( artikel ke 1219 )
ibu mana didunia ini yang tidak ketar ketir
saat corona mengganas ternyata anak sulungnya
berpamitan mau ke Himalaya ?
" uedhannn ... " batin saya .
dengan mengerahkan seluruh keahlian lobbying saya ,
saya berharap rencana gila itu dia batalkan .
tapi kunjungan kedua nya dalam 3 tahun ke Himalaya
( yang pertama tahun 2018 ) kali ini nampaknya
sudah 99% matang alias tidak ada jalan mundur !
" tenang mama .. doakan saja " katanya menghibur .
gileee .. mana bisa tenang ??
cuti dua minggu dari kantor akan dimanfaatkannya
untuk ke Nepal dengan sekitar 15 orang
teman " gunung " nya !
dia tahu saya jengkel bahkan nyaris marah ,
meski saya sadar bahwa itu percuma . seorang kerabat berkomentar :
" wes mbak percuma , dia itu dalam DNA nya
sudah pleg ayahnya , maklum anaknya wong bule ,
ya doakan sajalah hehehe ... " ..saya tersenyum kecut ..
diam2 saya membayangkan andai saja ayahnya ada
dan mendampinginya , barangkali mereka sudah
di Kilimanjaro ..
hari hari mengikuti perkembangan corona makin mengkhawatirkan karena akses masuk negara negara
tertentu makin terbatas dan Indonesia juga mulai
ancang ancang menutup pengunjung dari
negara2 terpapar ..
kekuatiran ini ditambah dengan
gurauan bungsu saya " ma , kalau dia kelewat lama di Himalaya , bisa2 nggak boleh masuk Indonesia ,
dikarantina embuh dinegara mana " .. waduh ..
rencana baliknya adalah tanggal 12 Maret 2020
setelah sekitar 10 hari disana disana .
saya Menghitung Hari ala KD , dan berharap mereka
masih bisa masuk Indonesia dan tidak harus di Siberu kan ..
sementara itu saya berkomunikasi terus dengan isterinya
yang bekerja disebuah RS Swasta Jakarta
sebagai dokter anak untuk mendapatkan berita2
" terbaru " dari Nepal .
" ma , mana mungkin dia mau mbatalin hal yang
paling disukainya " , begitu katanya dan saya hanya
bisa Pasrah ala Ermi Kulit ...
beberapa foto yang kemudian sempat muncul
di Insta dari Himalaya sedikit melegakan karena
nampaknya rombongan itu " baik baik saja " setidaknya !
saya kirim WA kecemasan
" segera balik jangan mampir2 , Indonesia makin gawat ,
salah2 kalian nanti dikarantina dinegara orang
atau di Siberu kan " ..
kecemasan ber hari2 berakhir ketika akhirnya rombongan
masih bisa mendarat di tanah air
tanpa di karantina !
lho ..apa tanpa karantina itu sudah menjamin ?
maka muncullah gelombang kecemasan kedua dihati saya .
" eh .. kamu jangan santai2 lho ..
apa kamu sedikit ada gejala batuk atau pilek
atau bahkan demam ?" ..
adiknya yang " jahil " menggoda saya
" ma , dia batuk2 lho ... " .. waduh ,
saya sewot dan minta supaya dia segera memeriksakan
diri ke RS Sulianti Saroso Jkt .
jawaban yang saya
terima malah menambah cemas
" ma, kalau mau tes ngga segampang itu ..
lagian aku ngga papa kok , capek aja .. " ..
maka pertanyaanku makin melimpah ruah
" apa kamu merasa lesu , letih , atau gimana ?
sudah kamu ukur temperaturmu ?
mestinya rombongan kalian dulu di karantina aja
dulu 14 hari biar lebih aman daripada pulang
tapi dirumah ada keluhan2 .. " .. dst ..
( khas seorang ibu yang dilanda kekhawatiran )
. ee .. saat saya sedang galau itu ternyata di DKI ada
himbauan untuk " merumahkan sementara " para
karyawan2 swasta guna mencegah penyebaran corona
yang di DKI angkanya cukup signifikan .
maka , cuti 14 harinya plus 14 hari karantina rumah
untuk semua karyawan se DKI , total menjadi 28 hari !
rasanya bulan Maret ini merupakan
bulan istirahat total !
tentu saja bukan untuk leyeh leyeh dirumah atau
cangkruk ngopi sambil HP an , tapi konon
" mending ngantor , sebab dirumah kerjaan lebih banyak
dan berat " . berat mungkin karena tidak adanya
komunikasi langsung kecuali via internet yang
untuk melobi tidak seampuh kalau berhadapan langsung .
dia yang biasanya tidak pernah didarat ,
alias terbang dari satu provinsi ke yang lain bahkan
lintas negara , kali ini harus duduk manis dirumah
dan saya tahu itu adalah sebuah " siksaan " hehehe ..
( bagaimanapun saya senang dia ada
" didarat dan dirumah " daripada melihatnya
di atas Himalaya saat saat corona )
naa .. apakah sekarang saya sudah tenang ?
kedua elang saya ada di Jakarta yang menjadi
asal muasal corona dan saat ini memiliki
grafik tertinggi
sebagai daerah terpapar se Indonesia ..
ternyata belum sepenuhnya tenang sebab berada diarea
Zona Merah masih berpotensi rawan .
plus satu hal lagi yaitu menantu saya bekerja di
RS rujukan covid19 sebagai salah satu dokter garda depan ..
maka , hanya satu tempat dimana saya bisa
lepaskan segala resah gelisah dimana hari hari
dirumah ini membuat saya semakin dekat dan sering
dengan tempat berwudhu dan sajadah ..
kepada siapa lagi dapat saya adukan semua kecemasan ini
karena hanya DIA yang dapat menenteramkan ..
Ya Allah , apabila memang masih Engkau bukakan
pintu pintu taubat bagi kami ,
segerakanlah corona ini sirna dari bumi kami ,
sesungguhnya
hanya Engkaulah Yang Maha Berkehendak ..
aamiin ..
( Writing by Titiek Hariati , 25 March 2020 )
Photos by : Allan A . Prodinger
" kepak sayapmu setinggi yang kamu inginkan ,
tetapi tundukkan hatimu serendah bumi ,
karena sesungguhnya ,
IA lah yang menaik dan turunkan kamu ,
maka ,
jangan pernah berpaling dariNYA "
ibu mana didunia ini yang tidak ketar ketir
saat corona mengganas ternyata anak sulungnya
berpamitan mau ke Himalaya ?
" uedhannn ... " batin saya .
dengan mengerahkan seluruh keahlian lobbying saya ,
saya berharap rencana gila itu dia batalkan .
tapi kunjungan kedua nya dalam 3 tahun ke Himalaya
( yang pertama tahun 2018 ) kali ini nampaknya
sudah 99% matang alias tidak ada jalan mundur !
" tenang mama .. doakan saja " katanya menghibur .
gileee .. mana bisa tenang ??
cuti dua minggu dari kantor akan dimanfaatkannya
untuk ke Nepal dengan sekitar 15 orang
teman " gunung " nya !
dia tahu saya jengkel bahkan nyaris marah ,
meski saya sadar bahwa itu percuma . seorang kerabat berkomentar :
sudah pleg ayahnya , maklum anaknya wong bule ,
ya doakan sajalah hehehe ... " ..saya tersenyum kecut ..
diam2 saya membayangkan andai saja ayahnya ada
dan mendampinginya , barangkali mereka sudah
di Kilimanjaro ..
tertentu makin terbatas dan Indonesia juga mulai
ancang ancang menutup pengunjung dari
negara2 terpapar ..
kekuatiran ini ditambah dengan
gurauan bungsu saya " ma , kalau dia kelewat lama di Himalaya , bisa2 nggak boleh masuk Indonesia ,
dikarantina embuh dinegara mana " .. waduh ..
rencana baliknya adalah tanggal 12 Maret 2020
setelah sekitar 10 hari disana disana .
saya Menghitung Hari ala KD , dan berharap mereka
masih bisa masuk Indonesia dan tidak harus di Siberu kan ..
sementara itu saya berkomunikasi terus dengan isterinya
yang bekerja disebuah RS Swasta Jakarta
sebagai dokter anak untuk mendapatkan berita2
" terbaru " dari Nepal .
" ma , mana mungkin dia mau mbatalin hal yang
paling disukainya " , begitu katanya dan saya hanya
bisa Pasrah ala Ermi Kulit ...
di Insta dari Himalaya sedikit melegakan karena
nampaknya rombongan itu " baik baik saja " setidaknya !
saya kirim WA kecemasan
" segera balik jangan mampir2 , Indonesia makin gawat ,
salah2 kalian nanti dikarantina dinegara orang
atau di Siberu kan " ..
kecemasan ber hari2 berakhir ketika akhirnya rombongan
masih bisa mendarat di tanah air
tanpa di karantina !
maka muncullah gelombang kecemasan kedua dihati saya .
" eh .. kamu jangan santai2 lho ..
apa kamu sedikit ada gejala batuk atau pilek
atau bahkan demam ?" ..
adiknya yang " jahil " menggoda saya
" ma , dia batuk2 lho ... " .. waduh ,
saya sewot dan minta supaya dia segera memeriksakan
diri ke RS Sulianti Saroso Jkt .
jawaban yang saya
terima malah menambah cemas
" ma, kalau mau tes ngga segampang itu ..
lagian aku ngga papa kok , capek aja .. " ..
maka pertanyaanku makin melimpah ruah
" apa kamu merasa lesu , letih , atau gimana ?
sudah kamu ukur temperaturmu ?
mestinya rombongan kalian dulu di karantina aja
dulu 14 hari biar lebih aman daripada pulang
tapi dirumah ada keluhan2 .. " .. dst ..
( khas seorang ibu yang dilanda kekhawatiran )
. ee .. saat saya sedang galau itu ternyata di DKI ada
himbauan untuk " merumahkan sementara " para
karyawan2 swasta guna mencegah penyebaran corona
yang di DKI angkanya cukup signifikan .
maka , cuti 14 harinya plus 14 hari karantina rumah
untuk semua karyawan se DKI , total menjadi 28 hari !
rasanya bulan Maret ini merupakan
bulan istirahat total !
tentu saja bukan untuk leyeh leyeh dirumah atau
cangkruk ngopi sambil HP an , tapi konon
" mending ngantor , sebab dirumah kerjaan lebih banyak
dan berat " . berat mungkin karena tidak adanya
komunikasi langsung kecuali via internet yang
untuk melobi tidak seampuh kalau berhadapan langsung .
dia yang biasanya tidak pernah didarat ,
alias terbang dari satu provinsi ke yang lain bahkan
lintas negara , kali ini harus duduk manis dirumah
dan saya tahu itu adalah sebuah " siksaan " hehehe ..
( bagaimanapun saya senang dia ada
" didarat dan dirumah " daripada melihatnya
di atas Himalaya saat saat corona )
naa .. apakah sekarang saya sudah tenang ?
kedua elang saya ada di Jakarta yang menjadi
asal muasal corona dan saat ini memiliki
grafik tertinggi
sebagai daerah terpapar se Indonesia ..
ternyata belum sepenuhnya tenang sebab berada diarea
Zona Merah masih berpotensi rawan .
plus satu hal lagi yaitu menantu saya bekerja di
RS rujukan covid19 sebagai salah satu dokter garda depan ..
maka , hanya satu tempat dimana saya bisa
lepaskan segala resah gelisah dimana hari hari
dirumah ini membuat saya semakin dekat dan sering
dengan tempat berwudhu dan sajadah ..
kepada siapa lagi dapat saya adukan semua kecemasan ini
karena hanya DIA yang dapat menenteramkan ..
Ya Allah , apabila memang masih Engkau bukakan
pintu pintu taubat bagi kami ,
segerakanlah corona ini sirna dari bumi kami ,
sesungguhnya
hanya Engkaulah Yang Maha Berkehendak ..
aamiin ..
( Writing by Titiek Hariati , 25 March 2020 )
Photos by : Allan A . Prodinger
" kepak sayapmu setinggi yang kamu inginkan ,
tetapi tundukkan hatimu serendah bumi ,
karena sesungguhnya ,
IA lah yang menaik dan turunkan kamu ,
maka ,
jangan pernah berpaling dariNYA "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar