dan bangunan ini seukuran musholla tetapi pagi itu tampak terkunci rapat.
Didinding luarnya ada papan bertuliskan :
" Dibangun oleh Anothai Kamonwathin/ Mama Airin dan para umat " Nam Hai Kwan Seim Pusa ", Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat " , Malang 17 April 2008, Anothai Kamonwathin, Ketua Ibadah.
Menurut salah seorang penduduk yang kebetulan ada didekat bangunan ini, area ini lebih banyak dikunjungi peziarah dengan bermacam maksud. Saya menemukan papan yang terpaku dipohon bertuliskan :
" Dilarang Pacaran di Lokasi, Tempat Ritual, Harap Perhatikan ".
Dari ketinggian bukit karang ini saya menemukan angle luar biasa dimana deburan ombak dari laut lepas kearah pantai bisa dilihat dengan leluasa. Sekedar membayangkan saja sudah ngeri bagaimana andai tiba tiba Tsunami menerjang, pastilah tempat saya berdiri di karang ini sudah terlumat habis.
Meskipun larangan untuk mandi dipantai terdapat di mana mana, saya pribadi menyukainya karena pantai terjaga lebih bersih karena jarang pengunjung . Alampun lebih terjaga dari polusi, kendaraan tidak sebanyak pantai pantai pada umumnya.
Bagi yang ingin menunggu fajar disini, saya lihat ada penginapan meskipun terlihat kurang terawat.
Mungkin mendirikan tenda lebih baik seperti yang saya saksikan pagi itu ada sekelompok remaja terlihat membongkar tenda. Lucunya, tenda tidak didirikan dialam bebas melainkan dilantai pendopo yang ada ditepi hutan pantai. Lho?
Mungkin mendirikan tenda lebih baik seperti yang saya saksikan pagi itu ada sekelompok remaja terlihat membongkar tenda. Lucunya, tenda tidak didirikan dialam bebas melainkan dilantai pendopo yang ada ditepi hutan pantai. Lho?
Dua jam lebih saya habiskan di Gunung Kombang dan karena kuatir card di kamera saya keburu penuh, saya melanjutkan langkah kepantai sebelah, Pantai Pasir Panjang. Ikuti tentang pantai ini dihalaman berikutnya ( Oxygen Pantai Selatan 05/06 ) .
Ngliyep, Gunung Kombang, ada jejak masa kecil terekam disana ....
( TH )
Keterangan foto ( photos by : TH ) :
02. A breath taking view.
03. Pantai yang bersih, jarang pengunjung.
04. Peringatan maut dihutan bakau.
05. Kehijauan dipinggir pantai.
06. Jemuran rumput laut.
07. Jalan sepanjang pantai.
08. Tidak akan pernah bosan.
09. Karang garang.
10. Ciri khas pantai : karang tajam dan ombak ganas.
11. Petunjuk jalan.
12. Peringatan ombak ganas.
13. Salah satu lembah " teletubbies ".
14. Belantara ditepi jalan.
15. Gerbang pantai Ngliyep.
16. mBok Sumiati.
17. Tangga naik kepuncak bukit karang.
18. Bangunan ibadah dan ritual.
19. Sudut lain yang cantik dan tenang tapi bisa mematikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar