Minggu, 18 Januari 2015










.. " Eksekusi Mati, Harga Mati "..
  
semalam, 6/ enam napi dalam kasus narkoba, telah rampung dieksekusi. dua wanita dan empat pria dan salah satunya  adalah WNI. " cukup lama " kita tidak mendengar tentang ini, dan baru pada pemerintahan Jokowi ini pelaksanaan hukuman mati terdengar lagi. 
pro kontra itu biasa, karena tidak ada sesuatupun didunia ini yang mampu memuaskan semua
 pihak. maka Indonesia seolah olah Terlahir Kembali dengan berbagai gebrakan lokal,
 nasional dan internasional setelah Tertidur Cukup Lama .
seperti halnya kasus kasus kriminal lain ditanah air misalnya pencurian ikan diperairan kita yang diikuti dengan Pembakaran atau Penenggelaman Kapal Kapal  dari para pencurinya
 tanpa memandang bendera negaranya.


 lalu model model penentuan harga BBM seperti saat ini, 
juga mengundang Angin Segar bahwa " para petinggi perminyakan " kita saat ini  ternyata cukup rajin hitung menghitung pengaruh harga minyak dunia terhadap minyak nasional. 
yang juga seru misalnya adanya peraturan2 baru didunia penerbangan kita meskipun ini harus
 " didahului " dengan sebuah kecelakaan pesawat yang seolah mengawali kesadaran para pemimpin negeri ini akan perlunya sebuah pengawasan ketat dari dunia penerbangan kita
  dari sedikit contoh contoh tadi akan timbul pertanyaan wajar " Lha ngapain aja sih sebetulnya  pemimpin2 negeri ini selama ini koq ngga pernah ada gebrakan Ini Itu ? " 
( jawabannya silahkan pembaca sendiri yang menuliskan )


kembali pada judul diatas,
 pasti pembaca yang mengalami terbang diatas negara negara tertentu seperti Singapura misalnya, sudah sering mendengar peringatan serius dan keras 
diatas pesawat yang masih akan mendarat di  sana yang kalau diringkas kira kira  begini terjemahannya 
" Perhatian, bagi para penumpang yang membawa barang barang terlarang diharap perhatiannya karena dapat dikenakan Hukuman Mati " . 
dan sungguh ini bukan basa basi.
naa , penentuan Mati Tidaknya tergantung pada besarnya kenekadan para pelaku sindikasi narkoba yang memakai resep untung untungan saat melewati pemeriksaan pabean dimana kalau kejelian petugas melebihi besarnya kenekadan itu maka yang terjadi adalah yang
 seperti semalam menimpa ke 6 napi itu.


 menghukum mati seseorang yang membawa 20kg heroin misalnya, dibanding dengan kerusakan fisik mental dan spiritual dari sekian puluh ribu penggunanya andai saja heroin itu lolos,
 adalah timpang alias hukuman mati itu sebenarnya ' masih ringan '. 
mereka yang menjadi jadi korban bisa saja anak anak, cucu cucu, kerabat, saudara, teman, tetangga, murid, tokoh tokoh idola kita sendiri dll . kerusakan yang ditimbulkannya 
sangatlah mengerikan dan pada beberapa kasus bahkan " unrepairable " alias
sudah tidak tertolong lagi.
kita sering di kejut kejutkan oleh selebritis yang diluar dugaan tidak tertampak dalam
 kesehariannya. berbagai latar belakang psikologis turut andil, misalnya :
 stres, depresi dll atau bahkan ada yang hanya sekedar Menjawab Rasa Penasaran tentang
 narkoba itu sendiri.
apapun alasannya, zat zat yang dalam istilah jawanya itu Kapok Lombok, sudah terlanjur meracuni darah dan pelan atau lambat akan membuat kerusakan tubuh.
 penghancuran satu generasi bangsa melalui narkoba sangatlah potensial apabila kita semua tidak ikut menjaganya. apa susahnya menggerojok sebuah bangsa lewat narkoba yang bahkan diberikan secara gratis, agar bangsa ybs hancur lebur pada satu garis generasinya yang 
masih berusia produktif ? 
foto foto dihalaman ini diambil dari sebuah blog ( " GaBohong " )
disitu diperlihatkan detik detik akhir pelaksanaan eksekusi mati di China pada tahun 2003 bulan Juni, terhadap 4 napi wanita dalam kasus narkoba. cukup lama ini dirahasiakan, 
sebelum akhirnya dipublikasikan. terjadinya di Pusat Penahanan Wanita no 1 di kota industri Wuhan, China Tengah. 
ke 4 napi itu adalah  Ma Qingxiu, Li Juhua, Dai Donggui, Dia Xiuling.
 menit menit menjelang eksekusi itu nampak mereka masih bersenda gurau dengan petugas lapas, disuapi makanan, berganti baju terakhir sesuai permintaan dan 
berjalan menuju halaman eksekusi. sangat dramatis dan mencekam. 
fotografer yang beruntung diberikan akses mengabadikan mereka ini pastinya bisa saja memenangkan hadiah penghargaan sebagai foto paling dramatis, tetapi mungkin bagi sebagian yang lain justru bisa dianggap kurang etis.
 demikianlah segala sesuatunya memang memiliki dua sisi.
setuju tidak setuju dengan hukuman mati, satu hal yang nampaknya Harus Kita Setujui Bersama yaitu Bahaya daripada penggunaan narkoba bagi kesehatan Fisik , Mental dan  Spiritual .


pengawal kesehatan mental dan fisik keluarga adalah masing masing kita, dan jangan pernah menyalahkan anak anak yang terlibat narkoba karena sebenarnya itu merupakan
 indikasi dari kelalaian orangtuanya dalam memberikan perhatian yang cukup secara psikologis kepada anak anaknya dan bukan perhatian secara materiil semata.
anak anak adalah teman dan sahabat, dan bukan tempat dimana ortu dapat meng indoktrinasi dan meng intimidasi mereka . sebagai teman dan sahabat, kita adalah pendengar2 terbaik bagi setiap permasalahan yang mereka hadapi disekolah, pergaulan dll. 
ini dapat menjadi salah satu perisai terhadap penggunaan narkoba dikalangan remaja disamping kedekatan kepadaNYA agar tidak ada peluang untuk hal hal yang kurang/ tidak bermanfaat disepanjang rentang kehidupan mereka.
naa .. siapkah kita menjadi teman dan sahabat anak anak kita ( kelak atau saat ini ) ?
 ( th )
 (  foto2 diambil dari "GABOHONG" blog, disebuah rumah tahanan wanita no 1 di kota industri Wuhan, Cina Tengah, pada bulan Juni 2003.
 sang fotografer mendapat akses untuk mengabadikan menit menit akhir sebelum 4 napi wanita menjalankan hukuman matinya dalam kasus narkoba.

01. menuju halaman penembakan dengan baju pilihannya berwarna hitam
02. dua napi wanita bersendagurau dengan petugas menjelang eksekusi 
03. memilih warna baju yang dipakai saat penembakan dirinya
04. hitam menjadi warna baju pilihannya
05. dipapah dua petugas menuju halaman eksekusi mati



Tidak ada komentar: