Kamis, 24 Juli 2014








 Surat buat mas Dimyati,
( catatan kecil Sunda Kelapa kepada Prof. Dr. H. M. Dimyati Hartono S.H )

malam tadi, presiden terpilih Joko Widodo didampingi wapres terpilih Jusuf Kala memberikan sambutan pertamanya sebagai presiden-terpilih 2014 - 2019. 
dan mas Dim, 
yang menarik dalam salah satu poin isi pidatonya adalah tentang rencana kedepan pemerintahan baru yang akan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim. dan kedua tokoh terpilih ini secara simbolis memilih lokasi pinisi sebagai tempat pidato perdananya, 
ini sungguh sebuah pesan dan makna yang dalam.

  sertamerta ingatan saya melayang ke Jalan Kartanegara, Kebayoran, dirumah mas Dim.
 betapa tidak, karena kalau sudah bicara soal kelautan, 
rasanya mas Dim lah narasumber yang paling tepat . 
obrolan obrolan panjang lebar kita di Kartanegara tentang kekayaan lautan Indonesia, 
ancaman ancaman kelestarian dan kedaulatannya dll dll semuanya membukakan mata dan hati saya betapa Indonesia ini kayaraya namunpenduduknya sebagian besar miskin.
koq bisa ya ?

lalu kegeraman mas Dim pada pengrusakan biotalaut dan ancaman negara negara lain diwilayah laut kita serta keterbatasan peralatan yang kita miliki untuk mengawal 
perairan Indonesia yang begitu luas, seolah menciutkan hati saya bahwa kitalah yang memang  kurang mampu menjaga kekayaan ini.

kegusaran lain adalah terjualnya pulau pulau terluar dan terpencil kepada prang orang asing yang kesemuanya tidak lepas dari kelalaian pejabat pejabat kita 
yang tergiur oleh dolar.

berbagai permasalahan yang menyangkut kelautan ditanah air ini seolah menyindir bangsa Indonesia yang " kaya namun tidak tahu bagaimana cara mengelola kekayaannya " 
sehingga yang menikmati pada akhirnya adalah bangsa asing yang secara legal maupun ilegal mengurasnya dari dalam laut kita, 
menyedihkan.

mas Dimyati,
bak setetes air dipadang pasir tandus, apa yang terkandung dalam isi pidato Jokowi tadi malam tentang " Indonesia sebagai negara maritim " ini melegakan. 
berapa presiden yang sudah pernah kita punya namun belum ada satupun yang secara khusus menempatkan agenda ini dalam rencana kerjanya 
meskipun melalui menteri2nya sudah banyak langkah yang diambil namun nyatanya 
kelautan kita masih saja dikerumuni berbagai masalah baik internal maupun 
dalam hubungan dengan negara lain.


 gaya bicara mas Dim yang berapi api yang kadang mengingatkan pada Soekarno 
dan sulit disela
( ! ) apalagi kalau sudah bicara soal kelautan di tanah air.
 maka kalau dulu mas Dim sempat diminta menjadi penasehat menteri untuk masalah 
Hukum Laut, semoga saja kali ini mas Dim masih bisa mengawal lagi 
di tim yang baru sebab Indonesia hanya memiliki 3 pakar dibidang ini walaupun hanya sebatas pada pemikiran2 dan tidak secara fisik.
  
lihat mas Dim, 
di kampung halaman kita disepanjang lingkar Malang Selatan yang saat ini sedang dikebut, disepanjang garis pantai itu, ada hal hal yang mulai mencemaskan saya. 
 nanti bila lingkar ini selesai, 
siapa yang bisa menikmati kecantikan garis pantai ini ?

pasti hotel2 berbintang tidak akan melewatkannya! 
  ah mas Dim, kalau saja mas Dim bisa saksikan pembangunannya yang melegakan namun sekaligus juga mencemaskan ini .... 

Insya Allah sebelum akhir 2014, 
saya akan sempatkan lagi ke Kartanegara. 
dan apakah mas Dim juga sedang menulis buku yang lain setelah yang terakhir 
" Problematik dan Solusi Amandemen UUD 45 " yl ?  

beberapa ide yang mas Dim pernah sarankan kepada saya tentang ( khususnya ) Sendang Biru itu memang menarik, namun mencari mereka yang sepemikiran sungguh tidak mudah kecuali 
kita sendiri yang melaksanakannya hingga orang lain 
bisa ikut menikmatinya dan 
terakhir mungkin mengakuinya, nampaknya harus begitu ?

ide ide besar dan bagus tidak selalu mendapat dukungan bahkan mengundang celaan, namun hanya kemauan dan kesungguhan yang menaklukkannya.

terima kasih mas Dim, 
semoga pemerintah yang baru nanti menepati janjinya untuk mengawal , menjaga kelestarian dan kekayaan serta kedaulatan perairan kita yang luas ini agar 
anak cucu kita kelak masih bisa menikmati terumbu karang ataupun laut biru 
tanpa genangan minyak dan sampah.
 juga pencurian2 kekayaan lautan dan hutan kita yang 
diangkut lewat laut  serta penyelundupan2 dll yang merugikan negara dapat teratasi.

selain itu, sudah lebih dari saatnya masyarakat perlu dibuat " Sadar Laut " untuk menumbuhkan sebuah Sense of Belongings kepada lautan kita treutama untuk anak2 sekolah
 lewat berbagai kegiatan sekolah yang mendorong  
kecintatan pada lautan kita 
( daripada ke mall mall mengapa tidak melakukan survey ilmiah di sekolah dan ke pantai pantai ditanah air yang diwajibkan sebagai sebagai tugas yang sekaligus
akan membentuk remaja kita agar memiliki jiwa explorer dan researcher ? )

Indonesia masih sangat membutuhkan sumbangan pemikiran mas Dim baik secara langsung maupun lewat karya karya tulisannya.
terima kasih nasehat dan sumbangan ide idenya selama ini,
sampai jumpa di Jakarta !
( th )




( gambar2 dari google ) 






Tidak ada komentar: