Sabtu, 04 Desember 2021

 

 
 ( 06 of 10 )
.. " mBolang 2300km Malang - Banten PP " ..
( -- " Keping Londo Di Kota Tua " -- )  
ini adalah kali kedua saya mblusuk di Kota Tua Betawi ,
 yang pertama pada 2018 .
 mengapa saya pilih kesana lagi dan tidak memilih
 obyek lain yang cukup banyak ?
 Kota Tua punya magnet tersendiri , seperti halnya 
Pelabuhan Sunda Kelapa , Pasar Ikan dll 
yang masih menyisakan wajah Betawi Tempo Doeloe !
 
 
 bukan hanya untuk obyek pemotretan saja ,
tapi Jakarta beruntung masih " ingat " untuk
 menyisakan keping sejarahnya dibanding
 kota kota lain yang seolah tak peduli dan 
memusnahkannya menjadi ruko dll yang hampa sejarah ! 
naa .. dengan mengabaikan Calender of Event 2021 
nya Jakarta , saya kembali memilih 
Kota Tua sebagai tempat blusukan  ( lagi ) .
 
 bedanya , pada blusukan kali ini saya berusaha 
untuk lebih detil dan bukan melulu untuk 
makan siang seperti 2018 ( yang lebih kearah 
wisata kuliner untuk merasakan menu menu 
jaman londo disitu )
 beberapa perubahan di Kota Tua saya lihat meskipun 
tidak terlalu banyak . apalagi ini masih pandemi ,
 sehingga jumlah pengunjung memang
 terlihat berkurang . 
beberapa museum yang ada disitu juga saya
 telusuri kecuali Museum Wayang karena foto foto
 dari 2018 masih banyak saya simpan .
 
cuaca sedikit mendung dan gerobag diparkir agak
 jauh karena memang tidak boleh
 memasuki area utama . 
pengunjung yang sebagian besar adalah milenial ,
 tampak lebih sibuk ber selfi atau membawa 
model nya untuk penjepretan dengan
 latar belakang yang kaya sejarah ini . 
 
 beberapa gedung disini memang masih terpelihara
 dengan baik , meski sebagian lainnya 
dibiarkan menua tanpa perawatan dan
 sisa sisa " cantiknya " masih terlihat di keroposan
 cendela , pintu atau pagar dan ukiran yang mewakili 
desain klasik Eropa . 
 
 tak banyak saya ceritakan detil tiap museum , 
kali ini saya lebih berfokus pada jepretan jepretan
 yang 2018 tak sempat saya buat .
 penjual kerak telor , manusia patung ala 
Sudirman dan Pejuang , berselfi bersama 
" Noni Londo " , pengamen rasta ala Jimmy Cliff ,
 para fotografer profesional 
maupun yang dadakan , pelukis2 wajah dll terlihat
 dimana mana . 
 
jika ingin jajanan jalanan , disitu ada puluhan
 gerobag yang siap melayani selera 
beragam pengunjung . 
saya masuk di Ruang Diponegoro dan Penjara 
Bawah Tanah serta melihat Pameran 
" Jejak Memori Para Gubernur 
Jendral Hindia Belanda Abad 20 "
 yang kebetulan hari itu masih dapat disaksikan .
 
 dokumen , meubel , foto foto , peralatan peralatan
 dan persenjataan serta kostum kostum dll
 dari jaman Hindia Belanda terdapat di beberapa
 museum disitu yang dipisahkan hanya 
beberapa meter satu dengan lainnya sehingga 
memudahkan pengunjung menelusurinya . 
 hari itu saya sengaja habiskan waktu dengan
 berkegiatan " outdoor " karena membuat dua
 acara In & Out Door di Betawi cukup susah
 terkendala Jarak , Waktu dan 
Ketentuan Ganjil Genap serta padatnya lalin
 di area tertentu . maka sekalinya keluar ,
 harus sekalian dihabiskan ke tempat2 yang searah 
atau berdekatan kalau tidak ingin 
besoknya StayHome karena terkena
 aturan Ganjil Genap . 
 
 setelah puas jeprat jepret dan menikmati musik
 jalanan sambil " nyamil " , saya tinggalkan Kota Tua
 dengan sebuah pertanyaan 
kapan saya akan melihatnya lagi ?
 sejarah yang hanya terbaca di buku buku ataupun
 internet , terasa beda ketika tangan kita dapat 
merabanya keping keping sejarah ini secara nyata
 seperti ketika saya berada di 
Penjara Bawah Tanah dimana para pejuang kita 
dulu disekap dalam ruangan sempit , pengab dan
 tidak berkamar mandi .. 
bagaimanakah cara mereka mandi , buang air kecil
 bahkan besar ? hal hal semacam ini seharusnya 
perlu ditanamkan sebagai salah satu kurikulum 
sekolah agar kunjungan2 ke tempat2
 bersejarah dapat menyadarkan generasi muda
 akan pentingnya mengisi kemerdekaan
 dengan hal2 bermanfaat bagi negara dan bangsanya 
dan bukan malah mengisinya dengan 
narkoba , perkosaan dll yang mencederai spirit
 perjuangan pendahulu2 kita ..
 ah ya, kalau saya meneruskan lamunan ini pasti
 akan penuh blog ini .
dan pada ketika lain di Betawi , saat terkena 
aturan Genap  ( gerobag saya kebetulan Ganjil )
 maka mbolang saya manfaatkan dengan
 memakai KRL ( Kereta Rel Listrik ) dan 
MRT ( Mass Rapid Transit ) . 
 dari Bintaro saya mengambil KRL arah Tamrin 
dan sambung satu stasiun dengan MRT arah GI 
( sebetulnya cukup dekat , hanya karena
 kangen saja ingin menjajal MRT hehehe .. ) .
 
 oya perlu dicatat bahwa ditiap kereta pada gerbong
 paling belakang , adalah gerbong khusus untuk wanita .
 buat yang belum terbiasa , 
jika cowok keliru masuk ya tentunya harus turun 
dan naik digerbong campuran hehehe ..
 
 
 GI ( Grand Indonesia ) hanyalah salah satu 
dari sekian banyak pusat bisnis Betawi dan ber jalan2 
disitu juga lebih kearah " memanjakan mata " saja
 dengan prokes ketat saat masuk 
.mall ya mall , yang membedakan hanya kelas dari 
brandnya , ada mall yang branded dan 
ada mall yang " branded branded an " , 
jadi buat saya keduanya tidak semenarik 
tempat2 yang punya nilai sejarah . 
oya saya juga sempatkan ke Pasar Tanah Abang
 sebagai grosir terbesar di Asia Tenggara . 
 waduh.. saya jadi teringat betapa kalau ibu ibu 
di Malang ( sebelum pandemi dulu ) sudah 
kumpul kumpul dan
 " berceloteh " tentang pasar yang satu ini
 dan bahkan menggelar oleh oleh baju bajunya
 untuk ditawarkan saat arisan dll
 maka sudah pasti terjadi perebutan daster ,
 baju muslim , hijab dll ex PTA dan 
jualaannyapun laris manis !
 sayapun mblusuk kebeberapa bagian di PTA ini ,
 tetapi untung tidak sampai " histeris " melihat
 murahnya beberapa jenis pakaian wanita
 yang kalau sudah masuk toko bisa 
dua kali lipat harganya . 
mudah saja alasannya . pertama ini masa pandemi , 
lebih banyak kita mengerem pengeluaran2
 yang kurang atau tidak perlu .

 
 kedua , saya ke PTA memang tidak berniat " kulakan "
 sebab konsekwensinya adalah harus bisa
 menjualnya padahal saya tidak melihat potensi
 lakunya saat seperti sekarang atau 
sebetulnya simpel saja bahwa saya
 memang tidak punya bakat berbisnis hehehe ..
 
 oya , yang lebih seru dari ini , 
silahkan ikuti di bagian :
07 of 10 / " mBolang 2300km Malang - Banten PP " /
-- Dari Cipali Ke Cihampelas -- 
( Writing & Photos : Titiek Hariati , 
diposting pada 03 .12.21 )
keterangan foto :
01 . cendela tua hijau yang masih kokoh
 di Kota Tua , Jakarta 
02 . sejenak didepan gedung tua yang 
masih berdiri megah
03 . Merah Putih berkibar megah di gedung
 yang sarat sejarah nilai2 perjuangan
kemerdekaan RI
04 . dokumen tentang Balai Kota 
Jaman Hindia Belanda  
05 . lemari buku antik  yang cantik 
06 . prasasti
07 . peluru meriam dibekas penjara bawah tanah 
08 . lukisan dinding menggambarkan 
suasana keseharian  para penjajah
09 . sejenak dijembatan diatas sungai
 Kota Tua Jakarta 
10 . ruang merah dalam gedung tua
11 . rasta , pengamen jalanan Kota Tua
12 . yang ini pengamen akustikan didekat
 penjual nasi pecel Kota Tua
13 . kerak telor , khas Betawi 
14 . menghidupkan kembali atmosfer jaman londo
15 . menjajal mobil tua di halaman samping 
Kota Tua
16 . buat yang berminat bisa menyewanya untuk
 mengitari Kota Tua 
17 . seorang foto model sedang dikerubuti
 para fotografer
18 . andai bisa bicara , pasti pintu ini punya sejuta kisah
19 . sungai yang membelah Kota Tua 
20 . penjara bawah tanah yang merekam 
 penderitaan para tahanannya yakni 
para pejuang kemerdekaan kita
21 . silahkan menebak , mana yang
 manusia dan mana yang patung ? 
22 . salah satu toko di GI
23 . MRT arah HI
24 . KRL arah Tanah Abang
25 . ke Thamrin
26 . GI
27 . mau ditraktir ? 
28 . sejenak menikmati atmosfernya
29 . Jakarta @nite
 30 . wajah depan atau belakang dari Kota Tua ?
31 . miniatur sebuah masjid di Betawi


 

Tidak ada komentar: