ketika Ramadhan menginjak minggu ke dua
dan bahkan hari ini sudah memasuki hari ke 21 ,
sering saya saksikan cafe cafe ataupun warung warung
dan tempat cangkruk lainnya sudah kembali ramai
seolah tidak Ramadhan .
memang bisa saja pengunjungnya memang
non muslim , tidaklah masalah .
tetapi ketika saya melihat dalam satu meja ada
4 - 5 cewek berhijab , saya hampir pastikan dimeja itu
mayoritas pastilah muslim .
atau cewek cewek itu kebetulan secara bersamaan
sedang menstruasi ? tidak itu saja ,
sebagian dari mereka juga tampak sedang merokok .
memang disini tidak ada larangan saat Ramadhan
dan pada jam jam sebelum berbuka untuk makan minum
secara terbuka di cafe cafe atau warung warung .
apalagi setelah jam berbuka hingga saat
menjelang sholat subuh , sangatlah bebas .
tetapi yang saya lihat tadi adalah pada sekitar
jam 12.30 siang hari dan terjadi dibeberapa tempat
yang kebetulan saya lalui .
mengapa tidak menggunakan tirai untuk menutupi
mereka yang sedang makan minum ?
masalahnya disini adalah bukan tirai .
tetapi lebih pada faktor " kepantasan " ,
andaipun yang cewek kebetulan sedang
" mens secara serentak "
maka entah alasan untuk yang cowok membatalkan
puasanya itu apa ?
mengapa harus secara demonstratif dan terbuka
makan minum ? bukan karena itu dapat " menggoda "
yang berpuasa , tetapi sungguh tidak elok menyaksikan
hal seperti itu .
bukankah mereka dapat membeli mamin dan
menikmatinya tidak secara terbuka tetapi dibawa pulang
ke kos kos annya ? saya sedih sebab hijab
adalah simbol ke Islaman untuk muslimah ,
dan " mempertontonkan " secara terbuka cangkruk
seperti hari hari bukan Ramadhan rasanya terlalu
" vulgar " bagi cewek cewek berhijab ini .
mungkin kalau mereka dirumah sendiri
( bukan anak kos ) sesuatunya akan lebih terkontrol
orangtua . pengalaman menjadi anak kos memang
bisa memunculkan fenomena beragam .
ada yang masih memelihara norma norma rumah
meski jauh dari orang tua ,
tetapi juga ada yang menjadi kebablas alias liar karena
merasakan kebebasan yang semasa bersama
orangtua banyak mengalami kekangan .
tidak ada manusia yang dapat memaksakan pilihan
seseorang atas sesuatu termasuk berpuasa kecuali
ia sedang berada disuatu pendidikan atau lingkungan
tertentu yang secara ketat memberlakukan
puasa kepada anggota atau anak didiknya .
pada dasarnya manusia adalah mahluk yang memiliki
kebebasan untuk menentukan pilihan atas
sesuatu termasuk berpuasa ,
karena dikelak kemudian hari , pada
Hari Penghitungan ,
sesungguhnya Masing Masing Manusia Adalah
Penolong Bagi Dirinya Sendiri Karena Tidak Ada
Seorang atau Sesuatupun yang Akan Dapat Membelanya
DihadapanNYA sebagaimana tersebut dalam :
Surat Al An'am ( 06 ) ayat ( 94 ) :
" Dan kamu benar benar datang sendiri sendiri
kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu
pada mulanya .
Dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu ,
kamu tinggalkan dibelakangmu ( dunia ) .
Kami tidak melihat pemberi syafaat ( pertolongan )
besertamu yang kamu anggap bahwa mereka
itu sekutu sekutu ( bagi Allah ) .
Sungguh , telah terputuslah ( semua pertalian )
antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang
kamu sangka ( sebagai sekutu Allah ) " .
*******
maka , apakah kita masih berani mengatakan
bahwa berpuasa itu adalah pilihan dan bukan
sebuah kewajiban dan keharusan ?
( Titiek Hariati , 23 .04 .22 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar