Minggu, 07 Januari 2018







Photos by : Titiek Hariati

01 . elizabeth street , arcade
02 . great ocean
03 . brunetti cafe , clasic
04 . an afternoon
05 . great ocean's cave
06 . great ocean's rocks
07 . beautiful old building
08 . flinder street

 .. " Melbourne , Melbourne " ..
( 01 of 30 )

 hampir 1,5 tahun ( ! ) saya " menelantarkan " tulisan tentang perjalanan
 saya ke Australia pada Juli sampai Agustus 2016 yang lalu dan
baru saat ini betul betul saya ingin merampungkannya . 
beberapa alasan sudah saya siapkan , 
antara lain waktu yang dibutuhkan untuk pengeditan foto fotonya yang ratusan itu , yang kedua adalah tetek bengek kesibukan yang remeh remeh tapi menjauhkan saya dari mengetik penulisan ini . 
karena sudah " kadung " kelamaan dalam ingatan ,
 maka untuk 
tidak kehilangan detil detilnya , terpaksa saya membaginya
 dalam 30 / tiga puluh sekuel supaya 
tidak kehilangan " ruh " nya Melbourne !
tentu saja akan saya mulai dari rumah sebagai 
base - camp perjalanan ini . 
( Photos by : Titiek Hariati )
09 . KL Airport ( 01 )
10 . the wings ..
11 . KL Airport ( 02 )
12 . KL Airport ( 03 )
13 . KL Airport ( 04 )
14 . KL Airport ( 05 )
15 . warning in KL Airport : ZIKA ! ( 06 )
16 . berbagai bangsa " ngglethak " 
rame rame di bandara KL ( 07 )
 17. self check-in ( 08 )
18 . lunch @ KL Airport ( 09 )
19 . otw to the airplane ( 10 )

  .. " Melbourne , Melbourne " ..
( 02 of 30 )
 ( Backpacker Amatir )
berawal dari sebuah reuni dengan ex kolega kantor di Yogya
 pada April 2015 ,
 kami " ngobrol kosong " tentang kemungkinan bertemu di
 Melbourne untuk sebuah " petualangan kecil " bersama ,
karena kami cukup lama tidak saling bertemu 
setelah pada tahun 1999 berpisah .
maka rencanapun mulai disusun dan kebetulan teman ini
 pernah beberapa tahun menetap di Melbourne sehingga kerinduannya 
 kepada " kampung halaman kedua " di benua kanguru
 akan dituntaskannya bersama saya .
tetapi kami sepakat tidak datang sebagai turis bintang lima ,
 melainkan lebih seperti " turis kelas singkong " sebab 
 kami tidak mengikuti program 
tour manapun alias " turwe " ( ngatur dewe ... hehehe .. )
ditengah persiapan , ternyata bermacam hal terjadi , 
mulai dari sakit hingga wafatnya ibunda tercinta dll ,
 sehingga baru pada Juli 2016
 seluruh persiapan rampung .
" mbak jangan ditunda lagi lho ya , nanti keburu visaku habis "
begitu bunyi WA dari Melbourne saat itu .
 hunting tiket murah secara online , 
saya mendapat tiket promo
 Surabaya - Kuala Lumpur - Melbourne - Kuala Lumpur - Surabaya .
laa .. kok " nggladrah " ke Kuala Lumpur dulu , apa ini ?
 mestinya dari Denpasar memang  sudah bisa langsung Melbourne .
namanya saja tiket promo , hitung hitung saya juga kangen
 melihat KL lagi ( terakhir 2014 ) , 
jadi dengan sukarela saya " belok " dulu ke KL ! 
ransel atau tas punggung saya hanya berisi yang penting2 saja
 sebab saya memakai resep
 "pacu" alias Pakai & Cuci hehehe .. 
yang terberat justru adalah kamera , laptop dan jaket tebal  .
 sepatu saya pakai casual saja dan oleh2 dari Malang
 sengaja saya pilih yang dalam kemasan kaleng mini . 
pokoknya saya siap Untuk Tidak Memberati Diri Sendiri dengan
 bawaan yang
 seminimalis mungkin . alat makeup ? hahaha ..
 saya tidak butuh banyak , hanya pelembab ,
 wes itu saja , lha wong seusia saya ini kalau macem2 malah
 mirip badut sirkus hihihi ..
berangkat menuju Juanda dan sambung ke KL , 
saya punya waktu sekitar 8/ delapan jam di KL sebelum terbang
 ke Melbourne . 
 cuaca lumayan cerah dan saya putuskan untuk tidak keluar
dari airport Kuala Lumpur sebab saya ingin mengeksplor hanya
 ke sekitar airport KL yang menjadi
 salah satu airport terbesar se  Asia Tenggara ini . 
bagasi tidak ada yang harus saya urusi , saya berkeliling 
hanya untuk jeprat jepret dan berakhir
 disebuah kedai untuk makan . masih tersisa 3 jam ,
maka saya ke area khusus untuk mereka yang menunggu pesawat
 sambil leyeh leyeh .
 disitu sudah ada sekitar 15 calon penumpang dari berbagai
 bangsa dan tujuan , ada yang tidur , leyeh leyeh , makan , ngobrol dll . 
saya buka2 lapotop untuk memindahkan foto2 sekaligus
 nyicil ngedit nya .
 check in dilakukan sendiri oleh calon penumpang ,
 jadi tidak perlu ngantri . o ya ..  
 mengingat Australia termasuk salah satu negara paling 
" njlimet " diurusan Visa dan pabean ,
maka sebaiknya hindari hal hal yang bisa menyulitkan ,
 seperti membawa oleh2 / makanan yang enak buat kita tapi
mungkin  mencurigakan buat mereka , 
contoh : bumbu pecel dll meskipun itu pesanan
 orang orang tercinta hehehe ..
 perjalanan ke Melbourne dari KL akan memakan waktu sekitar
 7 jam , jadi tinggal berdoa semoga kita mendapat teman
 sebelah kursi yang nyaman 
( tidak brisik , batuk dll hehehe .. ) . 
saya mengirim WA terakhir ke teman di Melbourne saat boarding ,
 supaya saat dijemput nanti
 tidak berselisih jam . setelahnya kontak terputus ..!
 doa saya terkabul, sebelah kursi saya adalah pasangan bule
 yang sepanjang perjalanan 
tenang dan percakapan seperlunya terasa menyenangkan . 
selamat tinggal Kuala Lumpur , 
sampai ketemu lagi saat pulang nanti ...!
ternyata pesawat saya ini termasuk Extra Long sesuai yang
 tertera di promonya , 
sehingga jumlah penumpangnya lebih banyak dan ( ini yang penting )
 ruang untuk kaki sedikit lebih panjang ( tidak sesek ) ,
 jadi lumayan he he he ....
selama perjalanan nyaman nyaman saja , 
masih kebagian menu Nasi Lemak yang menjadi kebanggaan 
Malaysia ( menurut saya sebetulnya lebih mirip Uduk )
dengan perbandingan waktu sekitar 4 jam dengan Melbourne ,
 pesawat mendarat pada
 petang hari waktu setempat . dan  oiiiii .... 
langsung disambut angin dingin yang lumayan keras yang
sesuai dengan pesan dari teman yang menjemput bahwa 
" ojo lali jaket dan syal " maka sayapun tidak terlalu kaget .
cipika cipiki , kami langsung menuju daerah Dockland
tempat saya bakal " mondok " selama 
di sana . dengan bis kota dan sambung trem akhirnya
 sampai di apartemen yang kebetulan balkonnya menghadap ke area 
 pelabuhandan salah 1 jembatan terbesar Melbourne .
 sebuah panorama cantik.
saya disambut makan malam I yang menghangatkan perut setelah
 tadi disambut angin kencang Melbourne , 
kentang dan ayam bumbu bule 
( maklum teman ini juga pernah lama melanglang dan 
hidup " diluar " , maka kami sepakat 
" makan yang praktis2 saja " supaya waktu bisa lebih dimanfaatkan 
untuk meng eksplore Melbourne dan tidak habis 
didapur saja hehehe .. )
( photos by : Titiek Hariati ) 

20 . apartemen yg saya tempati
21 . apartemen tampak depan
22 . breakfast di apartemen
23. atmosfer dijalanan ( 01 )
24 . atmosfer dijalanan ( 02 )
25 . atmosfer dijalanan ( 03 )
26 . atmosfer dijalanan yang nyaman ( 04 )
27 . menikmati angin ditaman
029. atmosfer dijalanan, kontras dengan Jakarta
yang Lautan Macet ( 05 )
30 . halaman Museum Pahlawan
31 . Elizabeth Arcade

  .. " Melbourne , Melbourne " 
Apartemen Untuk Siapa ?
( 03 of 30 )
 hari I saya sengaja khususkan hanya untuk memperoleh 
" ruh " dari Melbourne dengan cara
 " ngintir " alias " pergi tanpa tujuan dan mengikut saja
  kemana trem atau bus kota membawa saya " 
atau istilah gaulnya " let's go lost ! " . 
saya membeli tiket abonemen trem yang berlaku untuk
 beberapa hari atau beberapa tujuan supaya saya bebas 
naik turun tanpa mikir ongkosnya guna menangkap soul 
dari kota yang terpilih untuk 
yang ke 6X sebagai Kota Ternyaman Dunia ini . 
kesan saya tentang kota Melbourne selintas pintas pada hari I ini 
Tidak Padat / Ruwet / Macet , Berangin 
( setidaknya pada saat saya disana ) , 
transpotasi lancar dan nyaman baik dengan bis kota ,
 trem jadul maupun
 yang modern sejenis MRT dan taxi , jumlah motor yang nyaris bisa 
dihitung jari dan itupun dengan CC gede sekelas 
Ducati , HD dll , penduduknya multinasional 
( meski yang lebih sering saya jumpai adalah bangsa India ) .
Melbourne dengan jumlah penduduk yang nyaris hanya 1/4 Jakarta ,
 memiliki banyak bangunan apartemen yang besar2 dan modern yang tentu 
 menimbulkan pertanyaan " siapa penghuninya " ?
apalagi Australia terkenal sulit dan njlimet 
bagi seseorang untuk masuk dan menetap serta bekerja di benua 
kanguru ini . beribu kota di Canberra , Australia atau Aussie 
ternyata hanya berpenduduk sekitar 24 jutaan saja atau kalau
 dibagi rata dengan luas daratannya maka 1 penduduk menempati 
sekitar 3,2km  persegi !! 
sebuah perbandingan yang fantastis dibanding pulau Jawa 
yang" sumpeg " .... ! penghuni aslinya dikenal dengan 
nama Aborigin yang menjadi trademark hampir disetiap souvenir
 yang khas Australia seperti Bumerang , Patung patung , Lukisan dll . 
tapi karena saya tidak berniat menuliskan sejarah Aussie , 
stop disini ya dan balik ke petualangan kecil saya di Melbourne saja ya ..
bangunan2 lama yang sudah berabad berdiri sejak kedatangan bangsa 
Eropa di benua ini , tetap dilestarikan dan dilatar belakangnya 
berdiri bangunan2 modern pencakar langit . 
ini membuat saya sedih ingat bagaimana " brutalnya " kita ditanah air 
 menghancurkan bangunan2 bersejarah dan menggantikannya
dengan mall , ruko , perumahan , cafe dll
 yangbahkan  tidak bernilai sejarah ! 
trem2 listrik jadul disini juga dilestarikan sebagai daya tarik wisata , 
yang saya ingat di Malang semasa saya kecil dulu masih ada 
tetapi kemudian lenyap dan rel relnya pun diangkat ( diloakkan ?? )
 Melbourne kaya dengan museum2 , 
taman taman dan cafe cafe antik  disamping yang modern . 
maka kesan Melbourne sebagai paduan Klasik dan Modern memang 
tidak terbantah . 

32. Harbour Town Cafe dekat apartemen
33 . Waterfront Apartement , Dockland

.. " Melbourne , Melbourne "
 Kota 1001 Museum
( 04 of 30 ) 
salah satu ciri sebuah negeri atau kota yang sudah " matang "
 masyarakatnya adalah adanya museum museum . 
mengapa ? karena menurut pendapat saya ,
 semua perjalanan sejarah baik yang menyangkut sejarah budayanya , sosialnya , ekonominya , teknologinya dll itu layak 
didokumentasikan guna diketahui , dipelajari , diteladani dan
 dikembangkan oleh generasi generasi yang selanjutnya
 dari negeri atau bangsa atau kota tersebut . 
naa .. aktivitas pendokumentasian inilah yang dalam masyarakat kita 
belum membudaya , sehingga terkadang ada semacam
" rantai putus " dalam urutan perjalanan sebuah sejarah
 dibidang apapun . 
kebetulan Melbourne yang masyarakatnya multi budaya dan ras ini
 sudah memiliki kesadaran tinggi pada pentingnya
 pendokumentasian sesuatu hal ,
 maka sebagai pengunjung Melbourne kita tinggal memilih sejarah
 dibidang apa yang ingin kita ketahui .
 ada Museum Imigrasi , Museum Pos , Museum Aborigin , 
Museum Pahlawan dll yang secara lengkap dan detil menampilkan
 keping keping sejarah mereka dibidang masing masing .
 sengaja saya kosongkan sehari secara khusus menelusuri 
beberapa diantaranya . dan dibeberapa bagian bahkan sangat mirip
 dengan museum2 yang ada di Eropa sehingga
 sesaat saya merasa seolah berada di Eropa 
( tapi ya maklum kalau diingat bahwa penduduk pendatang 
yang pertama dibenua ini adalah para imigran Eropa yang
 saat itu bahkan dikenal sebagai " benua buangan para kriminal " 
 dengan alasan tertentu pada jamannya ) .
( Photos by : Titiek Hariati )
34 . lukisan2 koleksi Eropa di Melbourne Museum
35 . gedung pusat pameran & MICE
36 . kumpulan panci2 , Art Museum
37 . halaman sebuah gedung
38 . kain Peru di Art Museum
  
 .. " Melbourne , Melbourne " ..
Gelandangan ?
( 05 of 30 ) 
siapa bilang di Aussie tidak ada gelandangan ?
 bahkan ditanah airpun tidak seperti yang terlihat di Melbourne ! 
saya sempat " melongo " melihat betapa santainya beberapa 
" gelandangan " tidur santai di emper emper toko 
dipusat pusat belanja Melbourne .
 bukan hanya tidur , merekapun membuat tulisan agar terbaca
 oleh para pejalan kaki yang lewat yaitu :
" tolong .. bantu kami " !
 yang tampak bukan hanya sleeping - bag mereka dengan selimut dll 
tapi juga perbekalan lengkapnya sehingga betul betul
 mereka sangat " mengganggu pemandangan " ! 
saya tidak betah untuk tidak mencari tahu , dan ketika seorang
pramuniaga saya tanya tentang para gelandangan ini , dijawab :
" pemerintah memang mengijinkan mereka untuk 1-2 hari tinggal
 di emper emper toko meski tokonya masih 
dalam business-hour .
 mereka kadang datang dari jauh dan tidak mempunyai uang 
untuk bermalam di hotel .
setelah 1-2 hari " ngemper " mereka lalu melanjutkan kembali
perjalanannya ."
" memang ini adalah  sebuah kontradiksi dengan ketertiban dan
 kebersihan kota yang terjaga rapih ,
 tetapi mungkin ada keterlibatan isu HAM disitu sehingga
 terjadilah " boleh tapi dibatasi " begitulah .... "
diam diam saya " kagum " dengan gelandangan serupa ditanah air ,
 yang meskipun mereka ngemper tetapi setelah toko atau
 tempat ngempernya itu tutup dan esoknya mereka juga sudah
 tidak berada disana sebelum aktivitas disitu buka kembali .
padahal tidak ada aturan yang menentukannya .
( Photos by : Titiek Hariati )
39 . keranjang , selimut , dll didepan etalase
40 . yang ini parahhhh ....

 .. " Melbourne , Melbourne " ..
Hak Pejalan Kaki Atas Trotoar
( 06 of 30 )
ditanah air , sudah " dianggap biasa " kalau rumah ataupun toko
 atau ruko atau kantor dll yang berada ditepi jalan raya , 
secara " tanpa ijin " menyerobot wilayah pejalan kaki dan dijadikan
 seperti Hak nya Sendiri atau Seolah Itu Tanah Embahnya !
 parahnya , bahkan di perumahan2 elit ,
 area pejalan kaki itu dipageri sendiri sendiri sehingga pejalan kaki
 harus berjalan beriringan dengan mobil , motor dll Tanpa Protes !! 
ada lagi yang lebih " sakit " dan itu ada di Malang , 
yaitu area pejalan kaki itu " dimasukkan " dan " ditambahkan "
 pada bangunan rumahnya sehingga bangunan rumah
 atau toko atau kantornya menjadi lebih lebar karena " merampok "
 area pejalan kaki disepanjang rumah atau kantornya tadi !
 entah Pemkot melihatnya atau pura pura tidak melihat ,
 yang jelas praktek praktek seperti ini masih didiamkan dan dianggap
 " biasa " ! maka nasib pejalan kaki semakin lama semakin 
dekat dengan bahaya karena makin terdesak ketengah jalan raya 
yang penuh dengan kendaraan bermacam macam
 baik ukuran maupun kecepatannya !
 bahkan di Jakarta misalnya , area pejalan kaki ini dibuat lewat 
para pengendara motor yang tidak sabar dengan
 kemacetan dan ketika diingatkan mereka ngamuk2 menyerang
 yang mengingatkan. dunia sudah terbalik balik ,
 dimana ketidak benaran itu yang jadi trend !
 naa .. di  Melbourne ,
 para pejalan kaki dan pengendara sepeda pancal mendapatkan
 haknya secara penuh , bahkan bagi yang melanggar dan tidak memberikannya , akan terkena sanksi berat !
 saya melihat di banyak tempat tulisan " Area Pejalan Kaki " 
atau " Area Pengendara Sepeda " ( bukan motor lo ! ) 
 waa , kalau tulisan seperti ini ditanah air , 
saya hampir pasti banyak yang " No Reken " karena trotoar
 ditanah air kebanyakan difungsikan untuk yang lain seperti :
 menggelar dagangan , untuk lahan parkir , bahkan ditambahkan
 pada luas bangunan yang ada didekatnya seolah
 area pejalan kaki itu adalah wilayah pribadi !
kapan bisa seperti di Melbourne dll yang tertib itu ? 
mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk menghormati hak
 pengguna jalan kaki atas wilayahnya ,
sebab jalan itu memang BUKAN milik kita !
 ( Photos by : Titiek Hariati )
 41 . Area Utama Bagi Pejalan Kaki 
42 . tempat penyimpanan sepeda penghuni apartemen
43 . " Berkendaralah Sepeda Dengan Perlahan  "
.. " Melbourne , Melbourne " ..
3 L ( Lalulintas Lengang Lancar )
( 07 of 30 )
melihat lalulintas kota2 besar ditanah air 
termasuk Malang yang saat ini ruwetmumet ,
maka ketika saya melihat lalulintas Melbourne , 
rasanya seperti masuk planet lain .
yang sangat nyata adalah hampir tidak 
adanya motor ( ! ) kecuali yang gede gede seperti
 HD atau Ducati dan sekelasnya yang itupun 
hanya sesekali . lalu taxi taxi yang juga tidak
 " ngruwel " dan mobil mobil pribadi yang
 bisa dihitung , kecuali dipusat pusat kotanya dan itupun 
masih sangat teratur . mengapa ?
 apakah penduduk Melbourne tidak mampu beli
 mobil seperti di Indonesia yang rumah rumah kampung tanpa
 garasipun pada berlomba punya mobil 
yang akhirnya menyesakkan jalanan yang sempit 2 ?
 ternyata tidak , sebab rata rata mereka 
mampu untuk beli tetapi dengan 
Cara Berfikir Yang Lebih Efisien mereka
 lebih memilih naik transpotasi umum . 
bahkan trem2 listrik jadulpun masih dioperasikan bukan 
saja untuk atraksi turis tapi juga dimanfaatkan
 masyarakatnya secara optimal . 
MRT lancar jaya dan sangat jelas petunjuk2nya 
bahkan untuk sayayang belum pernah kesana , saya langsung
 bisa tahu kemana saya akan pergi atau berpindah kereta . 
 bus bus kota juga lancar , dan ongkos taxipun untuk
 ukuran saku Indonesia rasanya masih
 bisa dijangkau . sebagai contoh , dari tempat saya di Dockland
 ke bandara saat itu adalah 50 $Aus .
 meskipun jalan jalan terkesan lengang dan
 kendaraan hanya sesekali melintas , 
jangan coba coba langsung menyeberang seperti 
di Indonesia kalau tidak ingin kena penalty !
 maka tidak perlu " nggrundhel " kalau tempat yang
 akan dituju ada diseberang mata , 
tetapi harus muter dulu untuk sampai kesana hehehe .. 
Flinderstreet adalah pusat kota plus Stasiun Central , 
naa .. yang punya tujuan ke tempat2 tertentu , 
di stasiun ini tersedia lengkap informasi dll nya . 
buat yang punya rencana tinggal di Melbourne 3 , 5 , 7
 atau 30 hari dll tinggal memilih jenis tiket abonemen
 yang sesuai dengan lama tinggal kita
 dan program " kluyuran " nya agar efisien .
( Photos by : Titiek Hariati )
01 . menunggu trem datang ( 01 )
02 .ini termasuk yang " terpadat dan ruwet "
03 . menunggu trem datang ( 02 )
04 . Flinderstreet , Stasiun Pusat
05 . menunggu trem datang ( 03 )
06 . siap siap menyeberang ..
07 . trem jadul yang berfungsi masih bagus  
 Catatan : sambungan " Melbourne , Melbourne " 
(08 sd 30 )
 setelah yang ini , silahkan ikuti dibawahnya.












































  

 

Tidak ada komentar: