Kamis, 06 Agustus 2015







.. " Ikan Tanpa Air " ..

menggelepar , sudah pasti , 
karena ikan bernafas dengan insang dan saat dikeluarkan dari habitatnya maka itu sama saja dengan membunuhnya . perumpamaan ini bisa dimaknai secara harafiah ,
 atau juga bisa secara kiasan bahwa seseorang
  " dipaksa " atau " memaksakan dirinya sendiri " untuk meninggalkan sesuatu hal atau sebuah lingkungan atau apapun itu yang sangat disukainya dan atau sangat sesuai dengan 
harapan , mimpi , bakat , hobi , ketrampilan , kemampuan , cita2nya ataupun tujuan hidupnya .
diambil contoh misalnya :
 seseorang dengan bakat menyanyi dan sudah mulai menapaki karir bermusiknya yang diperjuangkannya dengan susah payah tetapi tiba tiba dihalangi oleh orangtuanya
yang lebih menginginkan dia berkarir sesuai bidang studinya yakni 
politik yang itupun sebenarnya adalah 
bukan pilihannya sendiri . 
atau contoh lain :
seorang artis berbakat dan sedang menanjak namanya , dipaksa atau terpaksa harus meninggalkan panggung keartisannya karena harus mengikuti suami yang bertugas disebuah daerah atau 
negara yang tak memungkinkannya untuk 
melanjutkan karir artisnya disana.
 kedua contoh ini sudah pasti mampu mewakili sekian banyak kasus lainnya yang sejenis maupun hanya sedikit mirip, karena dalam hidup terkadang kita tidak selalu mendapatkan 
semua hal yang diinginkan dan sebaliknya , 
kita juga sering memperoleh hal hal yang sebenarnya  tidak kita inginkan .



mudah diucapkan, tapi bila kita sendiri yang mengalaminya , bagaimana sebaiknya ? 
" aku sudah sangat cocok di sini , mengapa harus dipindahkan atau pindah ? tidak dapatkah ditunda atau diubah agar aku tetap disini bersama semua hal yang aku sukai atau cintai ? " , 
mungkin begitu kira kira keluhan hati mereka yang harus meninggalkan semua hal yang disukainya yang itu bisa saja Hobi , Profesi , Lingkungan , dll .
sungguhkah hal ini  tidak bisa dihindari ?
  jawaban : Bisa dan Tidak .
dalam kasus tertentu mungkin saja  ada kompromis antara keduanya .
 misal dalam kasus si artis diatas , bisa saja keduanya berkompromi dengan melakukan pertemuan secara bergiliran yakni dua bulan si istri mendampingi suami dan
 dua bulan berikutnya ia
boleh menekuni karirnya yang berlokasi jauh dari suaminya .
 demikian seterusnya .
  tentu saja ini memerlukan toleransi yang besar mengingat keduanya memiliki bidang kerja yang sangat berbeda dan tidak dapat disatukan pada kota atau daerah yang sama.
tetapi dalam satu kasus lain yang dialami oleh teman saya sendiri , saya harus membuat perkecualian ketika satu saat sang istri mengeluh begini : 
" aduh mbak , gimana nih , saya diminta suami meninggalkan profesi saya dengan alasan yang menurut saya terlalu dicari cari , padahal saya tahu itu semata karena ia memang 
pecemburu dan selalu mencurigai profesi saya " ... 
perlu diketahui bahwa profesi teman ini adalah Sales Manajer disebuah perusahaan property yang terkadang mengharuskannya keluar kota beberapa hari untuk sesuatu tugas .
" suami selalu berdalih bahwa saya tak bekerjapun sudah serba cukup ,
 tetapi kebutuhan seseorang kan tidak semata duit to , 
saya mendapat kepuasan tersendiri dengan bekerja ini apalagi kalau  hasilnya melebihi target rasanya tak digajipun ngga masalah ...
 tapi kok sekarang diminta berhenti, padahal anak anak kami juga sudah pada kuliah di luar kota , saya tidak siap berdiam diri dirumah tanpa sesuatu aktivitas yang 
membuat saya lebih percaya diri " ....
saya tak dapat langsung menjawabnya karena bila benar adanya faktor " kecemburuan " yang mendasari keinginan suami untuk " mengeluarkan sang istri dari habitat yang disukainya " 
sudah pasti hanya mereka berdualah yang paling tahu tentang 
" Why , What , When , Where dan How " nya . 
sikap diam saya mengundangnya untuk melanjutkan curhatnya 
" kalau menuruti cemburu itu repot mbak , lha suami sendiri kalau sedang tugas keluar kota bahkan LN sampai beberapa hari bahkan minggu , apa ya saya tidak cenut cenut ? 
tapi saya kan tidak pernah meminta dia untuk berhenti atau beralih profesi ?
 ini semua kan hanya perlu Saling Percaya , Saling Mendukung dan Saling Bersikap Dewasa ? " ... saya dobbel diam . 
siapapun memang tidak akan pernah menyukai kehilangan hal hal yang disukainya termasuk profesi  namun hidup memang penuh misteri ,  
terkadang dibalik rasa kehilangan itu justru banyak mereka yang kemudian menemukan hikmah dan karuniaNYA secara tak terduga .


contoh dari teman lainnya yang mendapat Hikmah dari sebuah Kehilangan :
" saya sering mensyukuri situasi dimana saya tiba tiba harus menanggalkan profesi guru yang saya cintai karena wafatnya ayah dan saya harus menemani ibu di desa .
 disitulah saya belajar berwirausaha sebagai pengrajin meubel dari batang pohon kelapa hingga saya mampu menjadi eksportir seperti sekarang " .. 
sungguh , siapapun dapat mengalami nasib seperti ikan yang diangkat paksa dari air , namun ternyata tidak semuanya menggelepar dan mati , 
beberapa justru melakukan lompatan drastis untuk masuk ke genangan air lain yang bahkan akhirnya membuat hidupnya  lebih nyaman ..
wallahualam ..
( th )

 

( photos 01 ,02 , 03 taken from google , 
the 04th taken by myself  in Yogyakarta )











 

Tidak ada komentar: