.. " Meneer Dinger Yang Sudah Pulang " ..
disatu siang yang sedikit mendung ,
saya berdiri didepan pintu yang tergembok dari
sebuah makam yang menjadi cagar budaya Malang .
makam yang sudah berusia lebih dari 100 tahun ini
nampaknya punya sejarah masa lalu yang
sarat emosi dengan lingkungan disekitar makam .
Makam keluarga J . Dinger atau seperti tertera
didindingnya yaitu
" Familie Graf J . Dinger " .
mengapa makam ini menarik ?
pertama sudah tentu karena usia makam yang
sudah seabad lebih dengan arsitektur makam yang
menarik serta terlihat masih kokoh meski
sangat tidak terawat .
dengan bentuk yang seolah bukan makam melainkan
lebih seperti sebuah monumen
dengan jembatan kecil didepannya serta dikelilingi
lahan perkebunan dengan latar belakang
panorama yang cantik .
sumber dari situs " imexbo.ni " menjelaskan
latar belakang makam dengan menyebutkan bahwa
meneer J . Dinger atau Jan Dinger ini dahulunya
adalah seorang adminstrator , dan direktur bank
Excompto sekaligus tuan tanah dari berbagai
perkebunan ( kopi , teh , tebu serta kina ) dimana
salah satu perkebunannya adalah yang
mengelilingi makamnya saat ini ,
yakni di desa Tulungrejo , Bumiaji , Batu .
lahir di Amsterdam 16 Agustus 1853 dan meninggal
di Tulungrejo pada 2 Maret 1917 dengan
berwasiat ingin dimakamkan di Tulungrejo berdekatan
dengan perkebunannya .
21/ dua puluh satu tahun setelah wafatnya , isterinya
yaitu Elisabeth Malvine Ernestine van
Polanen Petel wafat ditempat yang sama
pada 7 Maret 1938 .
keduanya dimakamkan ditempat yang sama .
putra mereka , Jan Rutger Dinger disebut sebagai
orang yang juga cukup dihormati dikalangan
masyarakat Hindia Belanda pada masa itu .
tetapi menurut informasi penduduk lokal ,
makam ini sudah kosong karena cucu dari
meneer J . Dinger beberapa tahun berselang sudah
memindahkan peti2 keduanya ke Belanda .
dan saat ini didalam makam tersebut dijadikan
semacam " gudang " tempat menyimpan
berbagai barang .
konon , pada masa itu , makam ini adalah merupakan
komplek bangunan yang ikonik karena
dikelilingi oleh semacam danau dengan taman
yang cantik dan panorama perkebunan serta
pegunungan yang indah .
tentu jauh berbeda dengan yang kita saksikan
hari ini dimana selain tidak terawat , makam terlihat
kumuh berlumut dan beberapa bagian rusak
serta penuh coretan dan tidak ada lagi danau
yang konon mengelilinginya .
sampah sampah berserakan disekitar makam .
sebuah cagar budaya yang memprihatinkan karena
sebuah penggalan sejarah masa lampau yang
seolah tidak lagi dipedulikan .
betapapun kelam masa lampau yang ditinggalkan
meneer J . Dinger dalam kekuasaannya saat itu ,
sejarah perjalanan sebuah bangsa tidak harus
dihapuskan lewat ketidak pedulian pada
peninggalan2 puing sejarahnya ,
karena generasi demi generasi dari bangsa ini perlu
mengetahui dan memahaminya sebagai sebuah
bagian dari perjalanan sejarah Indonesia
sebelum dan sesudah kemerdekaan .
pada ketidak mampuan merawat sesuatu
barang , bangunan , dokumen , situs dll yang
bernilai sejarah ? entahlah ..
makam kosong ini hanyalah 1 dari sekian banyak
lainnya makam makam bersejarah di
kota Malang .
disaat pandemi ini , saya sengaja menghindari
kerumunan dan mencari bahan bahan blog dengan
menyusuri tempat tempat yang senyap
tetapi menarik untuk ditulis .
sayangnya saya tidak dapat menggali informasi
lebih dalam tentang meneer J. Dinger ini ,
semoga akan saya temukan pada tulisan berikutnya .
( Writing & Photos : Titiek Hariati ,
Malang , 18 . 07 . 20 )
keterangan foto :
01 . panorama disekeliling makam
02 . papan Cagar Budaya
03 . pintu makam yang selalu digembok
04 . saya didepan makam
05 . sebelah belakang makam
06 . jembatan depan makam yang konon dulu
dibawahnya adalah danau atau sungai
07 . belakang makam
keterangan foto :
01 . panorama disekeliling makam
02 . papan Cagar Budaya
03 . pintu makam yang selalu digembok
04 . saya didepan makam
05 . sebelah belakang makam
06 . jembatan depan makam yang konon dulu
dibawahnya adalah danau atau sungai
07 . belakang makam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar