" saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa kalau seluruh nusantara bertakluk dibawah kekuasaan negara " ( 1331 - 1364 ) ,
demikian antara lain isi Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Gajah Mada
dijaman Majapahit. sumpah ini sangatlah terkenal sehingga nama buah Palapa ini diabadikan dalam berbagai proyek penting negara seperti misalnya Satelit Palapa dll.
perjuangan dan pengabdian tanpa pamrih sang Mahapatih inilah yang disimbolkan dalam sebuah monumen yang terletak dihalaman samping dari komplek militer Kodam V Brawijaya di
jalan Surapati atau didepan Balai Kota Malang.
disebelah bawah dari patung profil Gajah Mada yang yang tampak tegar, tegas dan berwibawa itu lah bunyi sebagian Sumpah Palapa seperti diatas itu dituliskan.
tetapi saya memang tidak berniat memperpanjang penulisan Sumpah ini, karena menulis tentang Gajah Mada pastilah tidak sesederhana yang akan saya ' kisahkan ' disini yaitu tentang
riwayat sebuah rujak e.. warung rujak.
alkisah pada jaman dahulu kala , hiduplah seorang raja ( lhooo .. ini adalah gaya gaya penulisan jaman dulu yang sangat populer di buku buku sejarah anak SD ) , yang berjuluk Rujak Sawo .
ok , saya harus mulai serius ya , begini ceritanya :
duluuuu, di Malang ada sebuah warung rujak terkenal yang ada di Jalan Sawo.
ya sudah, orang kita memang terkenal tidak mau repot repot, jadi nama warungnya disamakan saja yaitu " Rujak Sawo " . saking terkenalnya, sampai sampai pada masa itu ada guyonan
" lek gak eroh Rujak Sawo tandane duduk wong asli Malang " hehe ..
dan dibelakang nama tersohor ini adalah Ibu Sis ( alm. ) yang menakodainya selama beberapa dekade. bak pepatah " buah jatuh tak jauh dari pohonnya " maka ketika ibu Sis wafat,
keahliannya sudah diwarisi oleh putri tunggalnya
( maksudnya satu2nya anak perempuan dari 5 bersaudara ) .
naaa ... putri inilah yang saat ini melanjutkan bendera Rujak Sawo meskipun telah meninggalkan lokasi aslinya . lha hubungannya dengan Sumpah Palapa tadi adalah karena lokasi
warung Rujak Sawo ini satu kompleks dengan kerajaan e ... dengan monumen
Mahapatih Gajah Mada .
sebuah lokasi yang luar biasa, bukan saja karena sejarah dari area Alun Alun Bunder atau Tugu ini, tetapi juga view nya dan lokasinya yang langsung berada di jantung kota Malang.
halaman samping dan persis di pojok dari komplek militer Kodam V Brawijaya ini amatlah strategis. kerindangan pohon pohon trembesi yang sudah sepuh sepuh diseputar Tugu
plus Balai Kota kemudian ada SMA Tugu dan Hotel Tugu, juga ada gedung DPRD dan keasrian taman bunga dikolam Tugu, semuanya terhidang gratis didepan mata sambil
menyantap rujak cingur wow ... !
tapiii, ada tapinya, memang suasana sudah berbeda dengan puluhan tahun lewat dimana saat itu area ini betul betul asri dan nyaman dengan sangat minimnya kendaraan bermotor.
saat ini memang suara brang breng brong cukup mengganggu.
tapi apalah artinya dibanding dengan Rujak Cingur dan Es Dawet yang merupakan Duo Dahsyat melawan polusi telinga dan paru paru ini !
putri ibu Sis inilah yang sangat beruntung memperoleh lokasi cantik untuk nama besar kedainya, dan masuk kehalaman sebelah dalam dari gerbang kedainya yang berjuluk " Cafe Bhaswara " ini
kita akan langsung disuguhi pemandangan menyejukkan.
payung2 dan kehijauan, seolah menambah rasa lapar hehe ..
kami mengobrol dalam bahasa Jawa " kromo inggil " yang maklum saja ini adalah Bahasa Sisa Sisa Laskar Pajang hehe, dimana generasi yang sekarang sudah sangat alergi dengan
yang beginian, dan sayapun merasa bersyukur masih ada teman berbincang
dalam bahasa ibu yang sebenarnya sangat dikagumi orang2 asing ini
( remaja masa kini lebih fasih dalam bahasa bule2, dan saya sungguh tidak menyalahkan siapa2 kecuali adalah ortunya ) ... !
angin semilir dibawah payung2 ini plus perut yang sudah terisi es dawet dan rujak membuat saya siat-siut dan bersiap siap mencari bantal, lhooo ...?
tetapi saya memang harus menempuh sekitar 8km menuju bantal, maka saya tinggalkan ibu yang masih cantik tadi dengan sebuah nostalgi bahwa
" sedemikian tidak terhentikannya Sang Waktu, padahal seolah olah baru kemarin saya yang kala itu masih remaja, mengantri rujak ibu Sis di Jalan Sawo " ....
buat yang bukan asli Malang, jejak jejak ibu Sis masih sangat kentara di kedai yang satu ini,
ayooo bawa temen2 yang banyakk ...... !
( th )
( photos by : th, Rujak Sawo, Malang, Jan. 2015 )
01. spanduk luar di pojok Jalan Surapati, malang
02. rujak sawo .... wow ...
03. nyesss ...
04. es dawet yang abadi ..
05. Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada
06. balai kota tertutup kehijauan terlihat dari warung
07. sejuk ..
08. Bhaswara Cafe
09. duo dahsyat
10 . penerus Ibu Sis, putri tunggalnya
11. hijau, hijau
12. balai kota Malang didepan warung
demikian antara lain isi Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Gajah Mada
dijaman Majapahit. sumpah ini sangatlah terkenal sehingga nama buah Palapa ini diabadikan dalam berbagai proyek penting negara seperti misalnya Satelit Palapa dll.
perjuangan dan pengabdian tanpa pamrih sang Mahapatih inilah yang disimbolkan dalam sebuah monumen yang terletak dihalaman samping dari komplek militer Kodam V Brawijaya di
jalan Surapati atau didepan Balai Kota Malang.
disebelah bawah dari patung profil Gajah Mada yang yang tampak tegar, tegas dan berwibawa itu lah bunyi sebagian Sumpah Palapa seperti diatas itu dituliskan.
tetapi saya memang tidak berniat memperpanjang penulisan Sumpah ini, karena menulis tentang Gajah Mada pastilah tidak sesederhana yang akan saya ' kisahkan ' disini yaitu tentang
riwayat sebuah rujak e.. warung rujak.
alkisah pada jaman dahulu kala , hiduplah seorang raja ( lhooo .. ini adalah gaya gaya penulisan jaman dulu yang sangat populer di buku buku sejarah anak SD ) , yang berjuluk Rujak Sawo .
ok , saya harus mulai serius ya , begini ceritanya :
duluuuu, di Malang ada sebuah warung rujak terkenal yang ada di Jalan Sawo.
ya sudah, orang kita memang terkenal tidak mau repot repot, jadi nama warungnya disamakan saja yaitu " Rujak Sawo " . saking terkenalnya, sampai sampai pada masa itu ada guyonan
" lek gak eroh Rujak Sawo tandane duduk wong asli Malang " hehe ..
dan dibelakang nama tersohor ini adalah Ibu Sis ( alm. ) yang menakodainya selama beberapa dekade. bak pepatah " buah jatuh tak jauh dari pohonnya " maka ketika ibu Sis wafat,
keahliannya sudah diwarisi oleh putri tunggalnya
( maksudnya satu2nya anak perempuan dari 5 bersaudara ) .
naaa ... putri inilah yang saat ini melanjutkan bendera Rujak Sawo meskipun telah meninggalkan lokasi aslinya . lha hubungannya dengan Sumpah Palapa tadi adalah karena lokasi
warung Rujak Sawo ini satu kompleks dengan kerajaan e ... dengan monumen
Mahapatih Gajah Mada .
sebuah lokasi yang luar biasa, bukan saja karena sejarah dari area Alun Alun Bunder atau Tugu ini, tetapi juga view nya dan lokasinya yang langsung berada di jantung kota Malang.
halaman samping dan persis di pojok dari komplek militer Kodam V Brawijaya ini amatlah strategis. kerindangan pohon pohon trembesi yang sudah sepuh sepuh diseputar Tugu
plus Balai Kota kemudian ada SMA Tugu dan Hotel Tugu, juga ada gedung DPRD dan keasrian taman bunga dikolam Tugu, semuanya terhidang gratis didepan mata sambil
menyantap rujak cingur wow ... !
tapiii, ada tapinya, memang suasana sudah berbeda dengan puluhan tahun lewat dimana saat itu area ini betul betul asri dan nyaman dengan sangat minimnya kendaraan bermotor.
saat ini memang suara brang breng brong cukup mengganggu.
tapi apalah artinya dibanding dengan Rujak Cingur dan Es Dawet yang merupakan Duo Dahsyat melawan polusi telinga dan paru paru ini !
putri ibu Sis inilah yang sangat beruntung memperoleh lokasi cantik untuk nama besar kedainya, dan masuk kehalaman sebelah dalam dari gerbang kedainya yang berjuluk " Cafe Bhaswara " ini
kita akan langsung disuguhi pemandangan menyejukkan.
payung2 dan kehijauan, seolah menambah rasa lapar hehe ..
kami mengobrol dalam bahasa Jawa " kromo inggil " yang maklum saja ini adalah Bahasa Sisa Sisa Laskar Pajang hehe, dimana generasi yang sekarang sudah sangat alergi dengan
yang beginian, dan sayapun merasa bersyukur masih ada teman berbincang
dalam bahasa ibu yang sebenarnya sangat dikagumi orang2 asing ini
( remaja masa kini lebih fasih dalam bahasa bule2, dan saya sungguh tidak menyalahkan siapa2 kecuali adalah ortunya ) ... !
tetapi saya memang harus menempuh sekitar 8km menuju bantal, maka saya tinggalkan ibu yang masih cantik tadi dengan sebuah nostalgi bahwa
ayooo bawa temen2 yang banyakk ...... !
( th )
( photos by : th, Rujak Sawo, Malang, Jan. 2015 )
01. spanduk luar di pojok Jalan Surapati, malang
02. rujak sawo .... wow ...
03. nyesss ...
04. es dawet yang abadi ..
05. Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada
06. balai kota tertutup kehijauan terlihat dari warung
07. sejuk ..
08. Bhaswara Cafe
09. duo dahsyat
10 . penerus Ibu Sis, putri tunggalnya
11. hijau, hijau
12. balai kota Malang didepan warung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar