masih dalam debat hangat antara dimulainya
kembali aktivitas sekolah bagi
pelajar pelajar
ditanah air atau masih harus diperpanjang lagi
masa PSBB dan atau Transisi nya .
saya yang kebetulan sudah " tidak punya " lagi
anak anak usia sekolah dirumah
( karena anak anak kebetulan sudah jadi
" orang kantoran " semua hehehe .. ) ,
merasa ikut prihatin bahwa anak anak sekolah ini
sudah pasti " menderita " kejenuhan luar biasa
ber bulan bulan diam dirumah !
masalah mengalihkan kejenuhan anak anak mereka
lewat berbagai fasilitas teknologi digital sehingga
anak anak masih merasakan dunia luar lewat internet .
adapun yang tidak mampu bahkan HP androidpun
tidak pernah kenal apalagi punya ,
mereka menjadi seolah " terasing dan terisolir "
dari sekolah ataupun teman temannya yang
ber HP android .
erpencil maupun dikota kota besar
yang tidak memiliki
fasilitas untuk belajar lewat internet ,
menjadi semakin tertinggal .
hanya perhatian guru gurunyalah yang membuat
mereka masih bersemangat karena beberapa
sekolah membuka sekolah untuk segelintir murid
yang tidak bisa ber internetan .
saya yakin Mendikbud yang lulusan Harvard itu
pasti juga sudah mengetahui problem ini , hanya saja
mungkin untuk menjangkau jutaan anak anak
yang bernasib kurang beruntung
ini masih memerlukan waktu .
sekaligus hikmah bahwa banyak orang yang
akhirnya merasa "dipaksa " untuk
berkreasi dan berinovasi mengatasi kesulitannya !
perusahaan dipecat dan dirumah ia menjelma
menjadi penjual gorengan atau pangsit ,
atau bahkan seorang GM hotel berubah menjadi
penjual ikan segar ?
tidak seorangpun mneyangka bahwa mereka
satu saat " menjelma " menjadi
manusia manusia baru dalam profesi dan
keahliannya , tetapi itulah hidup yang penuh
dengan bermacam kemungkinan !
kembali kemasalah anak sekolah ,
minggu minggu ini penuh dengan tarik ulur antara
pihak sekolah, orangtua dan
kementerian pendidikan dan juga kesehatan
minggu minggu ini penuh dengan tarik ulur antara
pihak sekolah, orangtua dan
kementerian pendidikan dan juga kesehatan
mengenai akan dibukanya kembali
sekolah sekolah
sekolah sekolah
" normal / manual " dalam waktu dekat .
selain masih merebaknya covid 19 ,
juga dibeberapa Zona Merah terutama di Jatim
nampaknya masih sangat riskan mengijinkan
anak anak bersekolah lagi karena sifat khas alami
anak anak yaitu " bermain dan berkerumun "
yang sulit dikendalikan .
tetapi apa yang saya amati justru lebih
memprihatinkan , yaitu dimana mana saya temukan
kerumunan2 anak yang sedang asyik bermain .
mulai ber ramai2 menerbangkan layang layang ,
bersepeda , bermain bola , belajar bersama
tanpa jarak dll dll .
juga pengetrapan protokol hampir selalu
saya temukan pelanggar2nya mulai yang
tidak bermasker, tidak adanya fasilitas cuci tangan ,
dll yang memprihatinkan .
disisi lain mungkin orangtua mereka juga
makin sulit menahan anak2nya ber bulan2
dirumah tanpa teman dan aktivitas sosial
diluar rumah .
kalau sekolah dibuka kembali dengan
pengawasan ketat baik tentang protokolnya
maupun jam jam sekolahnya .
misal jam sekolah dipadatkan tanpa istirahat ,
selama sekitar 4 jam saja ,
digilir Kelas Pagi Dan Kelas Siang agar
tidak ada kerumunan .
kemudian diberikan tugas2 rumah untuk
menyibukkan mereka hingga masuk kembali
pada hari berikutnya .
manakah yang lebih berbahaya , membiarkan
mereka bermain bebas tanpa pengawasan
diluar rumah atau masuk sekolah dengan
pengawasan ketat ?
tetapi hanya bisa ikut khawatir dan prihatin
terhadap anak anak sekolah yang bebas
berkeliaran diluar rumah tanpa pengawasan
dan tidak ada jaminan bahwa mereka
atau adik atau keponakan atau bahkan
cucu usia sekolah ?
atau mungkin pembaca mempunyai pendapat
lain tentang ini ?
silahkan tulis dikolom komen ya ..
( Titiek Hariati , Malang , 24 .07 .20 )
gambar2 dari google
( Titiek Hariati , Malang , 24 .07 .20 )
gambar2 dari google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar