Selasa, 09 Juli 2013





" mengikat amarah "

bak kendaraan turun mesin, Ramadhan dapat diumpamakan demikian. turun mesin, untuk di cek setiap detil dimesin, agar ketika nantinya naik mesin, 
semuanya akan lebih baik, lebih lancar, lebih mudah dan yang jelas  lebih bersih. 

kalau diumpamakan cucian, maka Ramadhan merupakan sebuah mesin cuci yang membilas, membersihkan, mencuci, memisah kotoran dari baju, dan terakhir mengeringkannya. 
dalam kalender Hijriah hanya ada 30 hari diantaranya, dimana pintu ampunan terbuka 
se lebar lebarnya bagi yang INGIN dan MAU diberikan ampunan itu. 

maka kedatangan pintu ampunan ini selalu dirindukan, ditangisi ketika perginya nanti. dan sungguh andai saja setiap hari adalah Ramadhan ..

apa yang harus dilakukan untuk dapat " masuk " kedalam pintu ini? sederhana meski berat, pengekangan dan pengendalian diri. 
wahai, tidaklah mudah . 


 seorang teman mengeluh pada Ramadhan tahun lalu 
" warung warung hanya diawal awal saja menutup kain, hari ke 3 dst orang makan juga tidak sungkan sungkan lagi terlihat yang lain. merokok apalagi, kebal kebul seenaknya ... huh ... " . 

saya mencoba menghibur " ya itu ujian namanya. bukan saja ujian mata, ujian kesabaran juga, supaya kita melihatnya dengan cara pandang berbeda.
kita tidak dapat mengubah mereka, dan mudah saja, itu adalah urusan ybs 
dengan yang diatas, bukan urusan kita ... " , 
saya tahu, teman itu terlihat masih kurang puas ..

mengikat amarah, adalah salah satu dari sekian banyak " tugas berat " disaat Ramadhan. 
 tetapi mengapa hanya Ramadhan? bukankah hari hari lain juga perlu? 
maka Ramadhan memang bak sebuah barometer, yang akan memperlihatkan 
kwalitas seseorang setelahnya, 
setelah bulan suci penuh ujian ini, apakah seseorang akan berubah menjadi lebih baik atau kembali kepada level nya yang lama sebelum " dinaik kelaskan " ? 




maka 3/tiga tahapan penting dalam bulan suci ini seakan  mempersiapkan kita masing masing dalam " penerimaan rapor "  kita mendatang sebab merah birunya angka rapor kita, sangatlah bergantung bagaimana kita melewati tiga tahap ini.

tahap pertama, yakni 10 hari pertama Ramadhan, merupakan hari hari yang penuh kucuran rahmatNYA karena perobahan fisik mental 
dari hari hari normal menuju puasa adalah tidak mudah. dan semoga kita sekalian masuk kedalam golongan yang mendapatkan rahmatNYA,amin.

sepuluh hari kedua, adalah momen penuh ampunanNYA. setiap kita akan berharap mendapatkannya, setiap kita merindukan untuk memperolehnya. namun ALLAH SWT jua yang mengetahui, adakah dalam 10 hari kedua ini kita memang dibukakan ampunan atau akan lewat sia sia karena kekurang iklasan kita menjalankannya? juga ditahap ini, ada peristiwa terpenting yakni turunnya Al Qur'an sebagai 
kitab suci yang terakhir dan penyempurna sebagaimana yang dijanjikanNYA.

 ujian demi ujian silih berganti, memilin hingga dasar hati, memeras sampai bawah sadar, menekan hingga ego kita tak berdasar, dan bahwa semua ini kita lakukan untuk menggapai ridhoNYA. dan selebihnya, Wallahualam.

tahap akhir, 10 hari terakhir yang disebut sebagai tahap 
Pembebasan dari siksa api neraka.
betapa ALLAH SWT sedemikian bermurah hati kepada hambaNYA, dengan menjanjikan pembebasaan siksaan neraka bagi yang mampu melampui 10 hari terakhir ini dengan selamat. 

bukan itu saja anugerahNYA, juga dalam tahap akhir ini ada sebuah saat yang luar biasa yang dikenal dengan malam seribu bulan yang menjadi impian setiap muslim/muslimah.
tak seorang yang tahu tepatnya kapan, dan memang kita tak perlu tahu, agar ketaatan itu tidak semata karena sebuah malam yang luar biasa itu.

maka tiga tahap ini, Rahmah, Magfirah dan Itqun Minan Nar, semoga dapat kita lampui sebaik baiknya dan ALLAH memberikan kekuatan lahir batin untuk melewatinya ,
agar bulan ini lewat tidak sia sia karena belum tentu Ramadhan berikutnya 
kita masih diberikan kesempatan yang sama.

siapakah yang berkekuatan menghapus dosa dosa kita selain daripadaNYA, 
dan tak seorang manusiapun yang mampu menyamai hak hak NYA terutama dalam masalah penghapusan dosa meski manusia mencoba mengemasnya  dalam 
bermacam bentuk ritual yang menarik. sungguh, hanya ALLAH yang ber hak.

inilah saatnya meraih pengampunanNYA, meraih kembali ridhoNYA, menggapai rahmatNYA agar selewat Ramadhan kita " terlahir kembali " bak bayi yang baru lahir,
amin ... 
wahai, siapakah manusia diatas bumi ini yang tidak merindukan dan menginginkannya?

mari, kita ikatkan amarah kedalam rantai rantai jauh didasar qolbu dan bila mungkin jangan biarkan ia kembali muncul kepermukaan walau Ramadhan berlalu .. amin . (  th )

( gambar dari google , AFP Photo,Qais Usyan dan erapiksel.com )

 

Tidak ada komentar: