.. " Bawalah Pispot ke Coban Talun " ..
judul diatas itu harap dipahami harafiah !
setidaknya itulah pengalaman saya pada tanggal 20 Desember 2017 yl .
berangkat dari rasa penasaran bagaimana wajah Coban Talun
di Batu ini setelah sekian tahun tidak saya lihat ,
maka pada tanggal itu saya sengaja luangkan waktu kesana .
dari rumah saya kalau tidak macet hanya 10 menit ke Batu .
tapi saat ini bagian Malang Raya mana yang tidak macet ?
mengambil arah seperti kalau ke Cangar ,
dan belok kiri sebelum Sumber Brantas , disitu ada petunjuk panah
arah Coban Talun / CT . jalannya memang menanjak , jadi
siap2 saja gigi satu terus apalagi kalau rame dan macet hehehe ...
memilih hari Rabu dan bukan weekend dengan harapan CT sepi .
duluuu , sekitar tahun 82-83 saat pertama kali saya ke CT ,
lingkungannya masih sangat alami bahkan rombongan kecil saya sempat
" kecemplung " sungai ketika menyeberangi kearah air terjun.
sayangnya foto2 jadul itu tidak saya temukan ,
padahal saya sangat ingin memancing teman2 rombongan saya ke CT
saat itu lewat instagram dan berharap mereka bisa kontak kembali .
setelah melewati loket penjualan tiket yang saat ini per orang
dikenakan 10ribu dan mobil juga 10 ribu ,
saya masuk untuk mencari tempat memarkir .
olala ... ! surprise ...
bahwa ternyata dihalaman sebelah dalam sudah sangat padat oleh
rombongan bus bus , mobil mobil dan ratusan motor !! lo ... ono opo iki ,
batin saya . ada sekitar 25 bus besar disana dan puluhan mobil
yang seolah tidak muat lagi ditampung ,
sehingga didepan2 warung , di tepi2 jalan sudah penuh sesak .
dan saya melihat ratusan anak anak Pramuka yang sibuk mengangkuti
barang2 menuju perkemahan dll . ruwet mumet .
" ada acara apa dik ? " , saya penasaran ,
dijawab " camping , sampai Jumat " ! oalaa ...
waduh betul2 saya datang salah waktu hehehe ... ya sudah ,
mau gimana lagi . sayapun menuju jalan setapak arah air terjun yang
pagi itu justru terlihat sepi . lho ? lagi2 saya bertanya pada
Pramuka yang lain mengapa mereka tidak ada yang ke air terjun ?
dijawab " kami hanya camping saja , tidak ke air terjun " ... ooo ...
jalan setapak ini sangat berbeda jauh dengan yang
saya tempuh sekian tahun lewat , dan terlihat masih sangat baru dibuat
serta masih alami alias berbentuk tangga dari galian tanah .
untung tidak hujan sebab dalam keadaan tidak hujanpun
sudah terasa licin . saya berpapasan dengan
beberapa orang dan grup grup kecil .
setelah sekitar 1km berjalan akhirnya
sampai di air terjunnya ! ternyata sudah lumayan ramai dan
beberapa warung sudah berdiri disana menyediakan kopi dan mie gelas ,
menu standar untuk tempat2 wisata seperti ini .
sebuah panorama cantik terbentang didepan saya ,
dan sebagaimana tempat2 air terjun lainnya di Malang Raya ,
CT ini juga punya riwayat dan legendanya sendiri .
Malang Raya memang dikepung oleh gunung2 , air terjun ,
sungai sungai dan pantai pantai diselatannya ,
sebuah anugerah alam yang luar biasa !
jeprat jepret sampai puas , sayapun mampir di warung kopi
depan air terjun . sekitar sejam " tenguk tenguk "
menikmati gerojogan suara air terjun sambil mengamati pengunjung2
yang aneka rupa dan tingkah , gerimis tiba tiba datang ,
sayapun berkeputusan untuk pulang mengingat jalan setapaknya
yang pasti super licin terkena hujan .
tiba tiba seorang penduduk lokal menyapa :
" buu , ini lo ada pak Suryadi penjaga air terjun yang bisa
sama2 ibu turun sebab agak licin lo .. " .. saya melihat ada
bapak2 sepuh yang disebut sebagai " penjaga / juru kunci " CT
tadi mengangguk pada saya dan sayapun mempersilahkan
beliau berjalan dengan saya kearah bawah .
sambil berjalan beriringan dijalan setapak , pak Sur ini ternyata
sudah berusia 91 tahun ! tapi jangan salah ,
dari gesitnya berjalan , saya hampir saja kalah cepat ,
terlihat bahwa pak Sur ini orang yang banyak bergerak atau
beraktivitas . " saya yang mbuat jalan setapak ini sendirian
sebab tidak ada bayarannya jadi ya tidak ada yang mau .
ini kiri kanan masih saya kasi pengaman dari batang2 kayu ,
moga2 besok2 ada bantuan dari pemerintah untuk paving atau pager
sebab memang bahaya kalau nggak dipageri " , jelas pak Sur .
saya diam diam kagum dan salut bahwa sesepuh itu beliau masih
punya dedikasi tinggi untuk lingkungannya !
tiba tiba pak Sur mengambil ranting kayu agak besar dan
mematahkan ranting2nya hanya dengan tangan kosong dan memberikan
batang kayunya sebagai tongkat untuk saya
( tongkat ini saya bawa pulang sebagai kenangan pada
dedikasi beliau untuk lingkungan Coban Talun ) .
tongkat itu ternyata memang sangat membantu untuk naik dan
turun dijalan setapak yang mulai terasa licinnya terkena gerimis .
berkat ceritanya yang panjang lebar tentang
perjuangannya sejak jaman penjajahan , Jepang dan
Kemerdekaan , G30S hingga saat ini ,
tidak terasa akhirnya kami sampai dibawah .
tiba tiba pak Sur berkata :
" bu , kalau mau foto foto ditaman ini biar saya antar ke loket
supaya gratis sebab saya yang bikin tamannya " .
disebuah taman agak sebelah bawah air terjun ,
ada lokasi dimana kita bisa bermain , ber selfie ria , atau
tiduran di hamok atau duduk dibeberapa gazebo dll dengan
membayar tiket 5ribu rupiah .
saya lagi2 kagum koq " mbah Sur " ini banyak banget kontribusinya.
wow ... tapi karena gerimis makin deras ,
saya hanya berterima kasih atas tawarannya dan kami berpisah
didepan loket taman . diam diam saya merasa beruntung bahwa
hari ini saya bisa ngobrol dengan juru kunci CT yang banyak
memberi saya wawasan tentang pelestarian lingkungan CT
yang dijaganya bak menjaga rumah sendiri !
sampai ditempat parkir dimana saya tadi harus terpaksa parkir
dihalaman warung yang tidak saya kunjungi ,
saya merasa ( harus ) segera ke kamar kecil .
menuju toilet terdekat , ternyata sudah ratusan ( ! ) yang
mengantre disitu plus ingin sekalian berwudhu karena sudah memasuki
saat sholat dhuhur ! waduh ... tidak mungkin
menunggu begitu lama . saya mencari toilet lain diseberang jalan !
ternyata malah sudah tidak ada lagi toilet disitu !
beberapa penduduk lokal memberi saya info bahwa
ya hanya itu toilet yang tersedia dan tidak ada cara lain selain antri !
saya surprise , karena membayangkan ratusan pramuka peserta
camping itu bagaimana cara mereka mengatur mandi dan BAB nya ,
apakah panitianya tidak lebih dulu men survey
fasilitas yang ada ?
maka dengan " setengah ngempet " saya agak ngebut kearah Batu
untuk mencari " pelepasan adrenalin " hehehe ...
berhenti di warung KUD Batu untuk segera ke WC nya dan
" terpaksa " sayapun harus makan siang dengan soto daging yang
ada disitu ( mosok cuma nunut pipis ? ) .
" mbak , sama jeruk panas ya " , itu pesan sponsor dari saya ,
yang dijawab " nggak ada buu, disini cuma ada minuman susu panas " ,
ooo ... saya lupa bahwa itu warung susu KUD Batu ,
ya sudah , soto daging plus susu panas , tidak usah diperdebatkan
pas tidaknya kombinasi ini , yang penting saya sudah
terlepas dari siksaan antrian panjang toilet di Coban Talun !
maka dengan sangat serius saya anjurkan pada pembaca yang akan ke CT
terutama pada saat weekend atau liburan2 sekolah ,
" bawalah sendiri pispot bagi pengunjung wanita ,
daripada kita menderita kencing batu " hehehe ..
untuk pria , saya yakin tidak masalah ,
terutama karena dilingkungan CT banyak pepohonan dan semak
asalkan anda " tidak sembrono " !
oya sekedar tambahan informasi
bahwa CT ini berada dalam satu kawasan dengan
tujuan wisata baru di Batu yaitu Kampung Apache
sehingga mengunjungi keduanya pada saat
yang sama sangatlah dimungkinkan. yukkkk ,
jangan lupa pispotnya !
( Titiek Hariati )