Kamis, 12 Agustus 2010

CATATAN RAMADHAN ( 3 )




Dalam shalat tarawih kemarin malam, Kamis 12 Agustus dan ceramah subuh hari ini, Jum'at 13 Agustus, ada poin poin menarik yang ingin saya bagikan. Seharusnya memang demikian, sebab bila sebuah ceramah religi kurang/tidak menarik, maka yang dihasilkan hanyalah : mengantuk.

Kemarin ustadz mengatakan bahwa untuk sampai pada sebuah sikap & perilaku yang BENAR, benar menurut kaidah agama, diperlukan sebuah keyakinan dan pembenaran atas apa yang kita yakini sebagai sebuah tuntunan agama. Lha kalau sudah tidak yakin dalam hatinya tentang kebenaran sesuatu, otomatis dilahirnya atau diluarnya juga akan mencerminkan sikap yang sama. Tetapi lanjutnya, bisa saja seseorang itu bersikap pura pura, yaitu dalam dan luarnya berbeda.

Misal : agar dilihat orang lain dia seorang yang patuh pada agamanya maka seseorang tersebut berperi laku seperti orang yang benar benar patuh lahir bathin pada keyakinannya.
Maka sangatlah perlu Ramadhan ini dipakai sebagai sebuah kesempatan belajar, belajar untuk MENSIKRONKAN antara bathin dan lahir kita. Misal melakukan ibadah dengan rasa iklas karena yakin akan kebenaran ibadah yang dilakoninya, bukan karena terpaksa.

Dan pagi tadi, ustadz yang lain yang kebetulan seorang dosen, membahas soal gejala tumbuh suburnya berbagai organisasi atau aliran dalam Islam yang terkadang menyesatkan serta menghimbau untuk umat kembali kepada basic, yaitu Al Qur'an agar tidak dapat dipecah belah dan diombang ambingkan berbagai pengaruh/aliran yang menyesatkan. 

Basic ini sangatlah penting sebab ia menjadi sumber segala kebenaran serta menunjukkan kepada umat akan hal hal yang tidak dibenarkan/ dilarang/ diharamkan agama. Bila umat Islam tetap konsisten berpegang teguh pada ajaran dalam Al Qur'an dan bukan yang lain lain, Insya Allah tidak akan ada sesuatu halpun yang mampu menggoyahkan keimanan seseorang.

Lho, tiba tiba saja saya teringat bisikan seorang ibu tetangga saya pada saat tarawih tadi malam: " Bu Titiek, sudah dengar kah bahwa tetangga kita , ibu X, sekarang sudah memeluk agama X ? "
Waduh, saya terkejut bukan main karena dua alasan : pertama, saya saat itu sedang asyik mendengarkan ceramah pak ustadz, kedua berita yang dibisikkan kepada saya sudah pasti bukan berita sederhana. 

Tetapi saya mendadak dalam konflik batin antara merespon bisikan si ibu atau mendiamkannya saja yang pasti akan mengecewakan ibu ybs. Aduh, bagaimana sebaiknya, pikir saya dengan cepat. Akhirnya demi " pertetanggaan " tetapi juga untuk menjaga
qolbu dari bergosip ria, saya ambil jalan tengah dan saya menjawab begini :
" O .. begitu ya, moga moga ibu X segera kembali ke basic yakni Al Qur'an, apalagi ini Ramadhan
jadi akan banyak diskon ampunan .... " . Alhamdullilah ibu tetangga ybs cukup puas dengan jawaban saya dan kembali tekun mendengarkan ceramah pak ustadz he he he ...

Demikian banyak godaan godaan kecil Ramadhan, tetapi sekaligus dapat dijadikan cermin betapa keyakinan akan sebuah kebenaran apalagi kebenaranNYA memang harus diperjuangkan dengan konsisten dan sungguh sungguh agar tidak mudah ber paling paling kepada keyakinan lain yang merisaukan. Dan diam diam saya sungguh sungguh mendoakan agar ibu X yang dimaksud, senantiasa tetap dalam lindungan dan ampunanNYA,amien ...

( Foto Masjid Hajjah Fatimah, Singapura, dari google.co.id )

Tidak ada komentar: