.. " Hindia , Koffie en Eaten " ..
baru sebulan muncul di Jalan Simpang Ijen 7 , Malang ,
Hindia Koffie en Eaten ini sudah pasti
menarik perhatian karena selama ini disepanjang
jalan itu yang lebih beken adalah Java Dancer .
disebuah rumah dengan arsitektur jaman kolonial ,
maka nama HINDIA memang konon tak lepas
dari kenangan jaman Hindia Belanda .
suasana yang rumahan ,
menjadi daya tariknya disamping namanya yang
berbau Londo sudah tentu ikut memancing rasa ingin tahu .
kemarin siang ternyata sudah ada sekitar 25 tamu
saat saya masuk dan mencari tempat yang agak kosong .
ada ruang diluar teras samping ,
tetapi karena mulai gerimis saya urung disitu .
warna biru yang menjadi aksennya ,
terlihat modish meskipun sebenarnya bangunan ini
tak banyak dirubah kecuali beberapa bagian
pintunya dan mungkin beberapa sekat
ruangan yang nampaknya diperlebar .
didaftar menu saya lihat ada ragam
Asian Cuisine , Nusantara , Western Food , Salad ,
Rice Bowl , Steak dan Snack .
untuk minuman , Hindian Signature nya yang konon
best seller juga punya tambahan topping buat yang suka .
saya pilih Nasi Goreng Hindi yang kata pramusajinya
itu menjadi salah satu ikonnya ,
juga Avocado Coffee
( harap dicatat : ini bukan Affogato lho ..
tapi betul betul ini adalah Jus Apukat Plus Kopi hehehe ...
jadi saya pikir ini cukup unik ! ) .
dimeja saya ada juga Lychee Tea dan Kwetiau Goreng .
tentu jeprat jepret saya lakukan dan
pramusaji yang manis yang sebentar lagi menjadi
Sarjana Akuntansi UB ini dengan ramah melayani
pertanyaan2 saya seputar menu dll
( bahkan nanti diakhir saya sudah akan meninggalkan
cafe ini , saya ditanya
" bagaimana kesan tentang menu dll nya disini ? " .
sebuah layanan yang super karena membuka kritik
adalah salah satu ciri menuju sukses ! ) .
pengunjungnya ternyata dari segala level usia ,
beda dengan cafe seperti Nakoa atau WoW atau
Kotask dll yang 90% adalah milenial .
maka bagi saya Hindi ini akan bisa survive kalau layanan ,
atmosfer dan harga bisa dipertahankan meskipun
untuk rasa " standar standar saja " atau 6,5
untuk skala 0-10 .
tetapi sekali lagi , yang mencemaskan bagi saya adalah
" karakter customer Malang" yaitu
selalu memadati tempat atau cafe cafe yang baru ,
dan setelah 1-2 bulan biasanya " ditinggalkan "
untuk mencari lagi lainnya yang baru ... o lala !
apakah nasib Hindi juga akan " ditinggalkan " setelah
beberapa bulan bahkan minggu kedepan ?
kita lihat saja ....
( Writing & Photos : Titiek Hariati , 20.01.22 )
keterangan foto :
01 . nama cafe
02 . kwetiau goreng
03 . rumah gaya jaman Hindia Belanda
04 . teras samping luar
05 . aksen biru yang manis
06 . daftar menu
07 . take order
08 . atmosfer ( 01 )
09 . teh leci
10 . nasgor
11 . denise juga ada
12 . atmosfer ( 02 )
13 . foto jadul sebuah gereja di Malang
14 . avocado coffee
15 . bukan affogato lho !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar