seorang teman dengan bangga berkata pada saya
" wow, dia itu hebat lho, bener bener sebuah anugerah, bayangin, nggak pernah mengecewakan aku, bahkan aku ini dimatanya begitu sempurna dan aku dipujinya pada setiap hal yang aku lakukan ! " .
saat mengatakan itu, kami sedang makan di bakso GUN jalan kawi, malang, dan hampir saja sebuah pentol bakso menyekat tenggorokan saya gara gara kalimatnya yang
' bombastis ' ini . betapa tidak ?
" wow, dia itu hebat lho, bener bener sebuah anugerah, bayangin, nggak pernah mengecewakan aku, bahkan aku ini dimatanya begitu sempurna dan aku dipujinya pada setiap hal yang aku lakukan ! " .
saat mengatakan itu, kami sedang makan di bakso GUN jalan kawi, malang, dan hampir saja sebuah pentol bakso menyekat tenggorokan saya gara gara kalimatnya yang
' bombastis ' ini . betapa tidak ?
siapa tidak suka punya pasangan seperti kalimatnya itu? ayo kita rinci :
01. tidak pernah mengecewakan
02. dimatanya kita selalu tampak sempurna
03. selalu memuji apapun yang kita lakukan, lepas itu salah/ benar
ck ck ck .... mungkin ini betul betul yang disebut Cinta Buta ( asal jangan Kerbau Dicocok Hidung alias idiot hehe ... )
saya yakin sangat langka manusia seperti pasangannya itu dan sayapun " dhelek dhelek " membayangkan betapa beruntungnya teman tadi.
padahal dalam pengalaman pribadi saya sendiri sangat jauh dari cerita teman tadi,
contohnya begini :
contohnya begini :
" Du ( hanya ini ya yang saya jerman kan sebab kalau semuanya nanti saya dikritik sok sok an padahal " sumpah mati " memang kami tiap harinya ya begitu ngomongnya )
boleh saya berikan sedikit saran buat kamu ? "
" Sicher ! " jawab saya
" Kamu sangat manis dengan gaun ini, TAPI akan lebih manis lagi kalau kamu kenakan blazer diatasnya " ( dijaman itu masih musim ' youcansee ' hehe .. ) dan kecemburuan yang berbungkus pujian dikombinasi dengan kritikan tadi saya terima dengan sukarela,
sebab tujuannya adalah baik meskipun terselip maksud agar
' apa apa yang ada dibalik blazer itu hanya bisa dilihat oleh si pemegang SIM ' hehe ..
tapi disaat lain sayalah yang mengkritiknya begini misalnya :
sebab tujuannya adalah baik meskipun terselip maksud agar
' apa apa yang ada dibalik blazer itu hanya bisa dilihat oleh si pemegang SIM ' hehe ..
tapi disaat lain sayalah yang mengkritiknya begini misalnya :
" Du ( naa .. da du terus ya ) , apakah hari ini dikantormu ada pesta - lajang ? "
" Koq nanya gitu ? Apakah saya terlihat seperti pembolos kerja ? "
" Nggak, cuma aneh aja melihat kombinasi kemeja dan dasi kamu yang ' tubrukan ' dan
jadinya terlihat norak, tak biasanya "
" O ini hahaha .. aku pikir ini kan Jum'at, sesekali ngga formil dan kebetulan hari ini tidak ada meeting, haruskah saya menukarnya ? " ...
naaa ... contoh2 sederhana tadi sebenarnya cuma menunjukkan bahwa
Buat Saya Memuji Itu Ada Saat Dan Tempatnya sebab
dalam sebuah hubungan yang Sehat diperlukan Kejujuran !
saya sangat tidak sependapat bahwa
Sikap Memuji Secara Terus Menerus Itu Adalah Indikasi Dari Sebuah Rasa Cinta,
sebab disaat pasangan kita melakukan/ mengucapkan/ menginginkan sesuatu yang kurang tepat bahkan salah, sebagai orang terdekatnya kita justru harus berperan sebagai Pengingatnya atau Pengkoreksinya agar pasangan kita tidak membuat kesalahan atau kelalaian yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain.
memuji secara membabi buta hanya akan Menjerumuskan nya kedalam sebuah
" Taman Kanak Kanak " yang tidak akan pernah membuatnya dewasa dan mengenali batasan Benar/ Salah, Boleh/ Tak Boleh, Mustahil/ Muskil .
" Taman Kanak Kanak " yang tidak akan pernah membuatnya dewasa dan mengenali batasan Benar/ Salah, Boleh/ Tak Boleh, Mustahil/ Muskil .
contoh sederhana:
" aku pake jeans aja ke pertemuan nanti malem, emang ngga bole masuk kalu ngga
pake sesuai dress-code? "
jawaban pasangannya yang Selalu Memuji " ya udah, pake aja yang nyaman buat kamu, lagian kamu lebih terlihat masculin pake jeans "
( ketika malam itu semua tamu memperlihatkan keheranannya melihatnya muncul dengan jeans ditengah dress-code formal, ia malah tersenyum bangga bahwa mereka
' tak berdaya menolak jeansnya ' dan ' balita ' inipun merasa ' okay2' saja karenanya ! )
' tak berdaya menolak jeansnya ' dan ' balita ' inipun merasa ' okay2' saja karenanya ! )
bagaimana dengan pasangannya ? terpaksa harus menanggung beban malu karena dianggap sebagai pendamping yang tidak becus mengatur busana pasangannya.
apakah diantara pembaca ada yang ber tipe seperti ini dan siap untuk menerima akibat dari ulah pasangannya yang ' balita ' ?
karena sebagaimana falsafah balita bahwa
karena sebagaimana falsafah balita bahwa
' betapapun yang berulah dan bersalah adalah si balita, tetapi yang selalu lebih dipersalahkan adalah si dewasa ' . mau contoh lain ?
seorang balita nyelonong menyeberang jalan tanpa pengawasan dan mati tertubruk mobil yang pengemudinya tak pernah menduga ada balita yang menyeberang jalan
secara tiba tiba. tapi ternyata si pengemudinyalah yang justru dikenakan
hukuman penjara selama beberapa tahun.
secara tiba tiba. tapi ternyata si pengemudinyalah yang justru dikenakan
hukuman penjara selama beberapa tahun.
maka bila memang siap, Pujilah Selalu Pasangan Anda Baik Disaat Layak Maupun Tidak Untuk Dipuji, agar anda menjadi perisainya disaat 'balita' anda berbuat salah namun
tidak menyadari kesalahannya karena salahpun tetap mendapat pujian anda !
' balita ' : " Aku mau maen di kolam ya ! "
anda yang gila memuji : " Wow, bocah pinter, ya ayo, mainlah ! "
tiba2 ada suara plunggg ... blep blep blep ... si ' balita ' yang tak bisa renang tapi mabuk pujian ini ternyata sudah ambles didasar kolam .....
( th )
( gambar2 dari google )
tidak menyadari kesalahannya karena salahpun tetap mendapat pujian anda !
' balita ' : " Aku mau maen di kolam ya ! "
anda yang gila memuji : " Wow, bocah pinter, ya ayo, mainlah ! "
tiba2 ada suara plunggg ... blep blep blep ... si ' balita ' yang tak bisa renang tapi mabuk pujian ini ternyata sudah ambles didasar kolam .....
( th )
( gambar2 dari google )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar