menterjemahkan " ndableg " kedalam bahasa Indonesia dan Inggris itu juga gampang gampang sulit sebab bahasa Jawa terkadang punya makna ganda.
tapi coba kita lihat, bagaimana kalau kata ini kita padankan dengan kata " bebal " yang dalam bahasa Inggrisnya ada beberapa pilihan antara lain :
ignorant, foolish, stupid, dumb.
apakah " ignorant " yang lebih pas? mungkin, tapi yang dimaksud " ndableg " itu memang
kurang lebih adalah :
" ketidak pedulian, atau kekurang perhatian, atau ketidak sensitifan terhadap sesuatu hal atau banyak hal yang bisa menimbulkan ketidak nyamanan bahkan kerugian terutama moril bagi orang lain dan yang
( masih ) selalu di ulang ulang "
contoh kecil misalnya : seseorang yang suka meledek orang lain secara berlebihan dan menganggap itu " hanya gurauan/canda " yang sebetulnya sangat menyinggung perasaan bahkan melukai, tetapi si peledek berlagak acuh atau Pura Pura tidak mengerti/paham dan
bersikap seolah Tidak Bersalah dan bahkan sebaliknya
ia menuduh si " korban " sebagai kelewat sensitif atau GR.
bagaimana sebaiknya menghadapi dan menyikapi seseorang dengan kepribadian semacam ini?
01. diingatkan/ ditegur? akan sia sia, sebab memang " ndableg " alias bebal, tidak berperasaan dan mengukur rasa orang lain dengan takaran dirinya sendiri !
02. dibiarkan ? ada dua kemungkinan. ybs akan sadar atau bahkan akan lebih parah ndablegnya karena merasa " didiamkan dan tak masalah bagi orang lain " .
03. diberikan kesadaran misalnya dengan diajak bicara baik baik, agar tidak merasa digurui tetapi ditanamkan sebuah Sense of Sensibility bahwa dalam interaksi sosial seseorang harus mampu menghargai perasaan orang lain, tenggang rasa.
" kalau aku dicubit itu sakit, maka aku tak akan mencubit orang lain karena aku tahu itu sakit"
sesederhana itu, tapi tidak mudah.
04. banyak kasus hukum yang berawal dari masalah " ndableg " ini. sesuatu yang diawalnya nampak begitu simpel bagi sebagian orang ternyata tidak bagi yang lain, terutama yang menyangkut perilaku verbal alias " yang diucapkan oleh lidah " .
lebih sensitif lagi bila itu memakai media sosial untuk mengungkapkannya!
maka taklah perlu heran bila tiba tiba ada panggilan dari kantor polisi karena masuknya pengaduan dari pihak pihak yang merasa dirugikan oleh si " ndableg " .
tentu kita tidak berharap itu terjadi pada orang orang yang terdekat kita, siapapun,
maka marilah yang terbaik adalah Saling Tenggang Rasa dan saling menghormati,
serta menyampaikan uneg uneg secara terbuka dan langsung pada ybs Empat Mata dan tidak harus mempermalukan seseorang melalui sindiran/canda yang terbuka di publik.
hanya kedewasaan seseoranglah yang membedakan apakah kita sedang berhadapan dengan
" balita " atau manusia matang yang dewasa sesuai usianya? ( th )
( gambar dari google )