Minggu, 23 Maret 2014






.. " Monopoli, " kekurangan " nampan ? " ..

mungkin ini standar layanan termodern yang entah dicomot dari mana atau negara mana, saya yang jadul hanya " mlonga mlongo " sewaktu pramusaji 
membawakan pesanan menu kemeja saya tanpa nampan alias piring menu dipegang langsung dan diletakkan diatas meja.

itupun antara 2/ dua pramusaji yang berbeda , cara meletakkannya juga beda. yang pertama agak " kemlotak " jadi terkesannya " niii .. makan ", 
sedang pramusaji kedua sangat sopan dan meletakkannya perlahan sambil mengatakan " silahkan buu ... "

lepas dari adegan apa saja didapur seorang Chef yang bisa terjadi dalam menu pesanan kita, tapi rasanya " kurang sreg " saja menyajikan pesanan mamin tanpa nampan di satu tempat sekelas Monopoli Jalan Guntur  ini meski mungkin 
supaya terkesan " casual dan akrab " bak bro and sis pada tamunya . 




lha apalagi kalau piring tersebut berisi saus atau kuah, maka bisa saja jari jari pramusaji tersentuh saus/ kuah dan membuat rasa lapar berkurang atau 
bahkan hilang 
( tergantung kuku si pramusaji bersih apa enggak hehe .. )

pramusaji ke 3 kebetulan cewek yang mengantarkan minuman menjawab pertanyaan soal nampan ini :
" kalau makanan hanya satu piring memang disajikan tanpa nampan, kalau lebih dari 1 baru memakai nampan, tapi minuman selalu pakai nampan " .....

inilah problemnya orang jadul masuk cafe anak muda! 
pasti tidak ada seorangpun yang mempermasalahkan ini kecuali saya, tetapi ternyata tidak juga, sebab gerutu yang sama diutarakan oleh tamu lain yang tergolong masih muda sebetulnya, begini gerutunya :
" apa bedanya 1 piring atau lebih, nampan itu tidak membedakan isinya, tapi nggak enaklah kalau makanan apalagi berkuah disajikan tanpa nampan " ....

adegan itu terjadi di cafe atau resto atau apalah namanya, Monopoli, di pojok jalan Guntur atau Merbabu, Malang. saya sengaja kesana pada siang hari sebab pada malam hari rasanya sudah " sesek " sebelum masuk, selalu tampak bejubel ! 

siang itu hanya sekitar 30 orang sehingga saya bebas jeprat jepret dengan seijin staf disitu. cafe ini merupakan group dari Ria Jenaka yang ada dijalan Bandung maupun yang ada di daerah nDau, Batu. 
saat ini Monopoli juga membuka cabang baru di Jalan Soekarno Hatta yang 
sama ramai dan bejubelnya !

tak jauh beda dengan Ria Jenaka, menu menu di Monopoli ini juga beragam, 
mulai yang Chinese Food, Western, Indonesia, dll. 

minuman? 
waa .. ini hanya pinter pinternya meramu dan memberi nama saja, jadi kalau ada puluhan jenis minuman dengan nama nama unik bin aneh rasanya ya tidak perlu bingung sebab kalau sudah terhidang di meja, "ramuannya " ya itu itu juga, 
hanya kombinasinya di " wolak walik " jadilah ada yang bernama :
 Es Kumbokarno, Es Punakawan Punch dll. 



nama nama wayang disini memang lumrah sebab group Ria Jenaka ini nampaknya memang kental dengan falsafah wayang terutama Semar sebagai tokoh sentralnya.
disalah satu banner misalnya tertulis falsafahnya yang terkenal yaitu :
" Urip Kuwi Mung Mampir nGguyu "
( Hidup itu Hanya Sekedar Persinggahan Untuk Tertawa  )

 sebuah falsafah yang amat dalam maknanya, dimana rentang waktu seseorang 
saat tertawa hingga selesainya itu sangatlah singkat. 
tidak ada orang yang tertawa terus menerus seharian. 
paling lama mungkin 1 - 2 menit kecuali kita menonton komedi yang inipun tertawanya tidak terus menerus tetapi terhenti sebelum tertawa lagi dan terhenti lagi demikian berulang ulang.

maka sesungguhnya hidup ini sangatlah singkat dibandingkan keabadian nantinya.
 dan hidup yang singkat ini hendaknya terisi oleh hal hal yang  bermanfaat 
baik bagi diri sendiri maupun orang lain agar dalam keabadian nantinya kita 
tidak berada dalam sesal.

oya kembali pada menu menu, Ayam Betutu disini menurut saya nilainya ada pada 6.5, sedang Iga yang bersaus paprika menurut saya ada pada 7 tetapi terpaksa dikurangi lagi 1/2, jadi 6.5. kenapa ? 
karena pada bagian tertentu daging iganya masih agak alot dan tidak diberikan pisau sehingga kesulitan untuk memisahkan daging dari otot/"kulit"nya. 

" mbak, apakah iganya tadi diambil dari freezer?" ... " iya, mengapa ya buu ?" .. 
sedikit masukan saja bahwa ada baiknya dipersiapkan  2-4 porsi iga beku yang dikeluarkan dari freezer dan diletakkkan di pendingin biasa agar tiap saat tersedia  iga yang siap dimasak, 
supaya tidak " alot " dan tamu tidak menunggu kelewat lama.

" apa yang membuat Monopoli ini kalau malam kok sampai meluber luber pengunjungnya ?", saya penasaran, apa ada makanan/ minuman khusus atau apa? 
" ndak bu, ya anak anak muda aja suka nongkrong2 disini, juga musiknya " .... 
oooo ... 

naa  .. seperti halnya Ria Jenaka, disinipun kita temui banyak barang barang antik, seperti gramaphone, radio, iklan iklan jadul dll.
sebuah tempat hunting foto yang mengasyikkan terutama buat fotografer penyuka  benda benda jadul.

ya sudah begitu saja kesan saya tentang Monopoli ini. 
atmosfernya yang " casual " nampaknya menjadi salah 1 daya tariknya, juga ada area lesehan bagi yang suka " duduk bawah " .

dan dengan penataan kursi  meja yang demikian padat 
hampir tak berjarak, pada malam hari, dari jauh tamu tamu resto ini  terlihat mirip 
 " ikan pindang dikeranjang", alias padat merayap hehe .. 

naaa ... yang punya nampan berlebih bolehlah " disumbangkan " ke Monopoli ya hehe ...
( kepala sama isinya , pendapat boleh beda to ? ) 
( th )




 

 ( photos by : th, Monopoli Resto, Merbabu, Malang, March 2014 )
01. menu dari/ buat Big Bro dan Bang Toyib hehe ..
02. ayam menggerutu e.. betutu
03. sugeng rawuh dan sugeng lesehan
04. belahan jiwa e.. iga
05. atmosfer di teras taman
06. awas jangan salah baca !
07. menu menu ala Ria Jenaka
08. es Kumbokarno
09. hidup memang sangat singkat !
10. robinson
11. mainan?
12. pojok jalan guntur







Tidak ada komentar: