Di Kendur kan ? " ..
kejadiannya siang tadi sekitar jam 10 lebih,
Senin 18 Oktober 21 di Telkom Blimbing Malang .
saya sudah menyiapkan barcode di HP
karena kemarin saat masuk supermarket yang
baru dibuka di Dinoyo ,
Farmers Family Supermarket ,
sayapun harus men scan dipintu masuknya
demikian juga pada saat keluar .
saya senang karena dengan begitu saya merasa
aman dan nyaman karena saya tahu bahwa
seisi supermarket
pengunjungnya minimal sudah tervaksin dua kali .
nah .. siang tadi di kantor Telkom yang megah
di Blimbing ini , sesaat sebelum saya buka
applikasi pedulilindungi ,
saya kaget melihat betapa pengunjung kantor ini
ternyata " bludas bludus "
saja tanpa men scan barcode .
didepan saya , sekitar 6 -8 orang lebih yang masuk
setelah cuci tangan dan ukur suhu .
maka sayapun bertanya kepada petugas atau
satpam dipintu masuk kantor telkom
sebelah depan yang bertetangga dengan
masjid dan sekolah Sabilillah ini
" lho kok pengunjung2 tadi anda biarkan masuk
begitu saja tanpa men scan barcode
padahal disini kan ada banner untuk di scan ? " .
dengan santai satpan atau entah apa " jabatan " nya
( saya mencatat inisial namanya ) menjawab
" o .. silahkan kalau mau men scan ? "
saya kaget , kok gini ? saya menolak dan masih
mempertanyakan lagi soal
kebebasan orang2 yang sudah dia ijinkan masuk
tanpa men scan tadi . pada pertanyaan saya
yang kedua kali , dijawab santai
" disini memang diijinkan tanpa men scan
asalkan sudah cuci tangan dan suhu tubuh normal "
what ? " siapa yang membuat kebijakan ,
anda sendiri atau siapa ? " . petugas tersebut
menyebut sesuatu ( yang saya kurang jelas
yang dia maksud ) yang intinya adalah bahwa itu
adalah kebijakan dari pihak lain .
saya sesali hal ini sebab kalau supermarket saja
masih patuh prokes , mengapa Telkom yang notabene
adalah kantornya pemerintah
malah begitu kendurnya !
didalam hall tentu saja saya merasa sangat tidak
nyaman karena saya tahu banyak pengunjung
yang mungkin saja belum tervaksin bahkan
mungkin saja OTG .
rasanya hampir mustahil bahwa ini adalah
kebijakan dari ( pusat ) Telkom sendiri dan
saya pun tidak habis pikir kira2 dimana
" beratnya menjadi petugas yang harus mengawasi
pengunjung yang melakukan scanning ? "
ataukah petugasnya yang tidak mau
ribet atau bagaimana ?
memang data pandemi saat ini grafiknya terlihat
melandai bahkan seolah tiarap .
tetapi siapakah
yang dapat menjamin bahwa virus
sudah betul2 " minggat " dan sudah jenuh
dengan kita kita ? tidak ada jaminan!
mengapa mendahulukan euphoria dibanding kesehatan ? kalaupun sebagian pembaca menuduh saya paranoid ,
silahkan saja sebab masing2 kita berhak memilih
cara hidup yang sehat yang sesuai dengan
ukuran sehat masing masing .
jika ada yang suka dilayani penjual mamin tanpa
masker dan tanpa sarungtangan dan disaat yang sama
dia juga menerima dan memberikan
uang kembalian serta tidak mencuci tangannya
terlebih dahulu setelahnya ,
itu juga pilihan karena saya tidak sekebal anda
dalam urusan covid19 karenanya saya harus
menjaga diri baik baik .
dan kalaupun pembaca sudah melakukan kerumunan ,
ngruwel bahasa jermannya ,
serta reunian disana sini tanpa hambatan
dan gangguan kesehatan , maka syukurilah
karena berarti pembaca memang hebat !
sementara saya belum seberani anda ,
saya masih harus bermasker serta selalu membawa
handsanitizer dalam tas saya serta
sarungtangan untuk hal2 darurat plus sebotol
besar air dan sabun dalam gerobag saya
untuk ber jaga2 saja .
saya ingin meniru anda2 yang sudah hebat
karena berani " ngrumpel dan berkerumun disana sini "
tetapi keberanian itu belum muncul2
karenanya saya masih pilih2 tempat mana
yang patuh prokes dan tidak patuh seperti
Telkom diatas .
tetapi karena siang tadi saya tadi sudah terlanjur
masuk , urusan saya selesaikan dengan cepat dan
saya keluar dari hall Telkom setelah
komplain saya titipkan pada kastamer servis
yang melayani saya ( nama juga saya catat ) .
sangat tidak enak jika ada kastamer cerewet
seperti saya , apalagi jika petugas2nya sudah
abai prokes rasanya menghadapi kastamer seperti saya
pastilah menyebalkan !
sebaiknya banner untuk scanning itu disingkirkan
saja sebab itu hanyalah untuk basa basi ..!
( Titiek Hariati , Malang , 18 . 10 .21 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar