Rabu, 15 Mei 2013




Seberapa dalam engkau mengenalku sehingga berani menghakimiku?







Man on street, adalah sebuah sebutan atau kiasan untuk mereka yang tidak kita kenal, tidak pernah tahu kedalaman tentang kita, tetapi paling lantang berbicara tentang diri kita seolah lebih tahu bahkan dari diri kita sendiri, Lucu? Tidak. Karena sifat manusia yang mudah terpengaruh oleh yang lain dan dalam teori psikologi masa itu bahkan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tertentu melalui kerumunan masa yang dikendalikan pihak pihak yang berkepentingan. 

Maka yang terjadi adalah bahwa saya tidak menjadi marah melainkan KASIHAN bahwa sedemikian banyak mereka yang " terpluntir pluntir " opininya akibat hanya mendengarkan sepihak dan menutup diri terhadap peluang untuk mendapatkan informasi yang berimbang.Tetapi ini memang sebuah pilihan.

Bagaimana mungkin kita membuat sebuah penilaian obyektip ketika kita hanya membuka kan satu pintu untuk mendengar dan melihat yang sebenarnya terjadi, dan menutup pintu yang lain karena sudah " kadung " apriori? Tetapi bersyukurlah seorang saya yang dibesarkan dalam falsafah kuno jawa, becik ketitik ala ketara, hanya waktu yang akan menunjukkan segalanya dan kebenaran tidak akan mampu dibendung dengan akrobat kalimat yang memutar balik fakta, saya yakini ini sepenuhnya.

Tuduhan demi tuduhan keji telah dimulai bahkan hampir dua tahun yl, saya terpana bahwa mereka seolah yang mengeluarkan saya dari rahim mereka dan mengenal setiap inci seorang saya, luar biasa. Bahkan yang terkeji, saya mendapat gelar istimewa sebagai " setan ", bukankah kalimat yang meluncur dari lidah lidah itu begitu indahnya, saya ulangi : s e t a n . Seindah apakah bibir yang mengucapkan itu?

Andai saja mereka duduk berhadapan dengan jarak semeter dari saya, berbincang dari hati kehati dengan saya, bertatapan wajah dan mata dengan saya, mungkin mereka akan menyadari bahwa saya tidaklah lebih dari seorang wanita biasa, perempuan biasa, ibu dari dua anak yang telah berhasil menghantarkan anak anaknya ke gerbang kehidupan yang mereka pernah impikan ! Alhamdullilah. Tidak ada keistimewaan saya, tidak ada kelebihan saya, kecuali bahwa saya berupaya untuk selalu berkata dan berperi laku jujur.

Kalau saya tidak seperti itu, pastilah saya seorang wanita yang gagal membesarkan anak anaknya, dan gagal membawa mereka kepada impiannya. Ketenteraman hati dan kesejukan jiwa pada akhirnya adalah tujuan hidup disisa usia, bukan lagi hiruk pikuk yang menyesatkan jiwa. Tidaklah pernah saya meminta menjadi dikenal atau terkenal, adalah sebuah " kecelakaan hidup " ketika satu masa seseorang mengunggah kehidupan pribadi saya kejagad maya dan  menjadikannya sebuah badut hingga saat ini.

Luka demi luka sudah ditorehkan, namun dengan bangga seseorang itu berkata bahwa ini adalah ulah " setan " dan dengan sepenuh suka cita ia berkabar bahwa " setan telah kelelahan " ... kalimat yang luar biasa ini hanyalah bisa lahir dan muncul dari seseorang dengan kekelaman jiwa, mengibakan.

Maka, biar saja dunia tertawa, saya telah sangat letih dalam upaya meyakinkan bahwa masih ada kejujuran dan keresikan dijaman yang sudah serba instan dan terkontaminasi ini, namun sia sia, karena selalu kembali terpental dalam tuduhan dan sangkaan yang negatif .. Kehidupan saya telah berubah drastis, karena hampir tidak ada lagi ruang, kemanapun dan apapun yang saya perbuat, semuanya dalam " pengawasan " yang ganti berganti orang dan modusnya . Juga kehadiran seseorang yang sedemikian dekat dengan pintu rumah saya dalam hitungan puluh bahkan ratus kali dengan kendaraan yang ber ganti ganti, telah menanamkan trauma bahwa saya senantiasa ada dalam sebuah toples yang transparan ..

Namun percayalah bahwa bukan itu yang meletihkan. Saya letih karena kejujuran itu tidak lagi dipedulikan tetapi lebih mempedulikan apa yang dikatakan " man on street " dan beramai ramai membuat penghakiman yang seolah malaikat malaikat putih tanpa dosa sedang berhadapan dengan setan hitam yang itu adalah saya, demikian kiranya yang ingin dicitrakan, bukanlah impian mereka ini indah?

Wahai mereka yang sibuk mencari duri dibadan orang lain, tidakkah lebih indah bila waktu yang ada lebih ditujukan untuk putra/i anda, orangtua anda, cucu cucu anda, orang orang terkasih anda yang lebih memerlukan perhatian anda dibanding bila anda meng investasikan waktu untuk bercocok tanam pohon fitnah? 

Saya yakin anda sangat memaklumi apa konsekwensi fitnah dikelak kemudian hari dimasa keabadian, namun saat ini percayalah bahwa fitnah anda itu justru meringankan saya karena menggugurkan sebagian dosa dosa saya ... Sungguh, terima kasih. 

Dan ini untuk yang kesekian kali, saya berikan telepon rumah saya, 0341 55 34 16, agar anda anda yang menginginkan melihat kanvas kehidupan saya yang sebenarnya akan dapat membuat janji dengan saya tentang " kapan semua hal " itu dapat anda lihat, baca, dengar dan pahami, semuanya begitu terbuka, mengapa anda mencarinya dikegelapan yang penuh sangkaan dan fitnah? .. Siapkah anda menelpon saya atau membuka pagar rumah saya? ( th )  

(  Foto : lukisan cat minyak di ruang kerja, " Shadow" ( TKH ) 

   

Tidak ada komentar: