bukan tanpa alasan kalau pada malam tahun baru
saya sengaja berkeliling kota Malang dan Batu
mulai jam 22.00 . selain untuk mengisi blog ini ,
juga penasaran seperti apa sih penetrapan
aturan prokes yang konon " diperketat " ?
keluar dari rumah kearah kota mengambil Jalan Gajayana
terus kearah Veteran . memang masih longgar lalinnya
nyaris tak ada kemacetan .
Gajayana sepi karena mayoritas tutup semua toko
maupun warung2 mahasiswa . di Veteran juga nyaris
sepi saja dan lalin lancar hingga belokan
dari Jalan Bandung kearah Ijen .
lampu lampu jalanan dimatikan rupanya sehingga
suasana agak gelap .naa .. disepanjang Jalan Ijen hingga
depan Museum Militer inilah mulai tampak
" tanda tanda kesiapan nyuyeran " dengan
banyaknya motor maupun roda 4 yang memarkir
kendaraaan dan orangnya dikanan kiri jalan Ijen !
penjagaan terlihat cukup ketat meskipun
saya ber tanya tanya " yang dijaga apa ya ,
sebab yang jelas tidak ada pertanyaan atau penghentian kendaraan untuk cek pedulilindungi atau apapun "
bagi kerumunan yang ada disitu ..
didepan gereja Ijen , penjagaan makin banyak
seiring dengan bertambahnya kerumunan terutama
didepan Museum Militer meski tidak ada teriakan teriakan
seperti pada masa masa sebelum pandemi ..
jadi suasana seperti " berkerumun tapi senyap " hihihi ..
saya lanjut kearah Jalan Kawi lurus hingga Alun Alun .
disini terlihat relatif lebih lengang
dibanding jalan Ijen tadi dan saya lewat Pecinan
kearah Kudusan .
waduhhhh.... sebuah pemandangan " mengerikan "
karena saya lihat tumpukan sampah yang
berserakan seolah bekas pasar ,
mulai dari BCA Kudusan hingga akan belok
kearah Aris Munandar .... lho lho lho ...
kok bisa ya ?
bergilir untuk siang dan malam ? sedih bahwa kota
Malang saat ini memang secara umum mulai
terlihat jorok diberbagai bagian kota ..
saya lanjut arah Embong Brantas hingga Stasiun Kotabaru .
naaa ... ini betul betul suasana menyambut
nyuyer dengan melimpahnya para PKL dengan
berbagai jajanan nya yang dikerumuni para pembelinya
disepanjang Jalan Trunojoyo !
mulai barisan cilok , bakso , kopi , kue kue , soto ,
nasgor dll dll tumplek bleg ! lalin sedikit macet
akibat penuhnya pengunjung dan penjual ...
wow .. jam sudah menunjuk 23 lebih ..
saya lanjutkan dengan putar balik kearah Balai Kota
yang sepi karena lampu2 jalanan dimatikan
dan terus kearah Kahuripan melewati La Fayette yang
malam itu masih buka dan ramai !
dengan sedikit mengebut karena agak sepi , saya menuju
arah Soehat . beberapa kedai masih nampak buka dan
dan berputar balik di pesawat . tetapi ..lho lho lho ..
tiba tiba jalanan macet cet total , bahkan sesentipun
tak bisa ! opo to iki ?
ternyata kemacetan ada didepan Taman Budaya
yang malam itu full dengan para penjual dan pembeli
jajajan dan makanan ! waduh .. sempat saya berfikir
" jangan2 saya nanti kejebak disini hingga 00 ? " .
dengan merambat akhirnya bisa lepas dari
kemacetan dan mendekati jembatan depan UB
lalin sudah melonggar tetapi penjagaan disitu
nampak ketat .
melihat jam , saya putuskan kearah Batu untuk menengok
sikon disana . tak ada hambatan hingga mendekati
arah Pasar kecuali bahwa saya melihat sepanjang jalan
tadi ada beberapa cafe , resto ataupun kedai yang
masih buka meski mayoritas sudah tutup .
tetapi mobil mobil rata rata memadati parkiran luardari
hotel hotel yang ada disepanjang jalan arah Batu .
jadi dugaan saya " nyuyeran mungkin berlangsung
didalamnya tanpa pengawasan ? " . entahlah ..
mengikuti rekayasa yang diatur kepolisian Batu ,
saya mendapati bahwa arah Alun Alun Batu memang
di tutup dan lampu lampu jalanan sebagian besar
dimatikan atau dikurangi .
mengambil jalan arah Museum Angkut saya mendapati kerumunan yang makin padat terutama disebuah cafe
yang nyaris tidak ada tempat duduk tersisa dan
live musicnya yang lumayan keras dan cafe
berlantai tiga ini memang ditepi jalan raya sehingga kebisingannya terdengar jelas !
saya tak melihat ada petugas disana atau karena jalanan
gelap maka saya tak bisa dengan jelas melihatnya ?
sudah makin mendekati jam 00 saat saya melewatinya
sehingga terkesan bahwa " Batu sengaja
dibiarkan / dimanjakan " dan dengan tertutupnya
Alun Alun nampaknya warga mencari alternatif untuk berkerumun ! wow ... apakah memang diijinkan
berkerumun dengan live music hingga 00 bahkan
mungkin lebih mengingat padatnya
tamu tamunya ?
ataukah memang warga Batu diberikan kesempatan
ber nyuyeran secara bebas dan ditutupnya
Alun Alun hanyalah sebuah pengalihan perhatian agar
nampak seolah Batu patuh prokes ?
dengan masih penuh rasa heran saya melanjutkan
perjalanan kearah Batu Plaza untuk selanjutnya
kearah Malang . tetapi karena sudah makin
mendekati 00 , akhirnya sayapun pada jam 00
berada ditengah
perjalanan antara Sate Mesir dan Batu Plaza !
dar .. der .. dor .. cukup banyak rumah rumah maupun kerumunan yang melepaskan bunga api keudara
sehingga sepanjang perjalanan seolah olah bunga api saling sambung menyambung !
telah datang 2022 ..
yang selama 2021 mungkin belum terwujud !
akankah ... mungkinkah ... dapatkah ... dst dst ...
semoga 2022 menjadi jawaban dari
seribu pertanyaan ... aamiin ..
selamat datang 2022 .... !
( Writing & Photos : Titiek Hariati , diposting pada 03 .01.22 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar