.. " Dia Pergi , Aku Tangisi .. " ..
Ramadhan tiba diujungnya .
selalu kembali pada pertanyaan yang sama :
" adakah Ramadhan yang berikutnya aku masih
diijinkanNYA untuk berada didalamnya ( lagi ) ? " .
mengapa berat ditinggalkannya ?
betapa tidak ketika manusia pada Ramadhan itu
diberikan kesempatan membakar dosa dosanya dan
memintakan ampunanNya plus dilipatgandakan pahala amalannya , sehingga selepas Ramadhan
berpeluang menjadi laksana bayi yang baru
dilahirkan dari rahim ibundanya ?
siapa yang tidak ingin ?
tetapi , ternyata betapa tidak mudahnya ujian ujian
kekuatan hati dan iman saat Ramadhan .
bukan saja ujian dari luar , tetapi yang lebih berat
adalah ujian dari dalam diri sendiri .
ada saat tiba tiba saya begitu malas terbangun
tengah malam dan melanjut tidur hingga saat sahur .
ada saat tiba tiba saya memendekkan jumlah
rakaat tarawih hanya supaya lekas selesai dan
bisa kembali bersantai .
ada saat dimana saya masih mengangkat telepon yang
berdering dimana akhirnya saya masih harus menjawab pertanyaan yang mengarah pada ghibah ,
MasyaAllah !
nampaknya setan masih belum rela ketika manusia
berupaya menjadi yang lebih baik , tetapi saya sungguh
tidak menyalahkan setan melainkan melihat
kepada diri sendiri yang terkadang masih memberi celah
sedikit kepada godaan setan .
maka menangisi Ramadhan adalah sebuah keniscayaan
ketika saya sadar bahwa saya berpeluang memiliki
catatan puasa yang tidak sempurna bahkan jauh
dari sempurna karena puasa bukanlah sekedar fisik
dalam menahan lapar ,
tetapi menahan lirikan setan yang bermunculan
disegala segi kehidupan !
Ramadhan tidak terhentikan kepergiannya , dititik ini
saya hanya bisa berharap semoga ini bukan
Ramadhan terakhir saya ..
selamat jalan bulan terkasih ...
( Titiek Hariati , 01.05.22 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar