gampang2 susah menggambarkan kehidupan seorang penulis .
kalau yang penulis ilmiah rasanya lebih
mudah digambarkan karena umumnya berlatar belakang
sebagai ilmuwan atau minimal punya pengalaman dibidang
yang ditulisnya meski pendidikannya mungkin tidak
setinggi ilmuwan bahkan kadang ada yang " tidak makan sekolah "
tetapi punya keilmuan dan pengalaman bidang tertentu
yang handal & mendapat pengakuan masyarakat .
lha yang " sulit " itu menggambarkan tentang penulis yang
beraliran bebas alias penulis penulis fiksi .
tapi ssstt , nanti dulu , tidak berarti penulis fiksi yang jago jago
" mengkhayal " ini nggak makan sekolahan lho !
banyak diantara mereka terutama yang asing ,
bergelar S3 atau profesor . lha ngapain orang2 pinter kok nulis
yang non-ilmiah ? tentu saja pertanyaan itu harus dikoreksi .
sebab dalam tulisan2nya yang meskipun itu bersumber pada imajinasi ,
tetap saja mereka mendasarkannya pada sesuatu yang ilmiah .
contoh adalah Star Trek yang dimunculkan dilayar lebar
dan serial TV yang sempat menjadi favorit dunia .
penulisnya yaitu Simon Pegg dan Doug Jung tidak sembarangan
mengarang tentang petualangan di antara
miliaran bintang ini . kalau ngawur ,
sudah pasti diprotes oleh yang makan sekolahan dibidang
astronomi maupun fisika ataupun para ahli di NASA .
atau JK Rowling dengan imajinasinya lewat buku maupun
filmnya yang sukses mendulang miliaran dolar
dimana dalam film terakhirnya Fantastic Beast :
The Crimes of Grindenwald penonton harus menahan nafas
dengan dahsyatnya visual effects yang seolah nyata !
maka , imajinasi memang sebuah anugerahNYA yang harus
dimanfaatkan untuk kemanusiaan lewat pesan yang
bisa ditangkap lewat mata atau telinga atau rasa .
tetapi benarkah tulisan2 yang terkesan " liar , vulgar , kriminal "
itu penggambaran dari watak si penulis ?
seorang penulis bisa saja melahirkan tokoh antagonis ,
atau suci bak malaikat , atau penipu , atau pecundang dll
yang tidak terbatas !
penulis itu mirip sutradara film atau drama atau teater ,
dimana dia bisa menuntun dan menuntut tokoh2 kisahnya
sesuai yang dia inginkan . maka kalau sebuah film
ternyata gagal menterjemahkan kemauan penulisnya dan
bukunya lebih sukses dari filmnya ,
mungkin imajinasi penonton yang sudah terlanjur
" termakan imajinasinya oleh bukunya " ,
kecewa dengan penggambaran dilayar lebar yang dianggapnya
tidak mampu memvisualkan imajinasi mereka,
ini salah satu ' resiko ' dari sebuah film yang sudah keduluan
oleh suksesnya sebuah buku yang bestseller !
genre tulisan fiksi juga macam2 .
ada genre roman , kriminal , horor dll . maka menjawab
pertanyaan diatas tentang karakter penulisnya yang dikaitkan
dengan genre nya , ada beberapa faktor yang menurut saya
mempengaruhi karya2 seorang penulis al :
01 ) latarbelakang keluarga dan pribadi
02 ) pengalaman yang diserapnya dari lingkungan
menyangkut pekerjaan , budaya , pergaulan dll
03 ) tahapan usia .
Agatha Christie misalnya , yang dikenal dengan genre thriller
atau detektif nya . pemakaian alat kejahatan dari tokoh2
kisah fiksinya kebanyakan adalah racun ,
yang pengetahuan ini diperolehnya saat dia masih bekerja
sebagai asisten disebuah perusahaan pharmasi .
juga ketika kehidupan perkawinannya yang pertama hancur ,
ia sempat " menghilang " beberapa waktu yang
mengakibatkan publik Inggris menuduh suaminya yang
memiliki WIL sebagai pembunuh Agatha .
dalam buku2 nya pengalaman pahit ini dimunculkannya lewat
tokoh2 cerita thriller yang berlatar belakang penyelewengan .
Agatha lewat tokoh fiksinya ia
" membunuh suaminya yang tidak setia " meski
dalam kehidupan nyata ia justru malah
" minggat " dari suaminya !
seorang psikolog mungkin menganalisanya sebagai
" pelepasan tekanan dan kemarahan " atas sebuah pengkhianatan
orang yang dicintainya, yang karena dituliskan dengan sepenuh
emosi maka kisah2nya menjadi sangat hidup sampai
pembaca terhanyut ! bentuk bentuk pelepasan tekanan ini bisa saja
macam macam . mulai yang normal yaitu memunculkan
tokoh sentralnya sebagai wanita pendendam atau
menjadi superwoman yang secara misterius ala Batman
yang menolong wanita2 yang tersakiti pasangannya
sebagaimana digambarkan dalam film
The Girl in the Spider's Web yang aslinya ditulis oleh
David Lagercrant .
jadi menghakimi seorang penulis yang tampak sangar bahkan
liar dalam tulisan2nya tidaklah cukup hanya permukaannya saja ,
tetapi harus diselami lebih dalam tentang
latar belakang kehidupan si penulis yang mungkin saja
tulisan2nya itu merupakan " teraphi " bagi tetek bengek
permasalahan yang tersimpan dibawah sadarnya
atau bisa saja itu hanya sekedar imajinasinya yang kaya
dan atau ia mendapatkan inspirasi dari pengalaman
orang lain dan banyak lagi faktornya .
nah ... siapkah pembaca menjadi hakim atau
menjadi orang yang bijak ?
itu memang hak pembaca .
( Titiek Hariati , Malang , Nopember 2018 )
kalau yang penulis ilmiah rasanya lebih
mudah digambarkan karena umumnya berlatar belakang
sebagai ilmuwan atau minimal punya pengalaman dibidang
yang ditulisnya meski pendidikannya mungkin tidak
setinggi ilmuwan bahkan kadang ada yang " tidak makan sekolah "
tetapi punya keilmuan dan pengalaman bidang tertentu
yang handal & mendapat pengakuan masyarakat .
lha yang " sulit " itu menggambarkan tentang penulis yang
beraliran bebas alias penulis penulis fiksi .
tapi ssstt , nanti dulu , tidak berarti penulis fiksi yang jago jago
" mengkhayal " ini nggak makan sekolahan lho !
banyak diantara mereka terutama yang asing ,
bergelar S3 atau profesor . lha ngapain orang2 pinter kok nulis
yang non-ilmiah ? tentu saja pertanyaan itu harus dikoreksi .
sebab dalam tulisan2nya yang meskipun itu bersumber pada imajinasi ,
tetap saja mereka mendasarkannya pada sesuatu yang ilmiah .
contoh adalah Star Trek yang dimunculkan dilayar lebar
dan serial TV yang sempat menjadi favorit dunia .
penulisnya yaitu Simon Pegg dan Doug Jung tidak sembarangan
mengarang tentang petualangan di antara
miliaran bintang ini . kalau ngawur ,
sudah pasti diprotes oleh yang makan sekolahan dibidang
astronomi maupun fisika ataupun para ahli di NASA .
atau JK Rowling dengan imajinasinya lewat buku maupun
filmnya yang sukses mendulang miliaran dolar
dimana dalam film terakhirnya Fantastic Beast :
The Crimes of Grindenwald penonton harus menahan nafas
dengan dahsyatnya visual effects yang seolah nyata !
maka , imajinasi memang sebuah anugerahNYA yang harus
dimanfaatkan untuk kemanusiaan lewat pesan yang
bisa ditangkap lewat mata atau telinga atau rasa .
tetapi benarkah tulisan2 yang terkesan " liar , vulgar , kriminal "
itu penggambaran dari watak si penulis ?
seorang penulis bisa saja melahirkan tokoh antagonis ,
atau suci bak malaikat , atau penipu , atau pecundang dll
yang tidak terbatas !
penulis itu mirip sutradara film atau drama atau teater ,
dimana dia bisa menuntun dan menuntut tokoh2 kisahnya
sesuai yang dia inginkan . maka kalau sebuah film
ternyata gagal menterjemahkan kemauan penulisnya dan
bukunya lebih sukses dari filmnya ,
mungkin imajinasi penonton yang sudah terlanjur
" termakan imajinasinya oleh bukunya " ,
kecewa dengan penggambaran dilayar lebar yang dianggapnya
tidak mampu memvisualkan imajinasi mereka,
ini salah satu ' resiko ' dari sebuah film yang sudah keduluan
oleh suksesnya sebuah buku yang bestseller !
ada genre roman , kriminal , horor dll . maka menjawab
pertanyaan diatas tentang karakter penulisnya yang dikaitkan
dengan genre nya , ada beberapa faktor yang menurut saya
mempengaruhi karya2 seorang penulis al :
01 ) latarbelakang keluarga dan pribadi
02 ) pengalaman yang diserapnya dari lingkungan
menyangkut pekerjaan , budaya , pergaulan dll
03 ) tahapan usia .
Agatha Christie misalnya , yang dikenal dengan genre thriller
atau detektif nya . pemakaian alat kejahatan dari tokoh2
kisah fiksinya kebanyakan adalah racun ,
yang pengetahuan ini diperolehnya saat dia masih bekerja
sebagai asisten disebuah perusahaan pharmasi .
juga ketika kehidupan perkawinannya yang pertama hancur ,
ia sempat " menghilang " beberapa waktu yang
mengakibatkan publik Inggris menuduh suaminya yang
memiliki WIL sebagai pembunuh Agatha .
dalam buku2 nya pengalaman pahit ini dimunculkannya lewat
tokoh2 cerita thriller yang berlatar belakang penyelewengan .
Agatha lewat tokoh fiksinya ia
" membunuh suaminya yang tidak setia " meski
dalam kehidupan nyata ia justru malah
" minggat " dari suaminya !
seorang psikolog mungkin menganalisanya sebagai
" pelepasan tekanan dan kemarahan " atas sebuah pengkhianatan
orang yang dicintainya, yang karena dituliskan dengan sepenuh
emosi maka kisah2nya menjadi sangat hidup sampai
pembaca terhanyut ! bentuk bentuk pelepasan tekanan ini bisa saja
macam macam . mulai yang normal yaitu memunculkan
tokoh sentralnya sebagai wanita pendendam atau
menjadi superwoman yang secara misterius ala Batman
yang menolong wanita2 yang tersakiti pasangannya
sebagaimana digambarkan dalam film
The Girl in the Spider's Web yang aslinya ditulis oleh
David Lagercrant .
liar dalam tulisan2nya tidaklah cukup hanya permukaannya saja ,
tetapi harus diselami lebih dalam tentang
latar belakang kehidupan si penulis yang mungkin saja
tulisan2nya itu merupakan " teraphi " bagi tetek bengek
permasalahan yang tersimpan dibawah sadarnya
atau bisa saja itu hanya sekedar imajinasinya yang kaya
dan atau ia mendapatkan inspirasi dari pengalaman
orang lain dan banyak lagi faktornya .
nah ... siapkah pembaca menjadi hakim atau
menjadi orang yang bijak ?
itu memang hak pembaca .
( Titiek Hariati , Malang , Nopember 2018 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar