Niatan untuk ber " safari " ke masjid yang lain lagi ternyata tersandung waktu yang sudah mepet sehingga pada akhirnya saya masih kembali ke masjid perumahan seperti hari hari sebelumnya. Saya ambil tempat diteras masjid sebelah luar bersebelahan dengan seorang tetangga yang selalu shalat diatas kursi karena kondisi kesehatannya. Dikanan kiri saya adalah pembantu pembantu para tetangga. Inilah luar biasanya masjid yang mendudukkan manusia pada level yang setara. Padahal begitu keluar dari halaman masjid, manusia kembali ter kotak kotak dalam tatanan sosial yang menyedihkan.
Ceramah ustadz malam ini menarik karena menyentuh masalah tradisi dan budaya yang sering
" berseberangan " dengan ajaran agama, misal : jenang abang. Membuat jenang abang atau makanan khas Jawa yang dihidangkan dalam peringatan tertentu seperti mensyukuri sesuatu peristiwa, menurut ustadz hendaknya tidak diikuti dengan keyakinan tertentu yang sifatnya bisa menjurus pada hal hal musyrik.
Juga memilih hari hari tertentu untuk peristiwa peristiwa khusus itu termasuk yang tidak dibenarkan agama, karena pada dasarnya semua hari baik dan Allah menciptakan hari satu dengan yang lain itu sama baiknya. Maka berprasangka baiklah selalu kepadaNYA.
" berseberangan " dengan ajaran agama, misal : jenang abang. Membuat jenang abang atau makanan khas Jawa yang dihidangkan dalam peringatan tertentu seperti mensyukuri sesuatu peristiwa, menurut ustadz hendaknya tidak diikuti dengan keyakinan tertentu yang sifatnya bisa menjurus pada hal hal musyrik.
Juga memilih hari hari tertentu untuk peristiwa peristiwa khusus itu termasuk yang tidak dibenarkan agama, karena pada dasarnya semua hari baik dan Allah menciptakan hari satu dengan yang lain itu sama baiknya. Maka berprasangka baiklah selalu kepadaNYA.
Hal ini penting untuk diingat dan dilaksanakan, agar seluruh amalan baik yang sudah kita lakukan tidak sia sia hanya karena hal hal yang nampaknya sepele atau kecil tetapi ternyata menjerumuskan manusia pada keabadian neraka. Semoga kita sekalian dijauhkan dari azabNYA, amien ..
Catatan dari ceramah subuh 21 Agustus 2010 ternyata tidak ada. Hujan sejak semalam semakin deras menjelang sahur dan shalat subuh. Inilah alasan mengapa saya absen ke masjid yang sebetulnya tidak jauh dari rumah. Sungguh memalukan kalau mengingat betapa Nabi dimasa lampau ber lapar lapar dan haus serta lelah karena harus berjalan atau ber unta menembus padang pasir dalam rangka dakwah tanpa kenal cuaca.. Padahal beliau harus menempuh perjalanan yang bahkan ribuan mil jauhnya bersama para pengikut pengikut setianya. Sungguh alasan hujan ini memalukan, bukankah ada payung yang bisa saya pakai?
Ujian ujian kecil begini kalau saya tidak lulus, bagaimana dengan yang lebih besar? Ya Allah semoga Engkau ampuni hambaMU yang lemah ini .. amien ..
( Foto diambil dari google , masjid Lao Huasi Sufi di Lianxi, China )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar