.. " Kesandungnya ( Istri & ) Sang Jendral " ..
sebulan ini , Indonesia dikepung berita diseputar
insiden dirumah dinas Irjen Ferdy Sambo yang belum
juga terang benderang karena banyaknya
asumsi , versi , opini , pluntiran pluntiran dll
dikisaran insiden itu sendiri .
padahal Kapolri sudah melibatkan banyak pihak
termasuk KomNasHam dll agar peristiwa yang
semula penuh DraKor ini bisa menjadi kentara
blackwhitenya !
sayapun latah ikutan mengikuti perkembangannya
meski tak secuil punya kepentingan ,
namanya saja manusia yang penuh dengan rasa
penasaran hehehe ...
bahkan melalui WA dengan beberapa kerabat dan
teman terjadi " petentengan " yang tak ada gunanya
wong sama sama tidak tahunya hihihi ..
beragam celotehan via WA al :
01 . barada E itu cuma tumbal untuk menutupi
pelaku lainnya .
02 . barada E itu " saingan " korban .
03 . ibu P itu yang kebacut ,
melecehkan atau dilecehkan ?
04 . kenapa ibu P masih disimpan dan belum
dipublikasikan ?
05 . traumanya ibu P itu karena sedih ditinggal
mati korban atau karena dibayangi
ancaman tertentu ?
06 . hasil otopsi 1 dan 2 kok bisa beda ya ,
ada apa ?
07 . ada yang mau nutup nutupi hasil otopsi
yang sebenarnyakah ?
08 . ini kaitannya ke pemilu 2024 .
dst dst yang membuat saya mumet karena banyaknya
versi dan opini . lho ngapain mumet wong nggak
terlibat apa apa ?
mumet disini bukan karena saya kelewat serius
memikirkan insiden yang masih gelap ini ,
tapi mumet karena
" mbok yao kita tidak perlu ber asumsi aneh aneh "
alias kita tunggu bersama saja
Hasil Akhir Penyidikan yang konon masih
sedang berlangsung ini .
apakah motiv nya kecemburuan hingga politis
dst dst itu semua memang berpotensi apalagi
dalam dunia militer yang sarat & ketat dengan
aturan aturan serta kode kode etik yang
dijunjung tinggi ,
yang dalam setiap pelanggaran keduanya itu
memiliki konsekwensi yang serius !
saya bukan pengamat ,
saya bukan pakar apa apa , hanya sederhana saja saya
adalah seorang pejalan kehidupan yang sudah tentu
pahit manis perjalanan telah pernah saya alami
dan dari pengalaman pribadi menghadapi
berbagai masalah saya hanya bisa mengambil
kesimpulan sederhana bahwa :
" KUNCI menyelesaikan masalah hanya satu :
Komunikasi , Komunikasi dan Komunikasi ! "
selama sebuah komunikasi masih bisa diupayakan ,
selama itu pula masalah masih berpotensi untuk
diselesaikan , dijernihkan , diterang benderangkan ,
dibuka , dicarikan solusinya .
lha " komunikasi " itu sebenarnya mahluk apa to ?
menurut pengalaman saya ( daripada saya nyontek
teori teori para pakar yang belum tentu klop
dengan penagalaman pribadi saya )
maka saya coba mendefinisikan Komunikasi dari
sudut pandang dan pengalaman saya yaitu :
01 . bertemu mukanya secara langsung maupun
melalui penengah atau mediator , antara
pihak pihak yang bermasalah atau terlibat
konflik tertentu .
langsung artinya :
Tatap Muka atau Tatap Kepala atau Tatap Mata !
02 . ketika sudah terjadi Tatap Muka
( tatap " endhas " , maaf ) , perlu
Kesediaan Mendengarkan Pihak Lain dibanding
menuntut untuk didengarkan !
Mendengarkan dahulukan , baru setelahnya boleh
menuntut untuk Didengarkan .
03 . jika dalam komunikasi itu ternyata terjadi
saling benar alias Deadlock alias
sama sama ingin dibenarkan , maka carilah
Waktu Lain kalau perlu hadirkan Mediator Lain
yang bisa menjadi Pihak Netral dan Tidak Menghakimi
salah satu pihak .
waktu lain itu perlu untuk mengendapkan
Deadlock dan merenungi kemungkinan2 apa yang
sebenarnya terjadi dan akan diupayakan untuk
tercapainya sebuah kesepakatan perdamaian
( Win Win Solution )
04 . jika Tatap Muka sudah , Komunikasi Sudah ,
Diendapkan Sudah , Ketemu Tatap Muka lagi sudah ,
dan masih buntu , maka barulah dicari penyelesaian
lewat jalur hukum agar
Dewi Keadilan yang berbicara .
( sayangnya Dewi Keadilan akhir akhir ini sudah
membuka penutup matanya hehehe .. )
05 . penyelesaian2 konflik tanpa nomer 01 ) , 02 ) , 03 )
dan lebih memilih Jalan Cepat Menyelesaikannya
alias lewat Tangan Besi mulai
Pengancaman , Penculikan , Penembakan ,
Pembunuhan , Penyiksaan , Pembakaran ,
Perkosaan bahkan Pendukunan dll dan
tindakan tindakan goblog lainnya , akan berakhir
dengan tragedi yang umumnya mengantarkan si pelaku
dan atau pendukung pendukungnya yang sudah
gelap mata ini hingga akhir hayat mereka harus berada dibelakang jeruji besi !
sebuah ke sia sia an waktu dan hidup !
maka , jika ada sebuah konflik yang berawal dari
ketidak jelasan atas sesuatu hal alias hanya
berdasar " jarene jarene jarene " yang sumbernya
tidak jelas jluntrungnya tetapi
Tidak Berupaya Untuk Berhadapan Bertatap Muka
dan lebih mempercayai " jarene jarene jarene " tadi ,
maka belikan saja orang orang yang seperti ini
sebuah alat makeup lengkap berikut rok mini
kalau dia pria ,
atau kalau dia wanita belikan saja
kostum badut agar mereka dapat ikut
Fashion Week di RSJ !
sesungguhnya ,
kebenaran itu tidak terhalangi oleh Jabatan Tinggi ,
Popularistas maupun Kekayaan ataupun
Kelebihan Fisik maupun Intelektual ,
kebenaran itu menembus segala lapisan penghalang
karena ia adalah cahaya kebenaranNYA yang tidak
seorang mahlukpun mampu menepis ,
memanipulasi dan menutupinya !
jikapun kebenaran tidak muncul seketika tetapi
justru muncul setelah korban berpuluh tahun
menghadapNYA , itupun masih berdampak pada
wewangian namanya yang akan bisa dinikmati
oleh keluarga maupun pendukung2nya !
saya pribadi sangat meyakini ini bahwa kebenaran
adalah anugerah bagi mereka yang teraniaya
oleh fitnah dan karenanya :
" jangan pernah gentar oleh ancaman , pengucilan , penghancuran nama baik dan sebangsanya
karena dibelakang kebenaran itu terdapat
kekuatan Illahi
yang tak secuil mahlukpun didunia ini mampu
menghalanginya , sekarang atau nanti ! "
kembali pada insiden diatas yang sudah terlanjur
menjadi teropong publik , adanya CCTV yang konon dirusak , dilenyapkan dll adalah kamera buatan manusia ,
tetapi CCTV Allah SWT adalah terletak dan
diletakkanNYA pada nurani nurani manusia ,
maka pilihannya hanya satu :
" Jujur atau Dusta , karena keduanya memiliki
konsekwensi yang berbeda
Dunia wal Akherat " .
Sederhana bukan ?
( Writing & Photos : Titiek Hariati , 07.08.22 )
gambar dari KompasTV & google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar