Jumat, 13 November 2015









.. " Freeport , Lukaku Masih Basah .. " ..

saat ini isu makelar proyek yang dikaitkan dengan Freeport sedang merebak . 
tiba tiba saya merasa seperti memiliki luka yang dikorek paksa dengan belati yang menyakitkan ! 
ketika tahun 2000 tim kecil dari perusahaan tempat saya bekerja ditugaskan ke Freeport , saya sudah menulis dengan " 1000 lombok " tentang proyek yang satu ini . betapa tidak sedih , marah , miris, pilu , kecewa , bahkan " mengamuk " ketika dengan
 mata kepala sendiri menyaksikan betapa Kekayaan Bumi Indonesia ini diperas , diperah , dikuras , dihabiskan didepan
 mata kita sendiri oleh bangsa asing !
tahun2000 itu saja bukit bukit yang kaya dengan bermacam hasil tambang itu disana sini sudah terlihat gundul dan " krowak krowak " karena dikikis setiap detiknya oleh mesin mesin pengeruk .
 lalu biji biji tambang yang berharga itu digelontorkan ke pipa pipa besar yang pada akhirnya terangkut ke kapal kapal menuju  ... Amerika ! 
kok " kebacut " keluh batin saya , 
mbok ya kita kita ini mampu mengolahnya sendiri , memenejnya sendiri , sehingga tidak ada kekayaan alam yang terkuras keluar negeri dan pengurasan ini diperhalus lewat kontrak kontrak " kerjasama " yang sebenarnya sangat merugikan Indonesia .
yang lebih menyedihkan lagi adalah bahwa kontrak kontrak itu seolah " tanpa akhir " karena senantiasa diakhiri dengan perpanjangan2 kontrak yang seolah tak berujung kecuali kalau kelak bumi Cendrawasih sudah kosong melompong kekayaan alamnya ! 
kemana para ahli kita , anak anak bangsa Indonesia yang pinter pinter itu ?
 mengapa kita lebih suka menjadi penonton daripada pemain dinegeri sendiri ? 
apakah kalau kerjasama yang merugikan ini dihentikan lantas kita bangsa Indonesia menjadi " diapa apakan " Amerika ?
 maka saat berada di Freeport itulah saya merasa sebagai seorang Indonesia yang amat sangat bodoh bahkan tolol bahwa kunjungan tim kami kesana seolah harus menyaksikan sebuah " presentasi kepandaian Amarika atas Indonesia " , aduhhhh ... ! 
kamera saya tidak berhenti jeprat jepret dan wajah wajah para insinyur kita dan staf staf asing Freeport seolah merupakan sebuah ironi dan saking " mangkel " nya beberapa foto sekembali di rumah saya robek2 ! 
entah bagaimana wajah Freeport saat ini sebab tahun 2000 itu saja area itu sudah sangat gundul .
 maka ketika isu Makelar Proyek saat ini marak dan pemerintah terlihat cukup serius menggarapnya , saya seolah mendapat perban di luka yang selama ini menganga meski  batin saya mengeluh :
 " lha koq baru sekarang to utak utiknya , tapi ya sudahlah daripada tidak sama sekali , sebab diantara yang tidak waras dalam memenej kerjasama dengan Freeport ini untunglah masih ada segelintir kecil yang waras dan bersedia bersakit sakit untuk 
mengungkap borok borok dibalik kontrak kontrak Freeport yang seolah tak berujung " ....
sebagai rakyat kecil yang hanya bisa nggrundel dan nulis disana sini , itupun kalau nggak kena gunting editor ,
 saya hanya bisa berharap bahwa isu pengungkapan makelar proyek ini tidak hanya " hangat2 tahi kambing " tapi benar benar akan
 dituntaskan hingga tas .. tas .. !
 dibodohi bangsa asing telah terjadi dimasa lampau , janganlah terulang lagi dalam bentuk apapun termasuk bentuk bentuk kerjasama 
yang sebenarnya merugikan Indonesia .
 tetapi yang lebih menyakitkan adalah dibodohi oleh bangsa sendiri , oleh segelintir maupun sekelompok orang bangsa sendiri , 
yang " menjual " kekayaan bangsanya demi segepok dolar !
 Freeport mungkin hanya salah satu diantara beberapa atau sekian banyak proyek asing lainnya ditanah air , maka bila nanti terungkap
siapa  " makelar makelar " nya , semoga saja akan disusul oleh proyek proyek lain yang selama ini juga " diperjual belikan " oleh segelintir atau sekelompok orang dari bangsa kita sendiri , siapapun mereka !
semoga .. ! 
( th )
  ( photos by : th , kecuali yang terbawah , Freeport , tahun 2000  )
01 . bumi cendrawasih yang cantik , saya foto dari dalam pesawat menuju Timika
02 . tim kecil dari perusahaan tempat saya bekerja , saya foto saat di Grassberg
03 . saya  ( pendek , kiri ) dan seorang rekan dalam kereta gantung menuju Grassberg dengan memakai perlengkapan standar keamanan proyek mulai sepatu , jaket , helm dan kacamata .

Tidak ada komentar: