ribut ribut Omicron ,
sebagian panik sebagian cuek bebek .
ada lagi , sebagian tetep prokes ketat minimal masker
dan cucitangan serta pedulilindungi dengan
vaksinasi sempurna 2 bahkan 3 kali .
sebagian lain malah belum vaksin " babar blas "
dan yakin bahwa semua ini semata takdir saja .
menghadapi bermacam perilaku ini ,
tak kurang kurang iming iming dilakukan agar
masyarakat patuh dan mau di vaksin dan
mau bermasker dll .
kemarin di Jakarta bahkan vaksinasi untuk anak
usia 6 tahun di iming iming dengan tiket gratis
ke Ancol e.. atau TMII , maaf kalau salah tempat .
siapa sih yang tidak kangen kumpul kumpul
atau reunian sebab sebagai mahluk sosial
kita ini memang terlahir untuk saling mengenal ,
saling silaturahmi saling berinteraksi dll .
hanya manusia yang asosial yang menyendiri di
gua gua atau masuk RSJ karena
ketidaksukaannya pada manusia lain atau
bermasyarakat .
maka ketika pandemi panjang yang seperti tak
berujung ini masih ditambah lagi dengan Omicron ,
pertanyaannya adalah
" Harus Terus Mengalah atau
Menghadapinya Dengan Penyesuaian ? " .
saya cenderung yang terakhir sebab hidup harus
terus berjalan dan jika tidak alias mandeg maka
perlahan tapi pasti kita akan menuju
kemunduran dan bahkan kehancuran
disegala sendi kehidupan .
usaha mampet , hubungan kekerabatan terganggu
termasuk pertetanggaan , pertemanan ,
komunitas2 , dsb dsb .
pekerjaan juga tak bisa selamanya WfH kecuali
yang tertentu dan tidak membutuhkan keterlibatan fisik ,
tetapi inipun berbatas terutama
pada situasi darurat maka pertemuan secara
fisik sangat masih diperlukan .
nah .. bagaimana yang sekolah atau kuliah ?
selangseling antara daring dan tatapmuka
diupayakan , meski berpengaruh pada
kwalitas murid atau mahasiswa akibat berkurangnya
jam sekolah atau perkuliahan .
maka sebuah modul khusus selama pandemi
agaknya sudah sangat dibutuhkan sehingga
perpadatan materi pengajaran dapat
dijejalkan dalam waktu yang lebih singkat .
hikmah pandemi ?
sudah tentu sangat luar biasa .
misalnya saja , mereka yang dahulu tidak terbiasa
berbisnis secara online saat ini bahkan warung2
kecilpun sudah nge link ke layanan2 gofood .
pengiriman barang yang dahulu harus
datang ke tempat ekspedisinya ,
saat ini cukup mem WA dan paket dijemput kerumah
bahkan untuk pengiriman hingga Luar Negeri .
meeting meeting menjadi efisien biayanya karena
Meeting Zoom menggantikan banyak ongkos tranpotasi ,
catering dll . anak anak dan orang tua yang
semula belum paham gadget ,
saat ini dipaksa paham karena kebutuhan sekolah
maupun pengawasan anak anak dan
hubungan kekerabatan yang saat ini umumnya
sudah diambil alih oleh gadget .
youtube laris manis tersebab banyaknya
" pengangguran "
yang kemudian melihat youtube sebagai peluang
menyaring duit dikolam isu , wawancara , musik , dll
yang mengundang orang untuk nonton ,
ngelike dan subscribe .
tapi juga jadi lucu karena terlihat ada
Wolak Walik di Youtube
yaitu misalnya :
si A mewawancarai si B ,
maka si A ganti diwawancarai si C
dan si B ganti mewawancarai si C
dst dst mbulet tanpa akhir .
duit mengalir dan inilah salah satu hikmah pandemi
yang semula mungkin tak terpikirkan karena
undangan live di layar kaca ataupun sinetron dll
sudah berkurang . tiktok apalagi .
sampai2 ibu ibu pun tak mau kalah dan segala gaya
dimunculkan yang penting laris dilihat dan
sekali lagi : duit !
siapa bilang pandemi itu bencana kalau sudah begini ?
saya yang belum sekalipun pernah yutuban atau
tiktokan malah banyak dikritik ,
" mbak mbok nyanyi opo wawancara gitu lho
atau diwawancarai atau apa ,
kan banyak pengalaman yang bisa di share ? " .
saya sementara ini masih " ndomblong " karena
ide ide masih bersliweran dan belum ada yang
berhenti disatu titik .
nah ... Omicron mungkin saja masih bisa bermutasi
lagi menjadi yang lain , dan seperti apa yang
berikutnya tentulah menjadi tanda tanya ..
mengapa tidak segera berakhir ?
itu adalah pertanyaan abadi .
jika manusia tidak mengakhiri pengrusakannya
terhadap bumi dan semesta ,
selama itu pula rasanya berbagai virus akan terus
bermunculan sesuai dengan rusaknya ekosistim
akibat ulah kita semua .
udara kita cemari dengan berbagai asap industri ,
airpun demikian . rumah rumah tangga memakai
AC dan kulkas atau freezer juga
mengakibatkan bolongnya ozon .
kosmetik sama saja , spray untuk bermacam
kebutuhan juga menyumbang kerusakan .
belum lagi pemakaian plastik yang konon perharinya
sampah plastik mencapai jutaan ton tersebar
di laut , sungai , dll .
pemotongan pohon dan penggundulan hutan
mempercepat bencana lewat banjir dan longsor .
dimana kecerdasan kita saat ini berada ?
segala kepandaian yang dianugerahkanNYA kepada kita ,
kita gunakan untuk merusakkan alam lewat
berbagai aspek kehidupan termasuk
berlombanya negara negara besar
dalam adu nuklir dll .
makanan minuman kita semakin hari semakin
padat oleh campuran kimiawi untuk pengawetan dll
yang semuanya berakibat makin seringnya
kita berurusan dengan Rumah Sakit .
ah yaa .. minggu yl saya ingin beli buah pisang
disatu warung pusat pisang dan bukan di Istana Buah .
si penjual tidak tahu kedatangan saya karena saat
itu sedang sibuk menyemprotkan sesuatu cairan
ketumpukan pisang2 yang masih hijau atau mentah .
saya urung beli .
teman saya justru menertawakan saya begini
" mbak , mana ada saat ini nyari pisang yang nggak
disemproti obat seperti itu ? yang di Istana Buahpun
meski terlihat ranum cantik ,
itu ya hasil semprotan .. " ..
sampai dirumah , saya berkeliling kebun mini yang
ada beberapa tanaman buah disitu hasil tangan sendiri
yang sungguh tidak pandai bercocok tanam ini
alias tumbuhnya begitu begitu saja karena
saya bukan ahlinya ..
ada pepaya , markisah ,sirsat dan jeruk , juga
temulawak dan jahe yang itupun asal tumbuh saja .
tidak ada semprat semprot disitu meski saya
harus menunggu lama hingga ranum ..
pada akhirnya saya memang harus memilih :
tergelincir yang cantik tetapi beracun atau
yang biasa biasa saja tetapi menyehatkan ..
sungguh hidup memang sebuah
deretan pilihan !
( Writing & Photos : Titiek Hariati , 16 . 01.22 )
gambar gambar dari google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar