.. " Wawancara Imajiner Dengan Kartini " ..
hari ini , 21 April 2022 , tepatnya 143 tahun yang lalu
seorang Kartini lahir ,
yang setiap tanggal 21 April kita memperingatinya
sekaligus menghormatinya sebagai
pelopor atau pemikir hak hak wanita Indonesia
( pada masa Hindia Belanda ) yang pada jamannya
masih dianggap " tabu " .
disini , saya tiba tiba saja sangat merindukan
bertatap muka dengan pemikir hebat ini .
tetapi jarak pemisah memang tidak memungkinkan ,
namun saya masih berkesempatan " menemuinya "
dalam sebuah dialog imajiner seperti ini :
( S/ saya ) :
Assalamualaikum ... Nuwun sewu ibu ,
kepareng kawula ngresahi njih ...
( aduh , saya mendadak gugup karena saya merasa
bukan siapa siapa dihadapan seorang perempuan Jawa ,
priyayi pula , yang pemikiran pemikirannya
melampui jamannya ini ... )
( K/ Kartini ) :
Waalaikumsalam , lho .. kok pakai bahasa Jawa ,
biar lebih nyaman kita pakai bahasa Indonesia saja ya ..
jangan memandang saya sebagai putri maupun
juga istri bupati , saya dan anda sama kok ..
( S ) :
injih bu .. ee .. iya terima kasih ..
( saya malah jadi gemetar hehehe .. )
( K ) :
silahkan kalau ada yang ingin di sampaikan atau
didiskusikan ..terbuka saja ..
( S ) :
( aduh , istilah beliau " didiskusikan " rasanya tidak
layak bagi saya , sebab saya merasa beliaulah yang
harus " mengkuliahi " saya dengan berbagai ajaran
kehidupan khususnya tentang wanita )
.. ee .. anu , maaf , mohon ibu bersedia sedikit
menggambarkan alasan yang melatarbelakangi
pemikiran ibu tentang perlunya anak anak perempuan
ataupun wanita wanita ( Jawa khususnya pada saat itu ) mendapatkan persamaan kesempatan dan
hak sebagaimana anak laki laki ,
sebab bukankah ibu sendiri mengalami pingitan diusia
12 tahun sesuai adat dan tradisi ?
( K ) :
iya betul .. begini .. sebenarnya sebuah keberuntungan
bagi saya dibesarkan sebagai putri bupati
karena saya mendapat kesempatan bersekolah
di Europeesche Lager School dengan bahasa
Belandanya . meskipun diusia 12 saya dirumahkan
sesuai tradisi . tetapi saya tidak mandeg ,
dirumah saya tetap belajar , baik mengembangkan
bahasa Belanda saya dan juga banyak membaca
buku buku dan koran berbahasa Belanda .
tetapi saya merasa resah melihat bahwa gadis gadis ,
wanita wanita baik yang muda , yang sebaya saya
maupun yang lebih dewasa , tidak seberuntung saya
dalam mendapatkan pendidikan hanya karena
status sosialnya .
dan saya banyak membuat catatan catatan dari buku ,
koran dan tulisan tulisan penulis penulis ternama yang
saya kutip terutama masalah masalah yang
berkaitan dengan kebebasan wanita wanita barat
dalam menentukan pendidikan nya , pekerjaannya
dan berbagai peluang untuk dirinya .
( beliau terdiam sejenak seolah merenungi sesuatu .. )
( S ) :
( dengan hati hati saya menyela ) .. nuwun sewu ee ..
maaf , apakah dari situ kemudian ibu tergerak
untuk memperjuangkan peluang yang sama bagi
gadis gadis , perempuan perempuan Jawa khususnya
waktu itu , agar mereka juga bisa menentukan
sendiri nasibnya ?
bagaimana langkah ibu setelahnya ?
( K ) :
tidak serta merta demikian karena sayapun
terikat dengan adat dan tradisi dimana sebagai seorang
istri saya berkewajiban mendahulukan suami .
jadi , catatan catatan itu kemudian saya rangkai
menjadi tulisan tulisan tentang keinginan keinginan
saya akan sebuah kebebasan berpendidikan dan
berkarya bagi perempuan perempuan ditanah air .
( S ) :
oo .. itukah yang kemudian ibu kirimkan kepada
beberapa sahabat di Belanda dalam
bentuk surat surat ?
( K ) :
ya , karena hanya merekalah yang dapat memahami
hal itu karena saya masih belum dimungkinkan
membicarakannya secara terbuka dikalangan
saya sendiri .
( S ) :
siapa sajakah sahabat sahabat ibu di Belanda waktu itu ?
( K ) :
ada Tuan EC Abendanon , ada Nyonya MCE Ovink Soer,
ada Zeehandelaar dll mereka sangat antusias
dengan hal hal yang saya tulis dalam surat surat saya
dan sangat memahami kesulitan kesulitan yang
saya hadapi pada saat itu .
( S ) :
tetapi bagaimana dengan suami ibu ?
( K ) :
alhamdulillah beliau sangat mendukung cita cita saya untuk mendirikan Sekolah Perempuan yang akhirnya disebut Sekolah Kartini pertama dan bahkan mendapat tempat dilingkungan kadipaten . sungguh saya bersyukur bahwa suami saya memberikan kebebasan .
( S ) :
ibu , saya adalah penggemar berat buku
Door Duisternis tot Licht yang diterjemahkan oleh
Armijn Pane menjadi
Habis Gelap Terbitlah Terang dan disusun berdasar
surat surat ibu kepada dan oleh Tuan JH Abendanon
( catatan : Kartini wafat hanya berselang 4/ empat hari
setelah melahirkan putra tunggalnya Soesalit pada
13 September 1904 , dan belum sempat melihat buku
tersebut terbit ) ..
sebuah buku yang isinya sangat menginspirasi
kaum wanita
untuk menjadi perempuan perempuan hebat !
apakah ibu bahagia bahwa buku itu menjadi sumber
motivasi dan kekuatan yang menginspirasi
wanita wanita Indonesia sehingga bisa hebat hebat
seperti sekarang ini ?
( K ) :
memang saya tidak menyangka surat surat saya
menjadi sebuah buku ditangan sahabat sahabat
saya di Belanda .
tentu Dari Jarak Ini ,
saya bersyukur bahwa Sekolah Kartini telah mengawali
sebuah perjuangan panjang kaum wanita kita
untuk mendapatkan kebebasannya dan
buku tersebut ( semoga )
dapat mewariskan nilai nilai luhur bagi kaum kita ,
wanita seperti saya dan anda .
( S ) :
maaf , bolehkah kami tahu nilai nilai luhur
yang ibu maksud ?
( K ) :
begini , se bebas bebasnya perempuan dalam
menentukan pilihan pendidikan atau karirnya ,
tetaplah memegang teguh kodratnya baik kelaknya
sebagai istri atau ibu .
sebab perempuan adalah tiang aqidah dalam keluarga
terutama bagi anak anaknya .
juga jangan sampai tercerabut dari akar budaya bangsa
meskipun mungkin wanita mendapat kesempatan
bersekolah atau berkarir dinegara asing .
ingatlah selalu bahwa jika sebuah keluarga itu
terpelihara kehidupan spiritualnya secara baik ,
maka akan baik pula masyarakatnya .
( S ) :
Oiya ... maaf saya jadi ingat bahwa ibu juga pernah
mengusulkan kepada guru spiritual ibu ,
Kyai Sholeh untuk menyusun tafsir Al Quran
dalam bahasa Jawa yang dicetak pertama kali
di Singapura ?
( K ) :
( tersenyum lebar ) Alhamdulillah ..
saya bersyukur menjadi murid beliau ..
( S ) :
Ibu , telah banyak saya menyita waktu ibu ..
tapi saya masih ingin mendapat pesan pesan ibu
buat kaum wanita kita yang saat ini bahkan sudah diakui kehebatannya oleh dunia ..
( K ) :
tidak terlalu banyak ,
yaitu jangan mudah menyerah dalam kesulitan ,
kejar cita cita hingga berhasil ,
dan jagalah kehormatan serta martabat agar
tidak direndahkan kaum pria ,
jadilah teladan bagi anak anak dan istri yang berbakti ,
serta peliharalah keimanan betapapun sibuk
agar selamat dunia akherat .
( S ) :
..waduh ibu .. rasanya tidak cukup hanya terimakasih
yang saya sampaikan ..semoga Allah
melimpah ruahkan pahala dan nikmat surgaNYA
kepada ibu , aamiin yaa Robbal alamiin...
( tidak ada jawaban lagi dan cahaya terang itu
semakin menjauh dari tempat saya
tadi mewawancara Kartini .. )
Malang , 21 April 2022 / titiek hariati .
gambar gambar diambil dari google