Senin, 25 Januari 2016





.. " Alfred Hitchcock shooting di Jakarta " ..
  tentu saja judul diatas ngawur , saya jamin ! apalagi AH sudah almarhum sejak 1980 yang lalu .
lalu apa maksudnya membuat judul ngawur ?
 saya " terinspirasi " peristiwa mengejutkan tewasnya penyeruput kopi
 di Cafe Olivier , GI Mall Jakarta tanggal 06 Januari yl .
terinspirasi ? tentu saja saya bukan siapa siapa , apalagi orang sineas , sama sekali bukan .
tetapi kejadian tragis yang menimpa Mirna sesaat setelah nyruput kopi itu sungguh mengingatkan saya pada thriller dari AH yang penuh ketegangan dan seringkali kaya kejutan diakhir cerita .
rasanya dalam sejarah perkopian tanah air ,
baru kali ini ada kematian mendadak akibat nyruput kopi yang ber sianida terlebih peristiwanya disebuah mall yang terbilang besar dan cafenya juga bukan warkop pkl-an .
saya yakin , saat ini beberapa kalangan sineas sebetulnya sudah mulai ancang ancang mengangkatnya kelayar tancap e .. lebar , sebab dipastikan akan jadi box-office
 karena didasarkan pada kisah nyata .
tinggal bagaimana me lobby pihak keluarga yang tentunya butuh ijin khusus sebab
menyangkut pihak pihak tertentu yang harus dilindungi identitasnya .
saya bahkan ber imajinasi begini ,
yang berperan sebagai  almarhumah Mirna adalah Dian Sastro , 
lalu Jessica mungkin diperankan oleh Atiqah Hasiholan ?
lho ini kan imajinasi , sebab nama keduanya sudah merupakan trade-mark untuk sesuatu yang berkwalitas dan kecantikan keduanya itu Indonesia banget , tidak ke bule2an , jadi pas .
sungguh miris peristiwa ini , karena kalau racun tikus , obat pembersih WC ,
 baygon dan sejenisnya itu ditanah air sudah kelewat sering dijadikan pengantar kematian tidak wajar dan
orang sudah " terbiasa " membacanya .
lha kali ini memang serem karena sianida atau NaCn ini memang tidak mudah mendapatkannya atau akses memperolehnya itu sangat sulit dan khusus .
apalagi polisi sampai harus berkoordinasi dengan pihak pihak tertentu di Australia
yang adalah tempat dimana Mirna dan Jessica pernah study dan bekerja .
saking terbawanya oleh kisah ini , kemarin dulu saya sampek seperti " takut " nyruput kopi
disebuah kedai yang lumayan punya nama di Malang .
koq bisa begitu ?
iya " lha wong " malam sebelumnya di salah satu tv swasta ada diskusi mengenai kejadian ini 
dan salah satu pakar kriminal mengatakan bahwa
 " bisa saja ada kemungkinan keterlibatan baresta nya , pramusajinya dan 
pihak pihak yang memproses biji kopi hingga kopi terhidang di meja
 meskipun sudah ada potential - suspect nya " ..
kemungkinan memang masih sangat terbuka dan kalau ternyata dilatar belakangi hal hal yang diluar nalar ,
maka dijamin filmnya nanti pasti akan sangat laris !
tapi logisnya sebetulnya begini , kalau kita merasa tak punya musuh , ya memang tak perlulah khawatir macam2 cuma masalahnya adalah
" apakah orang lain juga berpandangan sama terhadap kita " ?
apalagi kalau diam diam ternyata ada saja pihak pihak yang pernah atau sedang merasa tersinggung oleh sikap atau tutur kata kita baik disengaja / tidak ,
 maka " musuh diam diam " ini memang sulit terdeteksi .
tidak setiap orang bersedia secara terbuka menyampaikan uneg unegnya kepada orang orang atau pihak pihak tertentu yang mengecewakan atau menyakitinya , 
maka kalau kemudian uneg uneg ini dipendam dan rasa sakit atau kecewanya semakin tidak teratasi lagi ,
tidak menutup kemungkinan timbulnya upaya upaya Balas Dendam yang diluar kendali .
sebuah lokasi semacam cafe Olivier di GI itu sebenarnya adalah sangat terbuka alias Butuh Keberanian Ekstra bagi si pelaku kejahatan untuk melaksanakan niatnya .
dan sebuah nyali pas pas an tidak akan sanggup melakukannya sebab biasanya sebuah tindak kejahatan apalagi yang memakai jenis jenis racun tertentu yang sangat cepat bereaksinya ,
cenderung untuk memilih lokasi2 yang
lebih tertutup , terpencil atau terisolir agar tidak mudah terlihat atau terlacak .
maka buat saya , si pelaku tewasnya Mirna ini pasti seorang yang Berdarah Dingin alias Sadis dan kemungkinan justru dia sengaja memilih tempat yang relatif terbuka seperti Cafe Olivier ini untuk
" menunjukkan kepada dunia bahwa Inilah Aku Si Pencabut Nyawa " , seorang Asosial .
tetapi sambil menanti hasil penyidikan polisi , marilah kita ikut mendoakan agar almarhumah mendapat ketenangan dikeabadian serta ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan .
segala sesuatu pasti mengandung hikmah,
peristiwa ini seolah menjadi pengingat bagi kita semua bahwa Komunikasi adalah pembuka kunci sebuah kebuntuan masalah karena hanya dengan mengkomunikasikan Uneg Uneg yang ada ,
segala sesuatunya akan dapat dilihat dengan lebih jernih dan jelas serta menghindarkan kesalahpahaman yang dapat mengundang akibat akibat yang tak diharapkan .
kalimat bijak mungkin perlu diingat bahwa
" Janganlah Menghindar Dari Masalah , Tetapi Hadapi Dengan Penuh Tanggung Jawab karena
Menghindar Justru Berpotensi Memperbesar Masalah " .
btw , kalau saja Alfred Hitchcock masih hidup , mungkin kasus ini sudah terpecahkan hanya pada jam pertama setelah kejadian , tetapi kebenaran memang tidak dapat ditenggelamkan oleh waktu 
,cepat atau lambat ia akan muncul .
( th )

( gambar dari detik. news , naskah gambar Rachmadin , infografis Zaki Alfarabi , ilustrasi BasithSubastian , 
dan sumber dari keterangan polisi dan pengacara Jessica )



Tidak ada komentar: