Sabtu, 29 Desember 2012





" Ainun, Jangan Tinggalkan Saya .."


Kalimat diatas terucap dari bibir Habibie saat hari hari  terakhir dalam hidup seorang Ainun sudah diambang .. Tetapi sungguh tidak terdengar cengeng apalagi klise, karena ada kesungguhan hati disitu dan mengucurnya air mata seorang Habibie yang dikenal paling tegar dan tegas ini seolah mengungkap sisi lain dirinya yang merasa lumpuh ketika sang belahan jiwa tidak tertolong lagi akibat kanker ovarium dan tergeletak tanpa daya di sebuah RS di Munchen,  Jerman ..

Mengambil setting di beberapa kota Jerman, lalu Kediri dan Semarang, produser film Manooj Punjabi mengangkat novel laris BJ Habibie kelayar lebar. 

Reza Rahadian yang berpostur tinggi besar dan BCL ( Bunga Citra Lestari ) yang memerankan Habibie dan Ainun memang tidak atau kurang mewakili gambaran fisik keduanya secara pas. 

Tetapi gaya bicara dan bahasa tubuh Habibie rasanya sudah cukup banyak dipelajari oleh Reza terutama pengucapan bahasa Jermannya yang cukup mendominasi isi film ini. Mungkin BCL lah yang agak sulit memiripkan diri dengan alamarhumah karena sang tokoh sudah tiada, sehingga tidak banyak yang dapat dipelajari kecuali beberapa dokumentasi yang menunjukkan kerendahan hati seorang Ainun yang tidak ingin lebih menonjol dari sang suami.

Terjual diatas angka 70 ribu eksemplar, buku tulisan Habibie mantan RI-1 ini menggugah sang produsen membingkainya dalam film. Konon seluruh hasil penjualan buku disumbangkan kepada klinik mata dari Yayasan Ibu Ainun untuk membantu operasi katarak bagi yang kurang mampu.

Dan larisnya buku ini juga telah membuat The Habibie Center menterjemahkannya dalam beberapa bahasa : Inggris, Arab, Jerman dan menyusul nanti Jepang.

Sutradara Faozan Rizal agaknya sangat mampu " menangkap " saripati kisah sejati dua anak manusia ini serta menuangkannya dalam bentuk keluhuran cinta paling abadi dengan begitu resik dan apik. Lalu juga ada konflik konflik antara kepentingan keluarga dan bangsa sebagaimana " lazimnya " ayah, ibu, anak yang berebut perhatian.

Tetapi cita cita seorang Habibie untuk satu saat kembali ketanah air menyumbangkan ilmunya sempat terpatahkan oleh pemerintah yang berkuasa saat itu  dan baru pada saat yang sudah dianggap lebih pas oleh pemerintahan orde baru , Habibie  diberikan kesempatan berkiprah ditanah air. Soeharto yang kala itu akhirnya ditumbangkan oleh rakyat, menjadikan Habibie naik menjadi RI-1, yang ternyata juga tidak terlalu lama. 




Namun Habibie memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi sebagai RI-1. Segala intrik politik yang diterimanya dan  kepatahan hati yang terbesar dari seorang Habibie  tertumpah dalam sesengguk tangis dibahu Ainun di hanggar pesawat buatan anak bangsa Indonesia ...

Tangis seorang anak bangsa yang kecewa karena cita cita besarnya kurang terpahami oleh bangsanya sendiri . Ironisnya, justru bangsa bangsa lain terutama Jerman agaknya lebih mengakui kejeniusannya meski untuk ini Habibie mendapat kritikan " mengapa lebih mengabdikan kepandaiannya untuk bangsa lain?" . Dijawab : " Saya sudah menyurat kepada pemerintah tetapi ditolak "  .

Cinta adalah sebuah kekuatan dahsyat yang mampu memberi dorongan semangat . Jatuh bangun pasangan luar biasa ini ternyata tidak mampu memadamkan hasrat keduanya untuk tetap satu dalam kesulitan2 terutama di awal awal mereka hidup di Jerman dalam segala keterbatasan termasuk sepatu jebolnya Habibie yang disumpal kertas  karena salju tebal menerobos jari jari kakinya dan membekukan darahnya. 

Berjalan pulang ke apartemen sempitnya karena ketiadaan uang membeli karcis bis tetapi kepada Ainun Habibie tidak berkata apa apa." Alles im Ordnung " ... begitu.

Penggalan demi penggalan adegan sangat lancar mengalir dan ujung ujung jilbab saya sudah basah kuyup. Tidak mudah saya menangis, tetapi mungkin ada sentimental tertentu melihat setting Jerman yang mengaduk emosi saya .. 

Sebuah film Indonesia lain yang " wajib ditonton " dengan pesan : belilah karcis sedini mungkin bila menginginkan jam jam normal sebab dua kali saya kehabisan jam jam itu dan terpaksa mengambil jam agak malam dengan urutan sudah di seri H dan paling tepi aduhhh ...

Kita yakin Indonesia memiliki Habibie Habibie lain yang mungkin masih 
" tersembunyi " di negara negara lain, dan marilah berharap bahwa cita cita besar mereka tidak musnah karena adonan politik dalam negeri karena bangsa ini sangat memerlukan jutaan Habibie !!

( TH )

Keterangan gambar : seluruh gambar diambil dari google :

01. Cover novel " Habibie & Ainun ".
02. Habibie saat menunggui Ainun di RS Munchen.
03. Habibie memberi penjelasan pada Reza pemeran dirinya.


Tidak ada komentar: