Rabu, 11 September 2024


 
 
" Teknologi Melahirkan Generasi Pemalas ? " 
disatu siang di kedai kopi kecil saya terlibat 
debat nggak penting dengan teman yang suka 
 " otot ototan " alias " ngeyelan " !
 pokok debatnya adalah tentang pendapat saya 
bahwa teknologi digital yang serba memudahkan hidup
 ini akhirnya hanya melahirkan generasi 
yang mau mudah disegala urusan saja . 
contoh dari ribuan contoh yang ada misalnya butuh :
 tranpotasi , makanan minuman , tiket pesawat
 hingga bioskop , reservasi hotel dan restoran , 
konsultasi dokter atau ahli hukum dll , 
kangen keluarga atau pacar , beli barang tertentu , 
belanja , melamar pekerjaan dst dst semuanya
 hanya dengan klak klik sudah beres ! 
bandingkan dengan jaman saya yang kemana mana
 secara manual dan saat saya menjadi 
koresponden Eropa Barat untuk sebuah majalah 
di Jakarta saya butuh 2-3 minggu hingga beritanya
 termuat karena pengiriman pos 
( dalam bentuk hard file ) nya yang lamban ! 
belum lagi transpotasi kejar berita yang jaman itu di
 Jakarta baru ada bus kota jadul dan metromini 
yang satu tempat ketempat lain butuh 
beberapa jam sehingga keringat sudah bertetesan
 saat sampai di sumber beritanya ! 
 
 
generasi saya itu adalah generasi " militan " yang
 tidak mudah menyerah karena dibesarkan oleh
 banyak kesulitan dan tantangan ! 
kami meraih segala sesuatu dengan perjuangan 
fisik dan mental , beda dengan generasi digital yang kemudahannya bahkan didukung AI yang
 seolah pengganti otak ! 
naa .. disini debat kami berawal karena 
teman ngopi saya tadi ngotot bahwa 
" justru generasi digital inilah yang lebih militan
 karena tuntutan hidup lebih keras dan jaman 
menuntut orang lebih 
pintar , kreatif dan inovatif ! " .
saya tidak membantah itu tetapi kemudahan yang
 diperoleh dari olah teknologi , tidaklah terbantah 
bahwa itu menghilangkan daya juang tertentu
 karena bersandar pada bantuan teknologi. 
misal : bikin proposal atau skripsi bahkan desertasi ,
 kalau dulu harus peras otak untuk 
mengumpulkan data , menyusunnya dalam 
bentuk jurnal dll berbulan bulan , 
foto copy bolak balik  , ketik ulang ini itu , eeeee... 
saat ini AI dalam sekian menit sudah 
menghidangkannya ! 
ada yang mau membantah ? 
maka perdebatan kami nampaknya tak berakhir 
mulus sebab masing masing bertahan pada
 pendapatnya .
bahwa teknologi itu laksana pedang dua mata .
 bergantung yang memakai pedangnya ,
 mau dipakai sebagai " sekedar alat bantu " atau
 dipakai sebagai " sandaran fisik dan otak " secara
 membabi buta alias 
" mandeg mikir mandeg usaha " alias
 " jadi pemalas " ! 
pembaca boleh mengisi komentar jika ingin 
melanjutkan debat ini karena bagaimanapun 
tak ada jalan mundur dari teknologi yang kelak
 akan semakin dahsyat yang konon akan 
membelah tatanan sosial manusia hanya atas 
dua kelas yaitu : 
Kelas Atas / Orang Orang Kaya dan 
Kelas Kambing / Orang Orang Miskin .
 yang kelas menengah akan lenyap karena disitu 
berhimpunnya mereka yang kalah teknologi dan 
masih bertahan pada jaman seperti saya 
alias manual . 
 
 
mungkin 2045 akan menjawab perkiraan ini ,
 dan ketika saat itu saya sudah berpindah tempat 
di dimensi lain , tolong kabarkan kepada saya 
apakah perkiraan para pakar diatas menjadi
 kenyataan dan masuk kelas manakah anda 
para pembaca tulisan saya ini ? 
( Titiek Hariati , 12.09.24 , jam 11.35 siang )

Tidak ada komentar: