( sebuah catatan kecil di kampung Ken Arok )
Menemukan harta karun didekat tempat tinggal kita adalah impian setiap orang, termasuk saya yang hari ini menemukannya. Bahkan tidak terlalu jauh, hanya sekitar 1km dengan berjalan kaki dari rumah saya, betapa beruntungnya !
Sebenarnya saya sudah pernah menulis tentang ini sekian tahun yang lalu tetapi tidak secara spesifik. Masih pagi saat saya berada didepan harta karun itu, dan mumpung masih sepi saya segera jeprat jepret buat oleh oleh di blog ini.
Memang bentuknya sudah tidak utuh, namanya saja harta karun, yang biasanya diketemukan secara tidak sengaja dan tertanam didalam tanah. Maka kalau mendadak cangkul kita menabrak sesuatu dan yang ditabrak itu pas kepala dari si harta karun maka bisalah dipastikan si harta karun akan tidak utuh lagi saat terangkat kepermukaan tanah.
Demikian juga dengan si lembu Nandi,
nama harta karun itu, kepalanya lenyap entah kemana. Diamankan disebuah kompleks makam yang dikelilingi tembok dan pagar kecil, harta karun ini lah yang berjuluk Situs Karuman.
Karuman adalah nama desa disitu dan lembu Nandi ini adaah bagian dari sebuah bangunan candi abad VIII Masehi yaitu diwilayah kerajaan Kanjuruhan dan dipakai hingga jaman Majapahit.
Bentuk bentuk lingga dan yoni adalah ciri khas arca arca pada jamannya dan juga masih banyak diketemukan batubata yang tertanam ditanah. Saat Sindok diabad X M seperti yang disebutkan dalam prasasti Wurandungan, adanya gugusan kahyangan atau candi di Kanuruhan dimana Karuman masuk diwilayahnya. Bahkan dalam prasasti Pararaton, disebutkan bahwa desa Karuman ini dulunya merupakan tanah permukiman dimana Ken Arok juga tinggal disitu ( waaa... siapa tahu rumah saya dulunya bagian dari kediaman Ken Arok ya hehe ... ).
Bentuk bentuk lingga dan yoni adalah ciri khas arca arca pada jamannya dan juga masih banyak diketemukan batubata yang tertanam ditanah. Saat Sindok diabad X M seperti yang disebutkan dalam prasasti Wurandungan, adanya gugusan kahyangan atau candi di Kanuruhan dimana Karuman masuk diwilayahnya. Bahkan dalam prasasti Pararaton, disebutkan bahwa desa Karuman ini dulunya merupakan tanah permukiman dimana Ken Arok juga tinggal disitu ( waaa... siapa tahu rumah saya dulunya bagian dari kediaman Ken Arok ya hehe ... ).
Situs Karuman ini berhubungan dengan pertirthaan ( telaga/ sumber air ) yang saya saksikan sendiri betapa wilayah Karuman ini dianugerahi air bersih bening yang berlimpah ruah sehingga dikamar mandi umum saya lihat banyak air terbuang percuma dalam debit yang sangat besar. Padahal ditempat lain banyak yang mengeluhkan kekurangan air hingga harus berpuluh kilometer untuk mendapatkan seember air. Sungguh kontras.
Jalan jalan disepanjang hutan bambu, sungai, jembatan dan sawah sawah disekitarnya adalah penambah oxygen dan sejenak membersihkan paru paru ditengah sumpeg nya polusi kendaraan yang makin padat tidak keruan. Sungguh sebuah kecantikan yang tersembunyi dibalik kepadatan penduduknya, dan tidak terbayangkan bahwa desa ini terletak didaerah paling ruwet, Telogomas.
Berbincang dengan seorang pemilik sawah disitu, bu Siti Aisyah, menurutnya sawah disitu sudah dikelola turun temurun dari beberapa generasi.Sayang sekali sawah sawah ini semakin menyempit tergerus perumahan perumahan baru, yang saya perkirakan tak sampai 10 tahun lagi sudah akan habis sebab yang saya lihat hari ini sudah tinggal 3 - 4 petak, menyedihkan.
Iming iming harga tanah nampaknya membuat para pemilik sawah tega melepasnya menjadi perumahan2 baru seperti kata bu Siti " Sawah saya yang didekat Unmuh terjual 3,5 juta per meter " ... naaa ..
Saya juga menemukan bekas Warung Hujan yang dulu pernah saya tulis diblog ini, letaknya didekat sawah sawah ini. Ternyata hari ini hanya menyisakan tanah kosong yang tak terawat, aduhh, sayang sekali padahal warung yang ber lembah lembah ini dulunya sangat cantik..
Saat menyeberangi sungai yang cukup curam dan lebar, jembatan yang dibangun dijaman Belanda ini tampak sudah mulai lapuk kayu kayunya dan alamakkk ... lobang lobang menganga itu membuat pusing sebab kecuramannya bak mulut naga menunggu mangsa hehe ..
Disarankan jangan menyeberanginya setelah sunset, kuatir lobang lobang ini tak terlihat dan blummmm .....
Perjalanan saya lanjutkan lewat pematang pematang sawah dan wow ... saya terpana menyaksikan keindahan gunung Kawi yang tiba tiba terbentang didepan mata secara utuh alias tak terhalang apapun! Saya dapat saksikan betapa nyenyaknya tidur si Sleeping Lady ini dan betapa cantiknya !
Sayang sekali disebuah pematang yang agak becek, saya salah pijak yang ternyata adalah tanah lembek dan saya " kecemplung " masuk sawah hahaha ..
Terpaksa perjalanan disegerakan untuk pulang karena sepatu basah kuyup berlumpur plus sebagian celana juga, waa .. bisa dikira ngompol hehe ...
Tapi sekalipun ber lumpur2, ternyata saat melewati sebuah kedai kecil yang berjualan rawon,saya tidak betah untuk tidak membungkus pulang rawon dan lodehnya yang terlihat sangat " lodeh sekali " hehe ...
Maka setelah capek bersih2 sepatu dll dirumah, makan paginya sudah disambut rawon dan
lodeh .. lho, dicampur? Ndakkk ... separo rawon, separo lodeh hehe ...
Maka setelah capek bersih2 sepatu dll dirumah, makan paginya sudah disambut rawon dan
lodeh .. lho, dicampur? Ndakkk ... separo rawon, separo lodeh hehe ...
Maka komplit sudah penemuan harta karun saya pagi tadi : lembu Nandi, view yang cantik, dan rawon plus lodeh. Naa .. yang penasaran dan tidak memakai GPS, boleh tanya kepada saya dimana ketiganya dapat ditemukan .... Selamat ber eksplorasi dengan lingkungan masing2, siapa tahu menemukan harta karun yang jauh lebih dahsyat dari yang saya temukan ini, semoga ... !
( th )
Keterangan foto ( all taken by : th ) :
01. The Sleeping Lady, Mt. Kawi.
02. Bamboo forest.
03. The Old Man, " bridge over trouble water " .
04. Down to the river.
05. The rest of rice - field ..
06. " Situs Karimun ", Lembu Nandi, culture - heritage.
07. Yellow - Padi.
08. Up .. up .. up ..from the river to the rice-field ..
09. Washing dishes and clothes in a public-toilet , a chrystal-clear water for free ... !
10. The nature symphony, river ...
11. Beautiful green of padi ..
12. Shadow
13. Getting darker and darker, Mt. Kawi
14. " Situs Karuman ", the heritage
15. The Bridge
16. One of the bridge's whole ..
17. The History of " Situs Karimun "
01. The Sleeping Lady, Mt. Kawi.
02. Bamboo forest.
03. The Old Man, " bridge over trouble water " .
04. Down to the river.
05. The rest of rice - field ..
06. " Situs Karimun ", Lembu Nandi, culture - heritage.
07. Yellow - Padi.
08. Up .. up .. up ..from the river to the rice-field ..
09. Washing dishes and clothes in a public-toilet , a chrystal-clear water for free ... !
10. The nature symphony, river ...
11. Beautiful green of padi ..
12. Shadow
13. Getting darker and darker, Mt. Kawi
14. " Situs Karuman ", the heritage
15. The Bridge
16. One of the bridge's whole ..
17. The History of " Situs Karimun "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar