Jumat, 04 Oktober 2013



  
.. " Nyala itu telah dimulai, 
di pelosok pelosok terpencil " .. 
( catatan Hari Guru Sedunia, 05 Oktober )


Tahun 1994 UNESCO menetapkan 05 Oktober sebagai Hari Guru Sedunia. 
Sebuah monumen untuk membangkitkan kesadaran , pengertian dan penghargaan dunia akan arti dan peran penting guru dalam kelangsungan pendidikan dan 
pengembangan serta pembentukan generasi.
 Pun tidak ada yang bisa menyangkal betapa Guru memegang peran sedemikian vital 
dalam pengembangan intelektual seorang anak sejak 
disekolah dasar hingga menengah dan atas.

Namun jaman memang telah bergeser. 
Potret guru ideal dijaman dulu telah berbeda jauh dengan potret guru masa kini.
Duluuuu, guru tampil lebih bersahaja, bahkan tidak semuanya memiliki sepeda pancal, kebanyakan naik angkutan umum ( bemo atau delman atau becak ) atau berjalan kaki.

Bahkan saya mengalami " Jaman Melayu " ketika panggilan kepada bapak ibu guru adalah 
" Encik " dan " Engku ". Itu terjadi di SD Sriwedari, Jalan Ijen 32 Malang, atau saat ini ditempati rumah pribadi disebelah perpustakaan.

Encik dan Engku itu pulang pergi bersepeda pancal dan saya paling ingat dengan ibu guru Bahasa Indonesia yang  sering meminta tolong saya untuk menuliskan bahan pelajarannya di papan tulis karena penglihatan beliau yang mulai kabur. 



Kepala Sekolah kami, Encik Maria, figur yang sangat disiplin dan keras tegas, kami yang masih kecil kecil sering dibuat " takut " dengan pemeriksaan kuku tiap hari, 
dimana penggaris besar dan panjang menjadi senjata beliau ... uhhhh ... mengerikan hehe ...



 Maka setiap kita pasti mempunyai kenangan tersendiri kepada para guru yang mengesankan.
Tetapi, saat ini, saya agak " kehilangan " gambaran guru seperti dimasa lalu.
Deretan mobil mobil mewah dihalaman parkir sekolah adalah merupakan kewajaran bagi bapak ibu guru saat ini. Tas dan sepatu ber merek, juga asesori. 
Saya ingat, betapa sepatu salah satu bapak guru saya dulu terlihat jahitannya, 
sesuatu yang mustahil dijaman ini.

Maka patutlah disyukuri bahwa kondisi para guru saat ini berbanding terbalik, kesejahteraan guru telah jauh membaik namun bagaimana dengan " layanan " guru kepada anak didik dan
lembaganya sebagai pilar pembangun karakter anak anak bangsa? 

Berbagai kasus yang menimpa para pendidik kita ditanah air akhir akhir ini memang agak memprihatinkan, misal : 
guru melakukan pungli, korupsi, KDRT terhadap siswanya, bahkan pelecehan seksual, dll dll seolah memburamkan gambaran ideal seorang guru.

Ditengah keprihatinan inilah, gerakan " Indonesia Mengajar " / IM yang diketuai Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina, sejak Mei 2010  IM seolah memberi  
" obat pelipur lara " bagi carut marut dunia pendidikan ditanah air. 

Semakin langkanya guru yang bersedia mengajar ditempat tempat terpencil, terisolasi dan terbelakang, telah dijawab oleh IM dengan membuka peluang bagi ( utamanya ) freshgrad S-1 untuk selama setahun secara sukarela berada ditempat tempat yang tersebut tadi.

mengapa? karena pendidikan adalah HAK setiap anak bangsa dan kwalitas pendidikan seharusnya tidak ada bedanya antara sekolah favorit di kota kota dengan 
yang tidak favorit ditempat tempat terpencil.

 Diluar dugaan, IM menerima 1.383 relawan pendaftar I yang siap " tempur " di manapun mereka akan dikirim ... !

Ini adalah pembalikan Wajah Anak Muda Indonesia yang Luar Biasa ! 
Mereka adalah anak anak muda yang justru berasal dari lingkungan mapan, nyaman dan 
" tak bermasalah ". Namun mengapa mereka bersedia " bersakit sakit " selama setahun berada jauh dari kenyamanan dan bergelut dengan bermacam kesulitan?

Ada yang harus menempuh desa terpencil itu dengan perahu kecil selama 5-6 jam, 
juga tidak adanya fasilitas listrik, air bersih dll yang memadai. 
Saat saya melihat Relawan dan Guru Guru Muda Penuh Dedikasi ini dilayar kaca, dengan warna kulit yang kusam dan gosong terkena matahari, angin dan debu yang setiap saat mereka hadapi di desa desa pegunungan atau pantai pantai,
saya hanya bisa merasakan sesak didada oleh keharuan.

Salah satu dari mereka berkata :" Ini adalah pengalaman mahal yang tidak akan pernah saya peroleh dimanapun dan membuka kesadaran saya akan arti penting sebuah 
pengabdian kepada nusa dan bangsa ... " ....

Adik adik atau anak anak muda dalam IM ini mungkin memang tidak akan semuanya kelak menjadi guru setelah tugasnya berakhir. Namun setidaknya mereka telah pernah 
berkontribusi secara langsung dan nyata dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan anak anak bangsa yang terisolir kampung halamannya. 

Dari guru guru relawan muda IM inilah, anak anak yang ada di pelosok pelosok yang sulit dijangkau menjadi " melek huruf ", " melek teknologi ", serta 
" melek kesadaran sebagai anak anak bangsa pewaris dan pengawal Indonesia dimasa depan " dst dst.Sebuah tetes air pengurang dahaga di kalangan anak anak terpencil !

Tawa cerah yang tulus, ada diantara relawan relawan guru guru muda IM ini dengan para anak didiknya yang tak bersandal dan tak berseragam serta tak makan pagi kesekolah ..
Inilah wajah wajah lain dari generasi muda kita, 
yang rela meninggalkan HP,iPad,laptop dll nya selama setahun demi sebuah pengabdian tulus ...

Spirit para relawan muda inilah yang semoga masih dimiliki oleh para guru guru ( ASLI ) kita dimanapun berada, yang tak terlampau berhitung dengan honor maupun kepentingan kepentingan pribadi lainnya dengan  kesadaran bahwa masa depan bangsa sungguh sangat ditentukan oleh kecerdasan anak anak bangsanya ! 

Pun kita yakin dan tahu, masih banyak para guru ( asli ) saat ini yang juga penuh dedikasi ditempat tempat yang tidak terjangkau listrik dan teknologi, 
kepada mereka lah terutama harapan ini tergantungkan agar kepentingan pendidikan masih diutamakan dibandingkan 
kepentingan pribadi dan gaya hidup guru yang berlawanan dengan idealisme guru.

" SELAMAT HARI GURU, TERIMA KASIH ATAS JERIH PAYAH YANG PERNAH
DIBERIKAN KEPADA KAMI " ( th )

keterangan gambar :

01. relawan IM bersama anak didiknya, diambil dari situs IM.
02. relawan IM yang lainnya disebuah desa terpencil, diambil dari situs IM.
03. Indonesia Mengajar, diambil dari situs IM.
04. Dewan Guru, diambil dari situs SMP PGRI 1 Buayan, Kebumen.
( sumber al dari : wikipedia )






Tidak ada komentar: