sekian tahun yang lalu , saat saya ke Sumber Brantas
di Bumiaji , Batu , Malang ,
saya sempat bermain air di pusatnya sungai Brantas
atau Sumber Brantas yang berjarak sekitar 500 meter
dari pintu gerbang masuknya .
saking asyiknya
bermain air sampai lupa bahwa itu adalah sumber
yang harus dilindungi dan tidak boleh dikotori apapun
karena ia akan mengalir keseluruh urat nadi
kehidupan manusia , binatang dan tumbuhan
se Malang Raya bahkan hingga diluarnya .
penjaga saat itu juga santai2 saja membiarkan kami
" menyemplungkan " kaki dan merasakan sejuk
dan dinginnya mata air Brantas yang nampak
hening , bening dan " sakral " dan itu .
puas merasakan dinginnya mata air Brantas ,
kamipun berjalan jalan mengelilingi taman bunga
atau semacam Kebun Raya Mini yang ada disitu .
bermacam tumbuhan bahkan yang langka2 tumbuh
dan menjulang , menambah kesan ayem dan
sejuk disitu sekaligus " mistis "
saking sepi dan dinginnya hehehe ..
air bening seperti kristal yang mengalir dari sumber itu ,
bisa jadi sudah berubah coklat atau bahkan berbuih
dibeberapa bagian Malang Raya yang sudah sesak
polusi udara dan darat dan air .
terutama limbah industri yang menyesak paru paru .
sedih bahwa air sebening kaca di sumbernya ini
berubah menjadi air yang mengandung bahan bahan
kimiawi beracun ketika sampai di rumah2 penduduk ...
maka di saat pandemi ini ,
saya kembali ingin menikmati bersihnya air
dan sejuknya kebun Sumber Brantas .
tetapi ternyata harapan saya pupus ketika petugas
tidak lagi mengijinkan saya masuk apalagi
sampai bermain air seperti sekian tahun silam !
" maaf , saat ini pengunjung hanya boleh sampai
gerbang saja kecuali ada grup2 dari kampus atau sekolah2
untuk tujuan penelitian .. " .
sayapun makfum .
diam diam bahkan saya bersyukur bahwa pada akhirnya
Sumber Brantas ini mendapat perlindungan yang
layak dari pengunjung2 seperti saya ini yang
masuk hanya untuk jeprat jepret dan " bermain air "
,terlebih disaat pandemi yang serba tidak tentu ini ,
karena tidak ada jaminan bahwa
sesuatu yang nampak sehat itu pasti bebas covid .. !
saya cukup puas berbincang dengan petugasnya
dan jeprat jepret cukup saya lakukan
didepan didepan gerbangnya saja .
tetapi entah karena petugas merasa " tidak enak "
atau apa , tiba2 saya diijinkan untuk masuk .
" untunglah " saya merasa dan sadar harus patuh
pada aturan dan tidak ada kata " kecuali "
hanya gara gara si petugas merasa " segan " !
justru saya ingin agar mereka juga tidak gampang2
menginjinkan pengunjung masuk hanya karena
kekerabatan , teman , tetangga , sungkan dll ,
maka saya menolak dan berterima kasih .
sungguh aturan harus ditegakkan dan dipatuhi
dimanapun dan terhadap siapapun ,
kalau kita masih ingin menjadi negara yang maju
seperti China , Korea dll yang bisa sehebat sekarang
antara lain karena adanya
Sikap Disiplin masyarakatnya terhadap aturan2 yang ada .
saya tinggalkan Sumber Brantas tanpa rasa kecewa ,
justru saya bersyukur bahwa generasi milenial
yang ditugasi mengawal disitu ternyata ( masih )
cukup disiplin dan jangan pernah
" meracuni " mereka dengan " diplomasi " yang bisa
menggoyahkan kedisiplinan mereka !
( Writing & Photos : Titiek Hariati , Malang , 23 .07 .20 )
di Bumiaji , Batu , Malang ,
saya sempat bermain air di pusatnya sungai Brantas
atau Sumber Brantas yang berjarak sekitar 500 meter
dari pintu gerbang masuknya .
saking asyiknya
bermain air sampai lupa bahwa itu adalah sumber
yang harus dilindungi dan tidak boleh dikotori apapun
karena ia akan mengalir keseluruh urat nadi
kehidupan manusia , binatang dan tumbuhan
se Malang Raya bahkan hingga diluarnya .
penjaga saat itu juga santai2 saja membiarkan kami
" menyemplungkan " kaki dan merasakan sejuk
dan dinginnya mata air Brantas yang nampak
hening , bening dan " sakral " dan itu .
puas merasakan dinginnya mata air Brantas ,
kamipun berjalan jalan mengelilingi taman bunga
atau semacam Kebun Raya Mini yang ada disitu .
bermacam tumbuhan bahkan yang langka2 tumbuh
dan menjulang , menambah kesan ayem dan
sejuk disitu sekaligus " mistis "
saking sepi dan dinginnya hehehe ..
air bening seperti kristal yang mengalir dari sumber itu ,
bisa jadi sudah berubah coklat atau bahkan berbuih
dibeberapa bagian Malang Raya yang sudah sesak
polusi udara dan darat dan air .
terutama limbah industri yang menyesak paru paru .
sedih bahwa air sebening kaca di sumbernya ini
berubah menjadi air yang mengandung bahan bahan
kimiawi beracun ketika sampai di rumah2 penduduk ...
maka di saat pandemi ini ,
saya kembali ingin menikmati bersihnya air
dan sejuknya kebun Sumber Brantas .
tetapi ternyata harapan saya pupus ketika petugas
tidak lagi mengijinkan saya masuk apalagi
sampai bermain air seperti sekian tahun silam !
" maaf , saat ini pengunjung hanya boleh sampai
gerbang saja kecuali ada grup2 dari kampus atau sekolah2
untuk tujuan penelitian .. " .
sayapun makfum .
diam diam bahkan saya bersyukur bahwa pada akhirnya
Sumber Brantas ini mendapat perlindungan yang
layak dari pengunjung2 seperti saya ini yang
masuk hanya untuk jeprat jepret dan " bermain air "
,terlebih disaat pandemi yang serba tidak tentu ini ,
karena tidak ada jaminan bahwa
sesuatu yang nampak sehat itu pasti bebas covid .. !
saya cukup puas berbincang dengan petugasnya
dan jeprat jepret cukup saya lakukan
didepan didepan gerbangnya saja .
tetapi entah karena petugas merasa " tidak enak "
atau apa , tiba2 saya diijinkan untuk masuk .
" untunglah " saya merasa dan sadar harus patuh
pada aturan dan tidak ada kata " kecuali "
hanya gara gara si petugas merasa " segan " !
justru saya ingin agar mereka juga tidak gampang2
menginjinkan pengunjung masuk hanya karena
kekerabatan , teman , tetangga , sungkan dll ,
maka saya menolak dan berterima kasih .
sungguh aturan harus ditegakkan dan dipatuhi
dimanapun dan terhadap siapapun ,
kalau kita masih ingin menjadi negara yang maju
seperti China , Korea dll yang bisa sehebat sekarang
antara lain karena adanya
Sikap Disiplin masyarakatnya terhadap aturan2 yang ada .
saya tinggalkan Sumber Brantas tanpa rasa kecewa ,
justru saya bersyukur bahwa generasi milenial
yang ditugasi mengawal disitu ternyata ( masih )
cukup disiplin dan jangan pernah
" meracuni " mereka dengan " diplomasi " yang bisa
menggoyahkan kedisiplinan mereka !
( Writing & Photos : Titiek Hariati , Malang , 23 .07 .20 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar