Rabu, 18 Agustus 2010

CATATAN RAMADHAN ( 9 )




Ceramah tarawih malam ini, 18 Agustus 2010, menyinggung tentang azab kubur. Tema ini tidak pernah membuat jemaah dimanapun jenuh apalagi mengantuk tersebab imajinasi manusia yang amat terbatas tentang azab kubur, membuat kita selalu terbayang pada siksaan siksaan " ala manusia " seperti halnya dihantam, dipukul, dibakar dan banyak lagi. Seperti itukah? Dan seperti apakah wajah para malaikat yang menyiksanya? 

Pertanyaan pertanyaan seputar ini bahkan bisa ditemukan di internet plus video video yang menggambarkannya. Seram? Sudah pasti. Namun manusia tidak akan pernah mampu melukiskan yang sebenarnya karena keterbatasan pengetahuan kita sekalipun teknologi mencoba untuk " menembusnya " dengan berbagai cara. Siapa yang dapat menggambarkannya secara tepat? Tak seorangpun.

Tetapi benarkah hanya siksaan yang ditemui disana dan bagaimana halnya dengan yang mendapat kenikmatan kubur? Dikisahkan oleh penceramah bahwa " saking " tidak teganya Nabi Muhammad SAW ketika mendengar dan menyaksikan azab kubur, beliau memohon kepada ALLAH SWT untuk memberikan keringanan kepada mereka. 

Harapan kita sebagai seorang muslim adalah memperoleh kemudahan dunia dan akherat. Tetapi sebuah keimanan itu senantiasa akan diuji oleh NYA sebagaimana pendahulu pendahulu kita, sebelum dinyatakan " lolos sensor neraka " alias langsung menjadi penghuni surga. Mudahkah? Hampir pasti : tidak, sebab surga tidak akan diisi oleh orang orang yang munafik, musyrik, ingkar dan semacamnya.

Maka berbagai ujian kehidupan akan menentukan tingkat keimanan seseorang untuk dinyatakan layak dan tidaknya menghuni surga setelah sebelumnya terbebas dari azab kubur setelah matinya. Para malaikat pencatat amalan baik dan buruk dikanan kiri manusia,tentunya tidak akan pernah lalai sedetikpun mencatat amalan manusia yang nantinya pada pengadilan tertinggi dihari akhir catatan ini akan menentukan nasib kita : rapor penuh angka biru ataukah merah? 

Semoga kita sekalian masuk dalam golongan yang dimudahkan ketika harus melewati jembatan setajam pedang yang lebarnya bak rambut dibelah tujuh dengan api yang menjilat jilat dibawahnya .. Allahu Akbar ..

Pada ceramah subuh, penceramah mengajak jemaah berintrospeksi akan apa yang sudah dicapai selama hampir 1/3 Ramadhan ini. Apakah kita sudah merasakan ada peningkatan keimanan selama puasa ini, ataukah biasa biasa alias masih seperti sebelum Ramadhan atau justru lebih parah dari sebelum puasa? Yang dapat menjawab adalah kita sendiri sebab hanya kita yang tahu apa yang telah kita lakukan selama Ramadhan ini, disamping tentunya Sang Maha Tahu, ALLAH SWT. 

Bermacam jenis ibadah dapat dilakukan selama berpuasa. Mulai matahari terbit hingga terbenam kita dapat melaksanakan berbagai jenis ibadah yang disunnahkan. Membaca Al Qur'an hingga tamat, shalat tarawih, memberi makan kaum dhuafa, serta memberikan berbagai jenis zakat yang diwajibkan. 

Harapannya tentu saja semua ibadah ini akan melatih dan membiasakan kita diluar Ramadhan untuk selalu mengamalkan hal yang sama sehingga ini akan menjadi HABIT dan membentuk akhlak mulia seseorang.

( Foto diambil dari google )


Tidak ada komentar: