Minggu, 04 Agustus 2013





 Dimata Gibran ... Anak Anak ( " ku " ) ..

mulai besok, rajawali rajawali akan pulang kesarangnya hingga usai lebaran. tiba tiba saja saya yang dibuncah rasa kangen pada mereka, teringat Kahlil  Gibran. dalam salah satu karyanya, Gibran menulis tentang anak anak itu begini :

Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri Sang Hidup 
yang rindu akan dirinya sendiri,

Mereka lahir lewat engkau, 
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu,
tetapi bukanlah milikmu,

Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri,

Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak pada jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu,

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam kemasa lampau,

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi,
Sang Pemanah membidik sasaran keabadian, 
Dia merentangkanmu dengan kuasaNYA,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat ..

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah
sebab DIA mengasihi anakanak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNYA pula busur yang mantap ..
( KG )

Sekian dekade lewat, saya terpana membaca karya karya Gibran. Juga mata saya sembab membaca surat surat Gibran pada Mary Haskell yang berjumlah ratusan itu. 
Gibran adalah imigran Libanon yang pernah menetap di Paris dan Amerika. 

Profesinya adalah penyair, penulis cerpen, filsuf, pemahat, pelukis, pakar teologi, dan seniman senirupa. Diusia 10 tahun ia mengikut ibunya boyong ke Boston 
beserta dua adik perempuannya. Culture schock, 
itu yang dialaminya di Amerika yang akhirnya banyak berpengaruh pada 
kehidupan pribadi dan karya karyanya. 

Diusia 20 an tahun saat Gibran dalam pencarian jatidirinya di Paris, keluarganya mengalami musibah beruntun dengan sakit dan meninggalnya saudara perempuan dan ibu Gibran. 
Dalam kehancuran hati dan kesulitannya, 
Gibran mencoba bertahan hidup dengan saudara perempuannya yang lain yang banyak membiayai penerbitan karya karya Gibran.

Dalam lembaran buku hidupnya, puluhan lembar daripadanya terisi oleh Mary Haskell, 
yang dikenalnya sejak di Boston dan berlanjut di Paris.

Mary yang 10 tahun lebih tua dari Gibran tidaklah mengganggu hubungan keduanya meski bagi banyak orang merupakan misteri karena 
tidak pernah berakhir di pernikahan 
meski Gibran mencintai wanita ini dengan sepenuh jiwanya.

Taklah dipungkiri bahwa Mary sangat banyak mendukung impian Gibran dibidang sastra, moril materiil meski Gibran sering menolaknya.
 Anehnya, Mary juga tak hendak " mengikat " Gibran yang idealis dan 
sangat memujanya itu. 

Keduanya tidak pernah berpisah secara batin, meski secara ragawi akhirnya Gibran mendukung pernikahan Mary dengan pria lain.
" Pria itu memberimu kebebasan ", begitu salah satu kalimat Gibran disuratnya.

Dalam kesulitan finansiil dan fisik yang digerogoti penyakit menjelang akhir hidupnya, Gibran masih beberapa kali menulis pada Mary 
meskipun Mary mulai sadar bahwa tempatnya dihati Gibran telah mulai terisi 
wanita lain yang " disembunyikan " Gibran .

Ketidak hadiran Mary meninggalkan lubang yang tak pernah dapat terisi lagi,
tetapi Gibran mencoba mengobatinya bersama yang lain.

Lama setelahnya , keduanya menghentikan komunikasi hingga diakhir hayatnya Gibran meninggalkan ratusan catatan atau sejenis surat cinta di tangan Mary yang kemudian menerbitkannya secara khusus.

Ada sedikit cuplikan surat surat Gibran pada Mary : 

" The most wonderful thing, Mary, is that you and I always walking together, 
hand in hand, 
in a strange beautiful world, unknown to other people. 
We both stretch one hand to receive from Life - and Life is generous indeed. "
( Extract from one of Gibran's letter dated 22nd October, 1912 )

" With you, Mary , " he said today, " I want to be just like a blade of grass, that moves as the air moves it - to talk just according to the impulse of the moment. And I do. "
( Gibran's words quoted from Mary Haskell's journal dated 10th January 1914 )




Dari sekian banyak karya karya fenomenal Gibran, yang terkenal antara lain 
" Broken Wings " ( 1912 ) dan " The Prophet " . 
Bicara tentang cinta  itu sendiri , Gibran menulis antara lain :

" Janganlah engkau sekali kali merasa gentar untuk mengunjungi cinta. 
Marilah kita berserah diri sepenuh hati kepada cinta. 
Kendati barangkali cinta menghadiahkan kesedihan, keterasingan dan kerinduan 
serta sekian banyak keanehan dan kejanggalan yang menyertainya"

" Kendati otakku tidak pernah mampu memberikan alasan mengapa aku mencintainya, namun yang jelas aku terus mencintai kekasihku. Sungguh aku tak pernah mau peduli 
 dengan keriuhan pikiranku. 
Aku telah sangat puas lantaran aku mencintainya dalam hati dan jiwaku "

Berbicara tentang manusia , Gibran menulis :
" Jauhkanlah aku dari 
 manusia yang tidak mau menyatakan kebenaran kecuali jika ia berniat menyakiti hati, 
dan manusia yang bersikap baik tapi berniat buruk, 
dan dari manusia yang mendapatkan penghargaan dengan jalan memperlihatkan 
kesalahan orang lain" .

Disuatu siang dibulan April tanggal 10 tahun 1931, Gibran menghembuskan napas terakhirnya setelah cukup lama digerogoti penyakit. Kehidupan yang sarat tragedi dari 
penyair , penulis dan filsuf serta pelukis dan pemahat plus seniman senirupa ini agaknya mirip dengan karya karyanya yang juga banyak disesaki oleh tragedi. 

Banyak manusia yang terinspirasi dan termotivasi oleh karya karyanya.
Demikian Gibran, yang pernah singgah dan akan selalu singgah dalam ingatan kita sebagai penyair besar pada jamannya yang mewariskan begitu banyak nilai nilai bagi kemanusiaan dimasanya, saat ini dan yang akan datang... ( th )

( sumber wiki dan google )










 


Tidak ada komentar: