.. " Berbayar Atau Gratis Tetep Penting " ..
pemerintah rupanya mulai utak utik kemungkinan
vaksinasi ke 3 untuk antisipasi gelombang ke 3
yang memang perlu diwaspadai .
kalau untuk nakes nampaknya sudah tak ada
persoalan karena itu sebuah keniscayaan
dan pastinya gratis .
sedang untuk masyarakat umum yang sampai
saat ini bahkan sama sekali belum divaksin ,
agaknya masih perlu ada pembahasan khusus .
( pastilah itu untuk yang sudah
tervaksinasi satu dan dua ) persoalannya adalah
Gratis atau Berbayar .
atau bisa saja akan ada dua pilihan ,
yang gratis harus menunggu giliran sedangkan
yang berbayar tiap saat tinggal memilih tempat nya .
lagi lagi saya bisa menebak bahwa
yang akan diprioritaskan untuk vaksin ke 3 ini
adalah mereka2 yang banyak kontak dengan publik
( wartawan , salesgirl/boy , pedagang di pasar2 ,
pramusaji , pengemudi online dll ) .
saya pribadi sangat setuju bahkan sudah siap
mengantri andaipun besok pagi sudah diadakan .
tidak perlu berpikir jenis vaksin yang mana .
Sinovac , Sinopham , Astra , Pfizer , Moderna
atau apapun bagi saya yang penting :
ada yang ke 3 !
apakah tidak berdampak jika
vaksin 1 dan ke 2 berbeda dengan yang ke 3 ?
menelitinya , kalau buat saya silahkan saja yang
mana pokoknya bisa dapat yang ke 3 !
segitunya ? so pasti , sebab tidak ada manusia
yang bisa tahu apakah covid19 ini akan berakhir
atau justru akan ada lonjakan baru .
jadi masalahnya sekarang apa ?
01 ) menunggu keputusan / kepastian yang
punya wewenang .
02 ) menyisihkan dana untuk persiapan
andai yang ke 3 nanti berbayar .
itu saja ? nampaknya ya .
tetapi pada saat yang sama tentu saya juga
punya perasaan bersalah .
kepada siapa ?
kepada mereka yang bahkan belum tersentuh
vaksin pertama maupun yang menolak
untuk divaksin .
bahkan hari ini di TV saya melihat kejadian di
Aceh dimana ada sebagian masyarakat
melakukan pengrusakan terhadap fasilitas
vaksinasi disebuah daerah dimana ketidak setujuan
mereka untuk di vaksin diekspresikan dalam
tindakan vandalisme . sedih .
sementara ada daerah lain yang masyarakatnya
mengantre untuk di vaksinasi tetapi harus pulang
dengan kecewa karena tidak kebagian jatah .
dan disisi lainnya lagi , ada masyarakat yang
seperti saya yang berharap mendapatkan yang ke 3 .
adilkah saya ?
bagi saya kelihatannya secara perlahan
( mengamati kejadian2 selama ini ) vaksinasi
sudah berubah menjadi sikap pilihan yang
semestinya adalah sebuah kewajiban tanpa ada pilihan !
mengapa bisa terjadi vandalisme
fasilitas vaksinasi ?
apakah kurangnya sosialisasi yang menyebabkan
kesadaran sebagian masyarakat masih rendah
atau adanya faham2 tertentu yang
meyakini tidak perlunya vaksinasi atau bahkan
mengharamkannya ?
maka jika terjadi
" persimpangan jalan " antara yang
menolak divaksin dengan yang mengharapkan
vaksinasi ke 3 , pertanyaannya :
tugas siapakah yang dapat mempertemukan
kedua kutub ini ? tentu kita tidak perlu
jauh jauh melihatnya ke Aceh atau daerah2 lain
yang melalukan penolakan , mungkin
dilingkungan terdekat bahkan kerabat kitapun
diam diam
masih banyak yang belum ( bersedia ) divaksin
dengan alasan yang beragam ..
apakah saya atau pembaca akan sanggup
menyadarkannya ?
( Titiek Hariati , Malang , 28.09.21 )
gambar2 dari google