Jumat, 01 Februari 2013





kalibata city, 01.02.13, 22.37

diluar dugaan semuanya, takeoff yang semula standar dan biasa2 saja, mendadak menjadi tidak biasa. cuaca buruk, mendung tebal, dan kalau semuanya merasakan tubuh pesawat makin melorot, siapapun pastilah tercekam rasa takut, tak terkecuali saya yang beratus kali berucap kalimat syahadat dan istighfar dan saya melihat tiba tiba dikanan kiri saya bermunculan tasbih dan kalung kalung salib. 

sempat tersirat " adakah ini akhir? " , dan jeritan penumpang anehnya tidak membuat saya panik tetapi seolah saya telah ' siap ' andai itu adalah sebuah akhir ..  Allahu Akbar .... disebelah kiri saya suami isteri Tionghoa manula yang tidak henti hentinya menyebut nama Tuhan, dan saya yakin disaat seperti inilah semua manusia tanpa kecuali seolah menjadi saudara, senasib, sepenanggungan apapun keyakinannya.

" Mari berdoa bersama " ajaknya, dan tangan terpaut meski tidak saling mengenal . Goncangan hebat berakhir setelah diluar tampak awan mulai cerah kembali, GOD .... betapa sangat tidak berdayanya manusia ..... 

Saya seperti diungkit dari sebuah kenangan lama yang sudah saya upayakan terkubur dalam dalam ketika 1984 dalam perjalanan pulang ketanah air selama 18 jam mengudara, ternyata diatas Singapura harus berputar putar menghabiskan avtur sebelum mendarat darurat di Changi. 

Semula dikira hanya hambatan awan yang tebal menutup pandangan mata pilot melihat area pendaratan, ternyata pada akhirnya setelah mendarat, baru kami tahu bahwa pendaratan itu adalah darurat dan berpotensi meledak karena dengan perut, gara gara roda pesawat yang tidak mau keluar. Di bandara Changi sudah menunggu puluhan mobil pemadam kebakaran dan ambulance. Saat itu pesawat terlambat 8 jam tiba di Jakarta gara gara ini.

Pilot yang berkebangsaan Belanda saat itu, mendapat applaus penumpang saat dia keluar cockpit karena berhasil mendarat tanpa roda meski penumpang panik karena gemuruh mesin yang tidak biasa dan suara gesekan perut dengan landasan. 

Sebuah jaring raksasa telah dipasang dilandasan untuk mengurangi kecepatan pesawat yang mendarat darurat ini. Dan kali keduanya adalah tahun 2008, menjelang mendarat di  Manado. Cuaca mendadak buruk dan keberanian pilot mendaratkan pesawatnya ditengah mendung tebal dan mengabaikan perintah untuk bergeser ke bandara terdekat lainnya, sempat membuat penumpang terguncang karena badan pesawat seolah tak terkendali alias semakin turun dan turun dengan sentakan ...

Baik, saya mungkin berlebihan, karena bagi yang lain mungkin ini adalah ' biasa ' , tetapi dari sekian puluh kali diawang awang, tiga inilah yang membekas karena tipisnya batas antara kemungkinan hidup dan mati ...




Maka, ketika saya di Cengkareng siang tadi dijemput, saya mengatakan sambil becanda " sebaiknya tidak menunggu besok, kita rayakan hari ini saja, sebab ini bukan ultah, tapi syukuran bahwa saya ternyata masih diijinkan bertemu kalian dalam keadaan sehat segar bugar " ..... lho, ternyata ditanggapi serius karena didalam mobil sudah ada kue ultah dan dikomentari begini " memang hari ini kuenya, besok pagi yang lain lain .. " dan kado yang saya bawa dari Malang pun sudah dibuka ha ha ha .. 

Menantu saya sudah menyiapkan sesuatunya, dan dengan hahahihi kami memotong kue ultah ber 3 sebelum besok bergabung dengan yang lain lain ..
Ada pamali merayakan ultah lebih awal, tapi tampaknya tidak berlaku bagi kami yang sudah tidak sabar mencicipinya he he ....

Memotong kue dan membongkar kopor dan kado, lalu makan sore bersama dan 20.08 tadi sudah kembali untuk mandi dll, capek, dan makan malam dirumah, tadi menantu memasakkan snitzel. Saya meng edit beberapa foto dan menulis ini, sebelum besok ke Bogor, kami ditunggu di sana untuk memotong kue yang lebih serius hehe ...

Cuaca Jakarta malam ini cukup cerah, saya tidak ingin kemana mana malam ini, saya ingin menulis malam ini, terutama nanti jam 03.00 menjelang subuh, dimana sekian dekade silam ibu menghantarkan saya untuk pertama kalinya menghirup oxygen dunia dan sekian dekade silam pula saya menghantarkan anak sulung saya menikmati oxygennya yang pertama diluar garba pada jam dan tanggal yang sama ... Saya ingin bersendiri merenungkannya dikamar saya ditemani laptop ini ...

Saya tidak meminta sebuah pesta atau perayaan khusus, tetapi saya hanya ingin sebuah kebersamaan yang sederhana, tetapi kejutan apapun yang menunggu saya, saya akan syukuri karena semuanya itu dapat terjadi setelah perjalanan jauh melewati beberapa dekade, biarlah mereka berbisik merahasiakannya, saya tidak menuntut apa apa, kecuali kebersamaan ini ..

Saya menyebutnya bukan perayaan tetapi syukuran atas semua yang sudah terjadi dalam kehidupan ini, sulit mudah, duka suka, benci cinta, semuanya tanpa kecuali dan kepada semua yang begitu mencintai dan sebaliknya saya cintai, bagaimana mungkin  saya mampu bertahan tanpa semuanya ?

Bahkan mungkin saya tidak tidur malam ini ....( th )

Foto kue oleh ( TH ), jakarta 01.01.13.


Tidak ada komentar: