Jumat, 12 Desember 2014







.. " Menteri2 yang suka bikin stres .. " ..
( 2006 vs 2013 )

teman yang mempunyai anak masih sekolah ( belum kuliah ) mengeluh bahwa
" saben ganti menteri mesti ganti aturane, sing dadi korban gak mek guru, murid, tapi yo wong tuwo sebab mesti onok ae biaya biaya ekstra sing kudu di tokno . anakku yo stres mbak, 
lha nek anak stres otomatis aku yo melok stres .... " , saya tidak berkomentar sebab
 saya ya sudah hafal ' tradisi ' ini dijaman anak anak sekolah dulu 
( meski secara tidak fair saya diam diam bersyukur bahwa anak anak saya sudah pada ' mentas ' hehe ... tapi tidak etis saya utarakan didepan teman yang sedang galau ini ).
 apalagi saya bahkan ndak ngerti bentuk keduanya ( 2006 dan 2013 ) itu bedanya dimana . dan untuk para gurunya kurikulum manakah yang lebih menyulitkan sebab dijaman serba digital ini jangan sampai ada keluhan guru yang berkaitan dengan pemanfaatan internet sebagai
 salah satu sumber bahan ajar .
konkritnya, para guru idealnya  tidak hanya sekedar memberi tugas muridnya untuk mengublek materi2 tertentu di internet tetapi guru juga harus lebih rajin browsing .
kontroversi kurikulum 2013 ini memang belum selesai meski menteri yang baru yaitu pak Baswedan mencoba melihatnya kasus per kasus alias tidak serta merta menghapus dan mengembalikan ke kurikulum 2006. tapi isu sudah kadung merebak dan pro kontra pun muncul,
 itu ya wajar saja.
yang tidak wajar dari kurikulum 2013 balik ke 2006 itu sebenarnya adalah Sudah Terlanjurnya Buku Buku Tercetak dan Terdistribusikan yang ini tentu saja mubazir sebab lalu ( dengan ringannya ) disarankan agar buku2 itu disimpan saja disekolah masing2. enak yoo ?
 mengelus dada itu sudah pasti meskipun saya ini awam soal soal beginian, tapi sepintas lintas bisa membayangkan betapa ruwetnya pada setiap pergantian  menteri yang melibatkan kepentingan sekian puluh juta anak didik ditanah air.
sebagai awam, saya cuma bisa berharap tok, lha mau apa kalau tidak berharap, yaitu bahwa antara menteri yang digantikan dan yang menggantikan MBOK YAO bersedia untuk sejenak dua jenak bertemu, berbincang, berdiskusi tentang bermacam hal yang menyangkut
 program2 lama, program2 yang sedang berjalan dan program2 yang akan datang/ masih direncanakan oleh menteri yang lama agar menteri yang baru dalam pengambilan keputusannya bisa lebih bijak.
 menteri yang baru biasanya memang dimana mana ingin memberikan Warna Baru yang memberikan kesan pada publik sebagai sesuatu yang lebih baik dari pendahulunya. tetapi inipun sebaiknya tidak harus menyulitkan banyak pihak.
pun menteri yang lama juga harus ikhlas dan rela andai penggantinya ' mengoreksi ' kebijakannya, dan melihatnya tidak sebagai koreksi pribadi melainkan demi kepentingan umum dan yang lebih besar lagi yaitu kepentingan negara dan bangsa.
jadi bagaimana akhir kisah kurikulum 2006 dan 2013 ini ? 
bila pilihan diserahkan pada masing masing sekolah, berarti ada Hak Pilih Sekolah, apapun yang dipilih dan dengan pertimbangan apapun . bak pedang mata dua,
setiap persoalan memiliki dua sisinya yang berbeda. 
 komentar yang setuju kurikulum 2013 misalnya : 
" lha kapan majune anak anak didik kita ini nek ngono2 ae, susah diajak maju, sedikit rumit
saja sudah protes padahal ini kan dibuat justru untuk meningkatkan kemampuan 
Problem Solving mereka sendiri  " .... 
naaa, simalakama? 
mungkin perlu adanya sebuah penelitian yang lebih mendalam tentang kedua jenis kurikulum ini sebelum diputuskan mana dan yang mana. lain halnya dengan soal potensi korupsi pada setiap perubahan kebijakan sebagaimana gambar dari demo demo dihalaman ini 
( saya ambil dari google ) . sebab  dikementerian yang manapun potensi korup akan selalu ditemukan. tinggal sekarang bergantung pada eksekutor2 dari sebuah kebijakan, 
apakah peluang mencuri uang negara dan rakyat akan dilakukan/tidak,sebab  korupsi juga sebuah pilihan, pilihan untuk hidup tenteram dengan uang halal atau hidup penuh waswas dan rasa khawatir karena takut ketahuan menilep uang rakyat.
naaa bapak2/ ibu menteri,
 semoga setiap kebijakan yang dibuat tidak makin menyusahkan rakyat tetapi memudahkan dan meningkatkan kecerdasan rakyat ( bukan membodohkan ).
 apapun kementeriannya.
sebagai rakyat kecil, ya hanya sesederhana ini harapan saya. 
( th )
( gambar2 dari google )

Tidak ada komentar: