Sabtu, 08 Desember 2012











OXYGEN Pantai  Selatan ( 01 / 09 )


Bak sebuah kontrak, saya minimal dua minggu sekali atau kalau bisa seminggu sekali, 
" harus " menghirup udara laut karena butuh " oxygen " . 
Lho ? Iya, mirip HP yang harus di charge pada saat saat tertentu, sayapun butuh itu, dan udara laut adalah jawabannya. 

Maka bila di blog ini lebih banyak ditemukan tulisan tentang laut, itu memang sebuah 
" kebutuhan " bagi saya. Pun kebetulan, di masa " pensiun " ini, saya mendadak punya waktu dan kesempatan yang berlebih  untuk menikmati apa yang 
semasa sibuk dulu tidak sempat, dan pilihan saya jatuh pada : traveling, nulis, jeprat jepret, terkadang corat coret kalau pas ada sisa cat minyak hehe ..

Disisi lain, bak elang yang sudah terbang tinggi, anak anak  juga telah meninggalkan sarangnya, dan saya hanya menunggu bila sesekali elang elang ini rindu pulang .. 
( meski saya juga bisa tiap saat datang pada mereka , tapi tidak saya lakukan he he )

   Oya  .. kembali ke laut tadi, adalah bahwa  tidak ada sebuah perjalananpun  baik darat, udara, laut maupun kepolisian e .. maaf,  yang dapat selamat tanpa perlindunganNYA, maka kapanpun, dimanapun dan apapun medan yang dihadapi,
 saat saat lima waktu harus tetap terpelihara karena tidak ada yang pernah tahu  apa yang akan terjadi bahkan sedetik kedepan.

Cerita mengenai persinggahan untuk sholat ataupun keperluan ke toilet  terkadang  unik dan menyimpan kisah tersendiri. 
Misalnya  pernah disebuah desa kecil, ada toilet tanpa pintu, atau toilet yang sekaligus bak airnya berfungsi sebagai kolam ikan mini, 
atau toilet yang juga berfungsi sebagai tempat cuci piring ha ha ... 

Maka sebuah kesiapan untuk beradaptasi sangat diperlukan, agar perjalanan perjalanan itu dapat dinikmati dan menambah kekayaan batin . 
Tidak ada yang harus dikeluhkan ketika kita siap menerima segala hal yang tidak selalu sesuai dengan harapan karena  kita sebenarnya sedang dan selalu dalam proses 
" pendewasaan secara terus menerus " hingga akhir hayat . 

   
Seorang kerabat wanita yang berbelas tahun setia dan sering menemani perjalanan perjalanan saya, minggu pagi yl menyiapkan  bermacam kebutuhan yang sudah dihafalnya. Air mineral, kamera , sandal jepit dan mukenah. 
Kalau yang lain lain diluar itu semua boleh lupa hehe .. 

Sebetulnya potensi wisata bahari Malang Selatan itu luar biasa. Saya senang membaca bahwa 

" Radar Malang " membuat program jelajah 1000 pantai yang lalu, 
karena seperti itulah sebetulnya kekayaan bahari kita. 

Kalau saja saya masih memakai kendaraan model  jeep seperti sekian belas tahun lalu, pasti saya sudah ikuti peta jelajahnya, sebab tidak semua medan itu layak dilewati kendaraan roda empat apalagi semungil punya saya hehe ..

 

   
Lha wong pantai Goa Cina yang sudah populer saja, 6km terakhirnya masih " gronjalan " penuh batu batu yang lumayan runcing maka daripada ban pecah dijalan lebih baik 6km ini ditempuh dengan naik ojek 
( maklum, wanita pada umumnya, meski tidak semua termasuk saya ini , kalau mendapat
 masalah ban ditengah jalan biasanya hanya bisa " tolah toleh " 
menunggu bala bantuan bila tidak ditemukan tambal ban didekatnya hehe .. ) . 

Naa .. doakan saja semoga ada " kejutan dari langit " mengirimi saya jeep ( Hummer !! ) buat membawa oleh oleh gambar dan cerita di blog ini dan di media lainnya !
( teman saya komentar " mimpi ni yeee .... " lho, mimpi kan boleh, siapa tahu ada yang mulai bosan dengan Hummer nya dan dikirim ke saya hehe .. )


Potensi dan kekayaan bahari ditanah air ini rasanya masih banyuakkkkk yang belum ter ekspos.  Membuat buku buku ataupun e-book untuk adik adik dan anak cucu di sekolah sekolah plus travel - guide khusus kelautan masih menjadi salah satu mimpi saya .. 


 ( Mungkin ini bawaan DNA karena konon buyut buyut kami itu pelaut dan saya senang bahwa ada dua remaja dalam keluarga besar yang studi dibidang kelautan plus satu manula nya yang doktor dibidang hukum laut ) . 
Saya tidak studi dibidang itu, tetapi mimpi saya rupanya " tersesat " dilautan he he .. )

Hari masih pagi ketika akhirnya  saya sampai kehalaman rumah dua kerabat dekat di Sumawe, 
20 km sebelum pantai. 
Seperti biasa pertanyaan klasik " Melaut mbak? " he he kok seperti nelayan mau melaut, tapi saya suka singgah seperti ini sebab meski sejenak saya merasa paru paru saya berganti hawa terutama hawa kekerabatan yang di kota sudah mulai luntur .. 

Setelah bla bla melepas cerita dan kangen, seperti biasa saya memulai perjalanan SSSSSS alias tripletripletripleSSS yang meliak liuk ke arah pantai. 
Ini sisi lain yang juga saya rindukan : nge charge adrenalin hehe ..

Agenda hari ini cuma satu : motret ombak.
 Sebetulnya sudah ada ratusan foto ombak, tapi selalu salah waktu. Maka hari ini saya tidak ingin mengulangnya. Saya datang pagi pagi untuk " menjemput ombak " yang memang 
sedang pasang sampai sekitar siang hari. 

Tujuannya : pantai Bajul Mati, karena saya tahu disinilah ombak nyaris tidak terhalang karang sehingga ombak datang hingga bibir pantai tanpa terpecah ditengah seperti halnya 
pulau Sempu yang memecah ombak sebelum bibir pantai, 
jadi kurang asyik untuk di foto.
   
Asisten  wanita saya minta difoto di jembatan Bajul Mati, saya turuti meski saya minta 
" cepet cepet an ya " karena kuatir ketinggalan ombak he he .. 
Dari situ saya langsung kearah pantai Bajul Mati, dan wow .. bak anak kecil yang gembira mendapat mainan baru, saya lega melihat dari kejauhan bahwa jamnya tepat :
 ombak sedang pasang ! 

Ternyata pantai sudah lumayan ramai  dan sudah banyak yang berderet dengan kameranya di pantai . Saya mengambil posisi agak nekad, karena saya tidak memiliki  lensa canggih 
untuk jarak jauh, jadi badan saya lah yang 
mendekat ke obyeknya ha ha ..

Dua jam lebih berjongkok memandangi ombak itu dan sudah puluh bahkan mungkin ratusan jepretan hanya terbidik ke obyek yang sama.
Sayangnya cuaca mendung, jadi lighting-alam alias matahari kurang mendukung.

 

( Asisten saya sudah menghabiskan satu kelapa muda, es degan dan lain lain, sementara saya belum tertarik untuk minum karena usaha saya menghitung datangnya ombak besar setelah sekian belas ombak kecil, masih selalu salah.. )

( jadi ingat film tahun 70 an, Papillon, yang mengisahkan kaburnya seorang napi yang diperankan secara luar biasa oleh St.McQueen, dari pulau terpencil dengan ombaknya yang buas dengan hanya mengandalkan 
butir butir buah kelapa dan hasil pengamatannya menghitung matematika ombak .. sebuah keuletan dan kenekadan yang luar biasa !  )


Akhirnya bagaimanapun, waktu sholat jugalah yang mengharuskan saya menghentikan   jeprat jepret ini. Kami menuju masjid desa dan 30 menit kami habiskan disana. Selanjutnya, menuju depot " saya " didekat pelelangan ikan. Saya sebut begitu karena 
saya melayani diri sendiri disitu. 

Piring, nasi, lauk pauk, minuman dll saya ambil sendiri sampaipun mencuci piringnya hehe, bukan apa apa, sebab kami sudah seperti saudara dan biasanya saat pulang saya
 masih membawa oleh oleh dari kedai ini. 

Yang sering adalah abon tuna, kare atau sambal goreng tuna atau cumi cumi, 
supaya tidak perlu masak ketika malam sampai dirumah .
 Didapur kedai ini saya ketemu asisten kedai yang sedang asyik membuat abon tuna di kuali yang besar, saya memotretnya dan dia senang nampaknya : 
" Kulo mangke dikirimi fotonipun nggih .... " inggihhhhh bukkk ....




Jam terus berjalan, mendung mulai merata. Saya bergerak kearah pantai sebelah, 
Pantai Tamban di desa Tambakrejo. 

Jalanan masuk pantai nampaknya sudah dibenahi, padahal terakhir kali saya kesana masih 
ber lobang lobang. Saya bersyukur sebab jalanan yang naik turun ini sudah 
minim lobang sehingga tidak begitu tersiksa sebab mobil mini saya ini 
memang tidak didesain untuk offroad hehe .. 

 Sampai dipantai ternyata sudah lumayan ramai.Saya mencari lokasi yang agak sepi dan terpencil karena saya masih butuh beberapa jepretan lagi mumpung belum hujan. 

Ternyata yang punya niat seperti itu tidak hanya saya. Beberapa mobil lain sudah mendahului menempati lokasi lokasi terpencil dan jauh dari pantai utama. 
Kebetulan ukuran mobil saya memang mini, jadi sangat mudah " ndlusup " di jalan setapak pantai dan gerumbulan semak atau bakau. 

Saya parkir disalah satu lokasi yang sudutnya lumayan bagus untuk jeprat jepret. 
Asisten saya lagi lagi minta difoto dengan latar belakang laut, hitung hitung saya jadikan model jepretan hehe .. 




( Ditempat inilah saya bertemu SENO, remaja berusia 11 tahun yang kisahnya saya tulis terpisah. Obrolan dengan Seno ini bak ' pengisi baterei ' kehidupan. 
Dan saya yakin tidak ada sebuah kebetulan, yang  ada hanyalah " rencana Tuhan " 
yang sering mempertemukan kita dengan hal hal maupun orang orang yang akan menjadi batu batu ujian kita untuk menjadi yang lebih baik )

Ketika akhirnya hujan lebat turun, saya sudah berada dibawah Pletes yang berarti saya tidak perlu lagi khawatir melewati jurang jurang yang meliuk, 
karena sisa perjalanan ke Malang tinggal jalanan lurus lurus saja yang bisa dilewati sambil 
" montak mantuk " ikut bunyi musik hehe ..
 Saya tengok asisten saya sudah " ketiklak ketikluk " , capek atau kekenyangan ? 

Selanjutnya kami berhenti untuk  dua waktu sholat yang tadi terhalang hujan deras, disebuah desa dekat Malang. 

Malam hari hingga sekitar 01.30 saya meng edit foto foto. Anehnya tidak mengantuk. Jadi sekalian disambung tahajud. Terkena air dingin, akhirnya " mlungker " hingga subuh. 
Saya sering heran dengan pertanyaan pertanyaan klasik begini :




" Mbak, kalau malam minggu dan hari minggu biasanya ngapain atau kemana ya? " . 
Ha .. ha .. Saya ini bukan remaja yang " bingung " dengan Malam Mingguan atau Mingguan  . Juga saya tidak memiliki agenda khusus dengan siapapun untuk akhir minggu atau hari hari apapun, sebab saya " sudah melewati semuanya" sekian belas atau puluh tahun lewat, 
sehingga bagi saya semua hari itu SAMA, 
dan saya berusaha menikmatinya selagi " masih bernapas " dengan hal hal yang
( menurut saya ) positip dan tidak merugikan siapapun, itu saja intinya.

Satu satunya " kencan " saya adalah dengan ombak laut dimana saya selalu menepati janji untuk datang dan datang lagi ke pantainya !

Hampir lupa : juga melalui tulisan ini sungguh saya ingin berterima kasih kepada serombongan remaja ( sekitar 10 orang ) yang 
telah membantu  mendorong mobil saya yang terjebak pasir karena disaat mau pulang rupanya  terlalu tajam memutar setir dan berakibat kedua ban depan 
" ambles  kedalam pasir " alias selip.  
Siapapun Anda, terima kasih yang sedalam dalamnya.



saya juga akan tulis tersendiri ya tentang pantai Bajul Mati pada bagian lain supaya pembaca tidak " tercampur aduk " menikmatinya.

 Naa.. bagi yang masih penasaran bagaimana saya menghabiskan akhir minggu boleh  saja bertemu saya di pantai pantai selatan secara rutin dalam program 
" bersih bersih pantai " . 

Beberapa pantai yang mulai ramai dikunjungi nampaknya sangat kotor dan tidak ada yang berinisiatif merawatnya, mungkin memerlukan Anda dan saya, dan  inilah  " bentuk kencan " yang saya sukai  .. ( so called green - date hehe .. )

 Ayo kita siapkan kantong kantong besar untuk menampung sampah pantai pantai yang kita kunjungi , dan 
siapkah Anda dengan " kencan" model bersih bersih sampah ini? 
( th ) 

( photos by th ) 
01. pantai Tamban
02. jembatan arah Bajul Mati dll
03. sungai dibawah jembatan
04. pantai Tambakrejo
05. anjing dipantai

 06. jalan raya arah Bajul Mati
07. membuat abon tuna
08. betapapun asyiknya, jangan lupakan yang satu ini
09. masjid di Sendang Biru
10. jalan raya arah Bajul Mati dari sudut lain


Tidak ada komentar: