Kamis, 23 Januari 2014





 " Mencari Jejak Airlangga di Sumber Brantas" 

disaat gelombang laut selatan sedang pasang dengan angin kencang yang mencemaskan para pencari kehidupan di samudra, sayapun untuk sementara meliburkan diri kearah laut dan kompas diarahkan ke daerah pegunungan.

 ada satu tempat yang sudah sejak lama tertunda tunda untuk menjenguknya karena bermacam hal, kemarin saya sempatkan kesana karena dua alasan. 
alasan pertama adalah " sumpeg " gara gara pln seenaknya byarpet sejak pagi hari.
 alasan kedua adalah Mumpung Belum Hujan, diputuskan kali ini ke Sumber Brantas. 

mirip seperti kalau ke Cangar, Batu, tetapi setiba di kecamatan Bumiaji, kita belok kekiri
 ( kalau lurus ke Cangar ) . 
jalan kearah Sumber Brantas atau mata air pertama dan utama sungai Brantas ini cukup sempit meski terawat, jadi disarankan untuk tidak dikebut meski sepi. 




 dari gerbang masuk, hanya sekitar 3 menit kita sudah akan sampai di gedung atau rumah dinas Jasa Tirta sebagai pengelola Brantas. udara sangat sejuk, dan sesaat setelah parkir, saya dipesonakan oleh sebuah pemandangan cantik yang luar biasa, Gunung Welirang yang tampak aktif berkepul dan pagi itu puncaknya terlihat sangat jelas !

 wow .. paduan panorama perbukitan yang serba hijau dengan siluet Gunung Welirang yang tampak kebiruan dengan asap dipuncaknya, membuat saya sesaat lupa tujuan awal ke Sumber Brantas hehe .. puas jeprat jepret mumpung puncaknya belum tertutup kabut,
 saya masuk ke halaman Rumah Dinas Jasa Tirta. 

bertemu dengan pak Re, salah 1 petugas disitu ( semuanya ada 6/ enam orang ), saya diijinkan melihat mata air atau sumber Brantas diantar oleh petugas yang lainnya. 
dan lagi lagi " wow ... " saat saya melintasi jalan kearah mata air yang kanan kirinya penuh dengan tanaman bunga yang sedang bermekaran indah, 
serasa berjalan disebuah taman istana ! 

 tidak ada kebisingan disana selain suara kicauan burung dan gemericik air plus hutan cemara bercampur dengan pepohonan dari berbagai jenis tanaman seperti Kayu Manis, Kina, Apokat dll. saya sangat menikmatinya dan paru paru rasanya begitu lapang dan lega. 





setelah berjalan kaki sekitar 10 menit, sampailah disebuah anak tangga besi yang menurun kearah sebuah mata air jernih yang berdiameter sekitar hanya 1/ satu meter .......
 inilah mata air atau sumber utama dari Sungai Brantas kita!

 air yang keluar dari sela sela batu disekelilingnya itu sama sekali tidak deras, bahkan
 nyaris tidak terlihat alirannya. 
tetapi siapa yang mengira bahwa dari ketenangannya ini lahirlah sebuah sungai sepanjang 525 km yang merupakan sungai terpanjang kedua dipulau Jawa setelah sungai Bengawan Solo ! 

Brantas melewati beberapa kota di Jawa Timur yakni Malang, Blitar, Kediri, Tulung Agung, Mojokerto. di Mojokerto sungai ini terpecah dua yakni Kali Mas dan Kali Porong. 
sesungguhnya Brantas ini berasal dari Gunung Arjuno. 
dalam perjalanannya menyusuri berbagai kota, sungai ini terbendung di beberapa bendungan terkenal yakni : Bendungan Sengguruh, Sutami, Lahor, Wlingi, Bening, dan Serut yang kesemuanya ada dalam pengelolaan Jasa Tirta

sejak adanya kasus Lumpur Lapindo, sungai Brantas bahkan difungsikan untuk menggelontorkan lumpur ke Selat Madura dan sebagian lagi ke Kali Porong. 
konon, saat debit Brantas masih tinggi, sungai ini menjadi salah satu jalur transpotasi pelayaran yang penting. namun seiring berkurangnya debit air, maka saat ini fungsinya lebih banyak sebagai bahan baku air minum dan irigasi.

dalam legenda Brantas, tersebutlah nama raja Airlangga dari Kahuripan yang mempercayakan kepada Empu Bharada untuk membelah kerajaannya menjadi dua bagian guna diberikan kepada kedua putra ( selir ) nya yang sama sama dicintainya, agar adil. 





 sang empu dengan kesaktiannya lalu terbang dan dari udara ia menebarkan air kendinya. 
secara ajaib air kendi ini mengucur dan jatuh ditanah menjadi sungai yang kita kenal dengan Brantas ini. sungai ini membelah tengah Kahuripan menjadi dua bagian yang sama yaitu Jenggala dan Panjalu/ Kadiri/Kediri.




 raja Airlangga yang terkenal bijak ini sudah tentu juga pernah merendamkan kakinya di Brantas atau mungkin di mata air ini? saya tiba tiba saja menjadi sentimentil, dan berharap harap ada jembatan mesin waktu ke masa Airlangga .. Brantas adalah jembatan itu, dimana airnya mengalirkan jutaan kisah dan riwayat anak manusia yang dialirinya, 
termasuk tentunya Airlangga .. 
namun sekaligus dimata air ini, saya kehilangan jejaknya, jejak Airlangga ( th )




( photos all taken by : th, january 2014 )

01. papan pemberitahuan
02. kecantikan tersembunyi
03. mata air lainnya didekat sumber brantas
04. welirang, welirang
05. warisan buat anak cucu
06. Sumber Brantas awal dari 525 km
07. rumah dinas Jasa Tirta
08. papan nama sumber
09. pemandangan arah Cangar
10. kabut diatas puncak
11. Tuhan sedemikian dekat
12. pulang dari memanen
13. tidak bersua Airlangga, namun bertemu menu ini dikaki sumber brantas
14. tenteram
15. welirang, welirang 

.. " ikut prihatin " ...

hari ini, selasa 28 januari 2013, dua mahasiswa Surabaya yang hilang di gunung Welirang sejak sekitar 9/ sembilan hari diketemukan tewas dan telah dimakamkan di daerah 
masing masing. 

saat saya dikaki Welirang sekian hari yl untuk membuat tulisan diatas, cuaca memang sangat tidak menentu dengan perubahan yang sering mendadak. 
semoga peristiwa diatas menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua bahwa
 janganlah pernah 
" memandang remeh " alam bebas seberapapun kecil /rendah / tidak berbahayanya sebuah bukit/ gunung/ lautan/ dll sebab alam memiliki bahasanya sendiri dan 
berbicara dengan caranya sendiri, demikian.
 
 dan semoga arwah keduanya mendapatkan tempat yang terbaik disisiNYA, serta bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan , ketabahan serta keikhlasan, amin.
( th )
 



   

Tidak ada komentar: