01 . cendela cafe yang romantis
02 . " sepanjang jalan kenangan " yang membelah St . Kilda
03 . brosur live music dimeja cafe tempat saya duduk
04 . pasir hitam
05 . pasir putih
06 . monumen di seberang pantai
07 . sudut lain St . Kilda
08 . cantik
09 . bersama teman dari Belanda
10 . " pos jaga " antik di St . Kilda
11 . dimana mana , selfie
12 . area bazar yang selalu ramai
13 . romantisme St . Kilda
Aku " nglangut " di St . Kilda
( 16 0f 30 )
berjarak sekitar 6km dari Melbourne ,
atau dengan naik trem no 605 dari stasiun ka pusat ,
Melbourne City , selama sekitar 53 menit , kita akan sudah sampai
di St . Kilda . dengan luasnya yang kurang sedikit dari 4HA , St . Kilda
merupakan tujuan wisata pantai , belanja , bazar dan bermain serta
berbagai festival sepanjang kalender tahunannya .
banyak yang bisa disaksikan di sana disamping
pantainya yaitu seperti play ground untuk anak anak ,
Luna Park dan
area bazar bahkan pada waktu waktu tertentu
St . Kilda menjadi pusat Festival Musik .
disitu juga cukup banyak tempat tempat untuk hangout yang
nyaman . ketika saya datang disana , memang matahari
belum begitu cerah karena udara masih berangin dan sedikit
mendung tetapi kecantikan St . Kilda tidak terkurangi karenanya .
bagi yang ingin menikmati St . Kilda lebih lama ,
bisa memukan hotel termahal hingga yang termurah untuk
para backpacker . St . Kilda juga terkenal dengan
banyaknya selebriti Australia yang bertempat tinggal disini .
menyusuri jembatannya yang panjang serta pantainya
yang berpasir putih bersih , saya sempat " ngglangut " alias
melamun andai saja saya punya tempat tinggal untuk
menulis novel di area yang cantik ini hehehe ...
( pantesnya yang berfantasi seperti ini Hemingway hehehe ... ) .
ada dua jenis pantai disini ,
satu yang berpasir hitam atau gelap dan berbatu batu gede .
dan yang lain yang ada diseberang jembatan panjang disitu ,
pantainya berpasir putih bersih .
apakah ini semacam pertemuan sungai dengan laut ,
saya tidak jelas .
puas menikmati keindahan area pantai dan ngopi sejenak disitu ,
saya berjalan kearah bazarnya yang sebagian besar
menjual barang barang handmade khas Aussie !
ada kerajinan Aborigin , ada kerajinan kulit , keramik , kayu ,
lukisan , gelas / kaca , dll sampai dengan mamin didalam food-trucks !
saya betah berlama lama disini sebab mengingatkan pada
bazar serupa ditanah air pada saat Car Free Day ,
atau Malang Tempo Doeloe dll .
memang saya tidak sempat mengelilingi keseluruhan tempat
tempat wisata di St. Kilda , tetapi setidaknya saya
sudah menangkap " ruh " nya yang khas !
St . Kilda adalah sebuah warisan budaya abad 18 dengan
berbagai tempat dan aktivitasnya yang melegenda dan saat ini
berbagai tempat dan aktivitasnya yang melegenda dan saat ini
dikemas sedemikian rupa dengan gaya kekinian tanpa
meninggalkan jejak jejak masa lampaunya .
cerdik .
cerdik .
( Photos by : Titiek Hariati , Kampung Grafiti Melbourne , 2016 )
01 . dalam proses menyulap area kumuh menjadi kampung grafiti
02 . sebagian yang sudah mulai bisa dinikmati
03 . seorang seniman grafiti sedang sibuk
04 . saya tenggelam dalam dinding grafiti
05 . area kumuh yang tersedia untuk di coreti
.. " Melbourne , Melbourne " ..
Mulai Mengijinkan Dicoreti
( 17 of 30 )
( Photos by : Titiek Hariati , Pengamen Melbourne , 2016 )
01 . Sound system lengkap
02 . Karouke jalanan
03 . Musisi Peru
.. " Melbourne , Melbourne " ..
Musik Internasional Dijalanan
( 18 of 30 )
01 . dalam proses menyulap area kumuh menjadi kampung grafiti
02 . sebagian yang sudah mulai bisa dinikmati
03 . seorang seniman grafiti sedang sibuk
04 . saya tenggelam dalam dinding grafiti
05 . area kumuh yang tersedia untuk di coreti
.. " Melbourne , Melbourne " ..
Mulai Mengijinkan Dicoreti
( 17 of 30 )
ternyata tidak mudah buat para seniman grafiti benua kanguru
ini untuk mengekspresikan karyanya lewat seni grafiti .
konon setelah melalui proses " uber uberan " karena
semula dianggap mengotori kota ,
saat ini agaknya aturan mulai melunak meskipun yang diijinkan
baru sebatas area area yang memang kumuh
dan tidak berpenghuni .
mungkin dengan dihias grafiti , area kumuh ini diharapkan
bisa lebih menarik bahkan bisa mengundang wisatawan .
ketika saya kebeberapa diantaranya ,
saya melihat memang belum sepenuhnya area area tersebut
dipenuhi seni grafiti . tetapi beberapa diantaranya
memang terlihat digarap serius meski sebagian
yang lain lebih terlihat sebagai " keisengan " saja
alias asal coret .
saya boleh bangga dengan kota Malang yang bahkan
sudah memberikan lampu hijau pada para seniman grafiti
yang akhir akhir ini makin eksis dibeberapa sudut kota Malang .
contoh yang bagus adalah di jembatan layang arah Arjosari
yang terlihat cantik dengan berbagai motif lukisan khas Malang
mulai batik , topeng , aremania dll .
kita tidak lagi dibuat jenuh melihat beton beton jembatan dll
dan terhibur disaat macet macet dengan lukisan2 cantik disitu
( saya tulis ini secara khusus beberapa bulan yl di blog ini ) .
maka pelarangan sebenarnya tidaklah efektif ,
yang diperlukan justru adalah pengarahan agar
kreatifitas berkembang dan menambah nilai plus untuk lingkungan .
agaknya Melbourne boleh mencontoh Malang hehehe ...
( Titiek Hariati )
01 . Sound system lengkap
02 . Karouke jalanan
03 . Musisi Peru
.. " Melbourne , Melbourne " ..
Musik Internasional Dijalanan
( 18 of 30 )
saat saya berjalan disebuah pusat perbelanjaan ,
saya tiba tiba dikejutkan oleh " Engelbert Humperdink " dengan
Release Me nya . saya mencari sumber suara yang
ternyata berasal dari seorang pria berusia sekitar 50an yang
sedang asyik melantunkan lagu lagu nostalgia abadi
dari tahun 70an . mengambil lokasi didepan pusat perbelanjaan ,
tentu saja kehadirannya menarik perhatian .
ternyata pria pengamen ini menawarkan daftar lagu ala karouke
dan setelah kita memilih lagu dan membayarnya maka
kita tinggal menikmati pesanan lagu kita .
musik pengiringnya adalah instrumentalia yang berasal dari
CD nya dan terdengar megah dari kejauhan seolah kita
sedang mendengar sebuah live show hehehe ...
ditempat lain saya menemukan juga pengamen yang berperangkat
lengkap dengan lagu lagu country nya .
dan disebuah pasar besar , saya melihat seorang musisi
dari Peru sedang ngamen dengan suguhan khas musik
negaranya yang mengingatkan pada lagu lagu
jaman Simon & Garfunkel .
Melbourne yang multi budaya ini memang kaya dengan
bermacam tontonan jalanan yang menarik .
saya tidak tahu apakah untuk mengamen juga harus punya
ijin kerja dinegara yang superketat aturan nya ini ?
( Photos by : Titiek Hariati ,
Pengemis Didepan Art Museum Melbourne , 2016 )
note : lanjutan .. " Melbourne , Melbourne " ..
( 19 of 30 )
ada dibawah tulisan ini .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar