Minggu, 24 November 2013





 .. Aksi, Reaksi ..

walikota baru, aturan baru, kebijakan baru, persoalan baru pun bermunculan seiring keduanya. wajar saja, sebab pada setiap perubahan, akan didampingi dengan permasalahan. rumah baru, lingkungan kerja baru, sekolah baru, istri ba .. e... maaf, maksudnya segala sesuatu yang baru adalah wajar bila sesekali terjadi friksi sebab masa masa penyesuaian dengan hal hal baru tidaklah selalu mulus mulus.

kota Malang baru saja memilih N-1 nya, dan salah satu gebrakan 100 hari I nya adalah kebijakan satu arah diarea tertentu untuk meminimalisir kemacetan lalu lintas yang makin parah di Malang. ada yang senang dan senep. 

yang senang umumnya Bukan yang memiliki usaha diarea yang terkena aturan satu arah. 
yang senep adalah yang kebetulan memiliki usaha diarea area itu. 
bisa dimaklumi, sebab dari arah yang berlawanan sudah tidak ada kendaraan kecuali angkot dan satu arah memicu orang untuk lebih ngebut. maka yang merasa dirugikan dengan kebijakan baru ini ramai ramai menggelar spanduk protes. sesuatu yang wajar.

saya teringat obrolan tahun 2012 dengan seorang pemilik kedai ( meski ukurannya restaurant ) sejenis Nasi Padang di sebuah " pujasera " dikawasan Orchad Road S're.
katanya : 

" dulu dijaman pemerintahan Lee Kuan Yew ( PM S're terpilih 7/ tujuh kali ber turut turut ), kami para pedagang kaki lima saat itu mengalami pasang surut akibat aturan aturan tangan besinya. pemindahan lokasi beberapa kali memberi dampak dan kerugian materiil tak sedikit.
 tetapi melihat Singapur hari ini, rasanya seperti mimpi, 
sebab kami sudah lalui banyak perubahan dan kesulitan yang akhirnya membawa kami seperti anda lihat saat ini " .... ( saya termangu, bahwa dari pkl di Car Park saat saya I kali ke sana tahun 1979 dan terakhir 2012 telah menjelma menjadi restaurant besar di kawasan mahal tentulah sebuah perjalanan penuh keuletan yang luar biasa ). 

masih dilanjutkan katanya lagi : " Lee bagi kami seorang yang dibenci sekaligus dicintai. dia otoriter namun pekerja keras. dia ingin Singapur keluar dari predikat negara berkembang menuju negara yang maju setara negara besar dunia lainnya. dan itu sudah tercapai " ..


 
saya tak membantah wong meskipun jarak dari jakarta hanya beberapa menit, nyatanya Singapur jauh lebih melesat dalam berbagai aspeknya. orang bisa berkilah bahwa jumlah penduduk dan luas areanya tak sebanding dengan kita yang secara geografis saja sudah sulit menciptakan kesetaraan dalam pengembangan wilayahnya dst. 
tapi sekedar membandingkan dengan jakarta saja, rasanya memang kita masih ke dodoran.

maka sebagaimana pernyataan Lee Kuan Yew sendiri bahwa ia lebih suka ditakuti daripada dicintai rakyatnya dalam perjalanan karir politiknya membangun Singapur menjadi negara maju 
yang mendapat respek dari internasional, saya akhirnya hanya bisa menyimpulkan sebuah hal sederhana dikaitkan dengan munculnya spanduk spanduk protes tadi :

" seorang pemimpin harus juga siap Tidak Dicintai rakyatnya, bahkan dibenci, dalam perjalanan membawa rakyatnya menuju tingkat kesejahteraan lahir batin yang lebih baik "

kota Malang masih memerlukan begitu banyak perubahan, bahkan radikal, terutama pada aspek pelestarian lingkungan. bangunan bangunan liar diatas sungai, sampah sampah ditempat yang tak semestinya, baliho/spanduk/iklan dll yang merusak perwajahan kota, 
kehijauan yang minim, dll dll yang semuanya berpotensi untuk menjadikan seorang N-1 Tidak Populis, Tidak Dicintai.

siapapun pemimpinnya, pertanyaannya adalah " siapkah?" ... ( th )

( keterangan foto, all taken by : th )

01, 02, 03 sebagian dari spanduk spanduk yang memprotes kebijakan satu arah di kawasan Dinoyo, Malang,
 Nop. 2013.

Tidak ada komentar: